Translate

Sabtu, 01 Oktober 2011

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PERCOBAAN KE 5 LAJU REAKSI


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Proses industri yang melibatkan adanya reaksi kimia memerlukan peranan ilmu kimia yang memberi dasar untuk mengatur agar suatu proses industri dapat menghasilkan bahan industri sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat-singkatnya. Disisi lain, terdapat reaksi kimia yang dikehendaki berjalan lambat, misalnya bagaimana agar buah tidak cepat membusuk, memperlambat proses pembusukan makanan dan bagaimana memperlambat perkaratan logam.
Masalah diatas adalah permasalahan bagaimana mempercepat suatu reaksi berlangsung dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Dalam ilmu kimia dikenal dengan nama laju reaksi yaitu cepat lambatnya suatu reaksi itu berlangsung atau perubahan konsentrasi pereaksi persatuan waktu. Untuk mempercepat laju reaksi, dalam ilmu kimia dikenal dengan adanya teori tumbukan yaitu mengenai percepatan tumbukan antar molekul, konsentrasi yaitu banyaknya kandungan zat. Luas permukaan yaitu berupa serbuk dengan penampang luas yang dapat mempercepat berlangsungnya reaksi, suhu yaitu semakin tinggi suhu maka semakin cepat pula reaksi berlangsung dan yang terakhir adalah katalisator yaitu zat yang dapat mempercepat suatu reaksi tanpa mengalami perubahan yang berarti dan tidak kekal.
      Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dalam perubahan laju reaksi. Sebagai contoh perubahan suhu dalam laju reaksi. Pada percobaan ini diselidiki apakah dengan bertambahnya suhu laju reaksi suatu campuran akan ikut meningkat atau sebaliknya begitu pula dengan bertambahnya konsentrasi.




1.2  Tujuan
     Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
     Mengetahui ketergantungan laju reaksi terhadap teori tumbukan
     Menentukan laju reaksi suatu reaksi kimia


























BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
           
Cepat lambatnya suatui reaksi berlangsung disebut laju reaksi. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi persatuan waktu. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol perliter, tetapi untuk reaksi fase gas satuan konsentrasi dapat diganti dengan satuan tekanan, seperti Atmosfer (atm), millimeter merkorium (mmHg) atau pascal (Pa). satuan waktu dapat detik, menit, jam, hari, bulan bahkan tahun bergantung pada reaksi itu berjalan cepat atau lambat. Dapat dirumuskan sebagai berikut.
Untuk mengukur laju reaksi, perlu menganalisis secara langsung maupun tak langsung banyaknya produk yang terbentuk atau banyaknya pereaksi yang tersisa setelah penggal-penggal waktu tertentu.
Reaksi kimia menyangkut perubahan dari suatu pereaksi (reaktan) menjadi hasil reaksi (produk), yang dinyatakan dalam persamaan reaksi:
Seperi halnya contoh diatas, maka laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah pereksi untuk setiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah hasil reaksi untuk setiap satuan waktu.
Ukuran jumlah zat dalam reaksi kimia umumnya dinyatakan sebagai konsentrasi molar atau molaritas (M). Dengan demikian maka laju reaksi menyatakan berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi zat hasil reaksi setiap satuan waktu. Satuan laju reaksi umumnya dinyatakan dalam satuan mol.dm-3.det-1 atau mol/Liter detik. Satuan mol dm-3 atau molaritas, merupakan satuan konsentrasi larutan.
Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan cara fisika atau kimia. Dengan cara fisika, penentuan konsentrasinya dilakukan secara tidak langsung yaitu berdasarkan sifat-sifat fisis campuran yang dipengaruhi oleh konsentrasi campuran, misalnya daya hantar listrik, tekanan (untuk reaksi gas). Adsorpsi cahaya dan lainnya. Penentuan secara kimia dilakukan dengan menghentikan reaksi secara tiba-tiba (reaksi dibekukan). Setelah selang waktu tertentu, kemudian konsentrasinya ditentukan dngan metode analisis kimia.
            Laju reaksi dapat ditentukan melalui percobaan yaitu dengan mengukur konsentrasi salah pereaksi atau salah satu produk. Dengan selang waktu tertentu selama reaksi berlangsung untuk reaksi yang berlangsung lambat, hal itu dapat dilakukan dengan mengeluarkan sampel dari campran reaksi lalu menganalisisnya. Misalnya reaksi hidrolisis etil asetat berikut in :

      CH3COOC2H5 + H2O                       CH3COOH + C2H5OH
      Etil asetat                                        Asam asetat      etanol

Reaksi itu berlangsung lambat sehingga konsentrasi asma asetat yang terbentuk dengan mudah dapat ditentukan dengan menggunakan suatu larutan basah. Cara yang lebih umum ialah menggunakan suatu alat yang dapat menunjukkan secara kontinyu salah satu perubahan fisis yang menyertai reaksi, misalnya untuk reaksi yang membebaskan gas, alat dirancang agar dapat mencatat volume gas yang terbentuk ; untuk reaksi yang diserati perubahan warna, alat dirancang agar dapat mengukur perubahan itensitas warna, untuk reaksi gas yang disertai perubahan jumlah mol, alat dirancang agar dapat mengukur perubahan tekanan gas.
Gambar diatas memperlihatkan bagan suatu alat yang dapat mengukur perubahan tekanan pada suatu reaksi gas, seperti penguraian dinitrogen pentaoksida membentuk nitrogen dioksida dan oksigen.
            2N2O5 (g)                                4NO2 (g)  + O2 (g)
reaksi itu disertai pertambahan jumlah mol gas, yang menyebabkan pertambahan tekanan, yang dapat dibaca pada manometer. Semakin banyak N2O5 yang terurai semakin besar tekanan. Bila reaksi dilangsungkan pada volume dan suhu tetap, maka pertambahan tekanan dapat dikaitkan dengan pertambahan jumlah mol. Dengan demikian laju penguraian N2O5 itu dapat ditentukan.
Dalam laju reaksi dikenal juga laju reaksi sesat, yaitu laju reaksi rata-rata yang dihitung dalam selang waktu yang berbeda-beda dan diperlukan perhitungan laju reaksi yang berlaku dalam setiap saat. Lajureaksi juga dapat ditentukan melalui cara grafik. Laju reaksi sesaat merupkan gradient dari kurva antara waktu dengan perubahan konsentrasi pada selang waktu tertentu. Oleh karena itu, terdapat suatu bilangan tetap yang merupakan angka faktor perkalian terhadap konsentrasi yang disebut sebagai tetapan laju reaksi (K). dengan demikian, laju reaksi sesaat secara umum dapat dinyatakan sebagai :
Laju reaksi ≈ K [Konsentrasi Zat]

FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

Konsentrasi
            Secara umum konsentrasi pereaksi akan mempengaruhi laju reaksi. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi adalah khas untuk setiap reaksi. Semakin tinggi konsentrasi berarti makin banyak molekul-molekul dalam setiap satuan luas ruangan, dengan demikian tumbukan antar molekul makin sering terjadi. Semakin banyak tumbukan yang terjadi berarti kemungkinan untuk menghasilkan tumbukan efektif semakin besar dan reaksi  berlangsung lebih cepat. Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan matematik yang dikenal dengan hukum laju reaksi atau persamaan  laju reaksi.
Luas Permukaan
Reaksi yang berlangsung dalam system homogen sangat berbeda dengan reaksi yang berlangsung dalam system heterogen. Pada reaksi yang homogen, campuran zatnya bercampur seluruhnya. Hal ini dapat mempercepat berlangsungnya reaksi kimia karena molekul-molekul ini dapat bersentuhan satu sama lainnya. Dalam system heterogen, reaksi hanya berlangsung pada bidang-bidang perbatasan dan pada bidang-bidang yang bersentuhan dari kedua fase.
Reaksi kimia dapat berlangsung jika molekul-molekul, atom-atom atau ion-ion dari zat-zat yang bereaksi terlebih dahulu bertumbukan. Makin halus suatu zat maka makin luas permukaannya sehingga makin besar kemungkinan bereaksi dan makin cepat reaksi itu berlangsung.
Temperatur
Harga tetapan laju reaksi (K) akan berubah bila suhunya berubah. Laju reaksi meningkat dengan naiknya suhu. Biasanya kenaikkan suhu sebesar 100C akan menyebabkan kenaikan laju reaksi dua atau tiga kali. Kenaikkan laju reaksi ini disebabkan dengan kenaikkan suhu akan menyebabkan makin cepatnya molekul-molekul pereaksi bergerak, sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya tabrakan antar molekul. Energi yang diperlukan untuk menghasilkan tabrakan yang efektif atau untuk menghasilkan suatu reaksi disebut energi pengaktifan kinetik.
Perumusan laju reaksi sebagai berikut:


 


                                                                              
Dimana:
Vt  =  laju reaksi akhir                                            t    =  suhu akhir
Vo =  laju reaksi awal                                             to   =  suhu awal
Katalisator
Beberapa reaksi kimia yang berlangsung lambat dapat dipercepat dengan menambahkan suatu zat kedalamnya, tetapi zat tersebut setelah reaksi selesai ternyata tidak berubah. Misalnya pada peruraian kalium klorat untuk menghasilkan gas oksigen.
Reaksi berlangsung pada suhu tinggi dan berjalan lambat, tetapi dengan penambahan kristal MnO2 kedalamnya ternyata reaksi akan dapat berlangsung dengan lebih cepat pada suhu yang lebih rendah. Setelah semua KClO3 terurai ternyata MnO2 masih tetap ada (tidak berubah). Dalam reaksi tersebut MnO2 disebut sebagai katalisator.
            Katalisator adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa dirinya mengalami perubahan yang kekal. Suatu katalisator mungkin akan terlibat dalam proses reaksi atau mengalami perubahan selama reaksi berlangsung, tetapi setelah reaksi itu selesai maka katalisator akan diperoleh kembali dalam jumlah yang sama. Katalisator mempercepat reaksi dengan cara mengubah jalannya reaksi. Jalur reaksi yang ditempuh tersebut mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah dari pada jalur reaksi yang biasa ditempuh. Jadi dapat dikatakan bahwa katalisator berperan dalam menurunkan energi aktivasi.
Tekanan gas
Jika tekanan gas diperbesar, maka volume gas itu diperkecil, sehingga letak partikel makin berdekatan dan makin mudah bertumbukkan. Jadi, makin besar tekanan gas maka makin  cepat reaksinya.
Teori tumbukan
Pengaruh dari berbagai faktorterhadap laju reaksi dapat dijaleaskan dengan teori tumbukan. Menurut teori ini, suatu reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan antar partikel pereaksi. Akan tetapi, tidaklah setiap tumbukan menghasilkan reaksi, melainkan hanya tumbukan antar partikel yang memiliki energi cukup serta arah  tumbukan yang tepat. Tumbukan yang menghasilkan reaksi, kita sebut tumbukan efektif. Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel pereaksi sehingga menghasilkan tumbukan efektif disebut energi pengaktifan (Ea = energi aktivasi). Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu tumbukan adalah sebagai berikut :
  1. Jumlah partikel atau konsentrasi,
  2. Temperatur
  3. Luas permukaan
  4. Menambah katalisator

PERSAMAAN LAJU REAKSI
Dari percobaan penentuan laju reaksi menunjukkan bahwa laju reaksi akan menurun dengan bertambahnya waktu. Hal itu berari ada hubungan antara konsentrasi zat yang tersisa saat itu dengan laju reaksi. Umumnya laju reaksi tergantung pada konsentrasi awal dari zat-zat pereaksi. Pernyataan ini dikenal sebagai hukum laju reaksi atau persamaan laju reaksi .
Secara umum untuk reaksi      pA + qB        rC
                                                V = K[A]m[B]n
dengan,  V   = Laju reaksi (mol dm-3 det-1)
               K   = tetapan laju reaksi
               m   = tingkat reaksi (orde reaksi) terhadap A
               n    = tingkat reaksi (orde reaksi) terhadap B
               [A] = Konsentrasi awal A (mol dm-3)
               [B] = Konsentrasi awal B (mol dm-3)
Tingkat reaksi total adalah jumlah total dari tingkat reaksi semua pereaksi. Tingkat reaksi nol (0) berarti laju reaksi tersebut tidak terpengaruh oleh konsentrasi pereaksi, tetapi hanya tergantung pada harga tetapan laju reaksi (K).
Pangkat konsentrasi pereaksi pada persamaan laju reaksi disebut orde atau tingkat pereaksi. Pada reaksi diatas berorde X terhadap A dan berorde Y terhadap B, orde reaksi keseluruhan X+Y. Jadi, jika disebut orde reaksi maka yang dimaksud adalah orde reaksi keseluruhan. Orde reaksi juga bisa dikatakan sebagai besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi.
Orde reaksi memiliki beberapa makna diantaranya :
  1. Orde Nol
Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya apabila perubahan konsentrasi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Artinya, asalkan terdapat dalam jumlah tertentu, perubahan konsentrasi pereaksi itu tidak mempengaruhi laju reaksi. Reaksi yang berorde nol dapat dijelaskan juga seperti gambar grafik berikut :








 


V

                              
                                          [X]
  1. Orde satu
Suatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksinya jika laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu. Jika konsentrasi pereaksi itu dilipat-tigakan maka laju reaksi akan menjadi 31 atau 3 kali lebih besar. Orde satu dapat dijalaskan dengan grafik dibawah :
      
V
                                      


                                                [X]
  1. Orde Dua
Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi jika laju reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu. Apabila konsentrasi zat itu dilipat-tigakan, maka laju pereaksi akan menjadi 32 atau 9 kali lebih besar.orde dua dapat juga dijelaskan seperti grafik berikut :


 


        V

                                 [X]                           

  1. Orde Negatif
Laju reaksi berbanding terbalik terhadap konsentrasi pereaksi.


 


        V

                                 [X]                           


 

       V
                                      


                                                [X]

BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
     Enlemeyer
     Gelas kimia 50 mL
     Gelas ukur 50 mL
     Hot plate
     Stopwacth
     Termometer
3.1.2 Bahan
     Kertas
     Larutan HCl 1 M
     Larutan HCl 2 M
     Larutan Na2S2O3 0,1 M
     Larutan Na2S2O3 0,2 M

3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Pengaruh Konsentrasi
   Disiapkan 1 gelas kimia
   Dimasukkan 2 ml larutan Na2S2O3 0,1 M ke dalam gelas kimia
   Disiapkan kertas putih yang dibri tanda X sesuai dengan ukuran gelas kimia.
   Diletakkan gelas kimia yang berisi Na2S2O3 0,1 M diatas kertas putih yang telah diberi tanda silang.
   Dimasukkan 3 ml larutan HCl 1 M pada  larutan Na2S2O3  0,1 M. 
   Dicatat waktu yang diperlukan sejak penambahan larutan HCl hingga tanda silang tidak terlihat lagi dari atas.
     Langkah yang sama untuk HCl 2 M terhadap larutan Na2S2O3 0,2 M.

3.2.2 Pengaruh Suhu
   Disiapkan 1 gelas kimia
   Dimasukkan 2 ml larutan Na2S2O3 0,1 M ke dalam gelas kimia
   Disiapkan kertas putih yang dibri tanda X sesuai dengan ukuran gelas kimia.
   Larutan dipanaskan pada hot plate hingga suhu mencapai 40oC kemudian diletakkan gelas kimia yang berisi Na2S2O3 0,1 M diatas kertas putih yang telah diberi tanda silang.
   Dimasukkan 3 ml larutan HCl 1 M pada  larutan Na2S2O3  0,1 M. 
   Dicatat waktu yang diperlukan sejak penambahan larutan HCl hingga tanda silang tidak terlihat lagi dari atas.
   Langkah yang sama untuk HCl 2 M terhadap larutan Na2S2O3 0,2 M.


















BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Pengaruh konsentrasi
No
Konsentrasi larutan Na2S2O3
Kosentrasi larutan HCl
Waktu (sekon)
1.
2.
3.
0,1 M
0,1 M
0,2 M
1 M
2 M
2 M
217
726
184

4.1.2 Pengaruh suhu 400C
No
Konsentrasi larutan Na2S2O3
Kosentrasi larutan HCl
Waktu (sekon)
1.
2.
3.
0,1 M
0,1 M
0,2 M
1 M
2 M
2 M
23
31
26

4.2 Reaksi
Na2S2O3 + 2HCl → 2 NaCl + S + SO2 + H2O
4.3 Perhitungan
4.3.1 Pengaruh konsentrasi
           
           
           
            Persamaan laju reaksi

            X [Na2S2O3]y

           
           

           

           
           
            0,304=2x

            x= 2log 0,304

            x=
           
            x=-1,7

            X [Na2S2O3]y



3,86=2y

y= 2log 3,86

y=

y= 1,9

      orde reaksi x=-1,7                              
      orde reaksi y=-1,9
      orde reaksi total
      x + y = (-1,7) +  1,9 = 0,2



      konstanta laju reaksi (k)
           
            X [Na2S2O3]y
      0,0046= k [HCl]x[Na2S2O3]y
      0,0046= k (1)(0,0126)
     
      k= 0,365
      jadi persamaan laju reaksi

            X [Na2S2O3]y

                = 0,365 [HCl]-1,7[Na2S2O3]1,9
              
4.3.1 Pengaruh Suhu 40oC
           
           
           
            Persamaan laju reaksi

            X [Na2S2O3]y




0,74=[2]x

x= 2log 0,74

x=
X= -0,43
           
            X [Na2S2O3]y

           


1,1875=[2]y

y = 2log 1,1875

y =


y = 0,25

orde reaksi x = -0,43
orde reaksi y = 0,25
orde reaksi total
x + y = (-0,43)  + 0,25 = -0,18
            konstanta laju reaksi

            X [Na2S2O3]y

            0,043 = k [1]-0,43[0,1]0,25

            0,043 = k (1)(0,562)

           
           
            k  = 0,076


jadi persamaan reaksi
            X [Na2S2O3]y
    = 0,076[HCl]-0,043[Na2S2O3]0,25
  
4.4 Pembahasan
Laju reaksi adalah cepat lambatnya suatu reaksi berlangsung atau dapat juga dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi per satuan waktu. Konsentrasi biasanya dinyatakn dalam mol per liter. Orde reaksi adalah bilangan pangkat yang menyatakan naiknya laju reaksi akibat naiknya reaksi. Menentukan orde reaksi dari suatu reaksi kimia pada prinsipnya menentukan seberapa besar pengaruh perubahan konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksinya.tumbukan efektif merupakan tumbukan yang menghasilkan reaksi, dan energi minimum yang diperlukan supaya reaksi dapat berlangsung disebut energi aktifasi(Ea).
Dalam percobaan laju reaksi ini ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu:
Konsentrasi
      Secara umum konsentrasi pereaksi akan mempengaruhi laju reaksi. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi adalah khas untuk setiap reaksi. Semakin tinggi konsentrasi berarti makin banyak molekul-molekul dalam setiap satuan luas ruangan, dengan demikian tumbukan antar molekul makin sering terjadi. Semakin banyak tumbukan yang terjadi berarti kemungkinan untuk menghasilkan tumbukan efektif semakin besar dan reaksi  berlangsung lebih cepat. Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan matematik yang dikenal dengan hukum laju reaksi atau persamaan  laju reaksi.
Luas Permukaan
Reaksi yang berlangsung dalam system homogen sangat berbeda dengan reaksi yang berlangsung dalam system heterogen. Pada reaksi yang homogen, campuran zatnya bercampur seluruhnya. Hal ini dapat mempercepat berlangsungnya reaksi kimia karena molekul-molekul ini dapat bersentuhan satu sama lainnya. Dalam system heterogen, reaksi hanya berlangsung pada bidang-bidang perbatasan dan pada bidang-bidang yang bersentuhan dari kedua fase.
Reaksi kimia dapat berlangsung jika molekul-molekul, atom-atom atau ion-ion dari zat-zat yang bereaksi terlebih dahulu bertumbukan. Makin halus suatu zat maka makin luas permukaannya sehingga makin besar kemungkinan bereaksi dan makin cepat reaksi itu berlangsung.
Temperatur
Harga tetapan laju reaksi (K) akan berubah bila suhunya berubah. Laju reaksi meningkat dengan naiknya suhu. Biasanya kenaikkan suhu sebesar 100C akan menyebabkan kenaikan laju reaksi dua atau tiga kali. Kenaikkan laju reaksi ini disebabkan dengan kenaikkan suhu akan menyebabkan makin cepatnya molekul-molekul pereaksi bergerak, sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya tabrakan antar molekul. Energi yang diperlukan untuk menghasilkan tabrakan yang efektif atau untuk menghasilkan suatu reaksi disebut energi pengaktifan kinetik.
Perumusan laju reaksi sebagai berikut:


 


                                                                        
Dimana:
Vt  =  laju reaksi akhir                                      t    =  suhu akhir
Vo =  laju reaksi awal                                       to   =  suhu awal
Katalisator
Beberapa reaksi kimia yang berlangsung lambat dapat dipercepat dengan menambahkan suatu zat kedalamnya, tetapi zat tersebut setelah reaksi selesai ternyata tidak berubah
      Katalisator adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa dirinya mengalami perubahan yang kekal. Suatu katalisator mungkin akan terlibat dalam proses reaksi atau mengalami perubahan selama reaksi berlangsung, tetapi setelah reaksi itu selesai maka katalisator akan diperoleh kembali dalam jumlah yang sama. Katalisator mempercepat reaksi dengan cara mengubah jalannya reaksi. Jalur reaksi yang ditempuh tersebut mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah dari pada jalur reaksi yang biasa ditempuh. Jadi dapat dikatakan bahwa katalisator berperan dalam menurunkan energi aktivasi.
Tekanan gas
Jika tekanan gas diperbesar, maka volume gas itu diperkecil, sehingga letak partikel makin berdekatan dan makin mudah bertumbukkan. Jadi, makin besar tekanan gas maka makin  cepat reaksinya.
Teori tumbukan
Pengaruh dari berbagai faktorterhadap laju reaksi dapat dijaleaskan dengan teori tumbukan. Menurut teori ini, suatu reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan antar partikel pereaksi. Akan tetapi, tidaklah setiap tumbukan menghasilkan reaksi, melainkan hanya tumbukan antar partikel yang memiliki energi cukup serta arah  tumbukan yang tepat. Orde reaksi juga bisa dikatakan sebagai besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi.
Orde reaksi memiliki beberapa makna diantaranya :
1.      Orde Nol
Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya apabila perubahan konsentrasi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Artinya, asalkan terdapat dalam jumlah tertentu, perubahan konsentrasi pereaksi itu tidak mempengaruhi laju reaksi. Reaksi yang berorde nol dapat dijelaskan juga seperti gambar grafik berikut :








 


V

                              
                                          [X]

2.      Orde satu
Suatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksinya jika laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu. Jika konsentrasi pereaksi itu dilipat-tigakan maka laju reaksi akan menjadi 31 atau 3 kali lebih besar. Orde satu dapat dijalaskan dengan grafik dibawah :


 

           V
                                      


                                                 [X]

3.      Orde Dua
Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi jika laju reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu. Apabila konsentrasi zat itu dilipat-tigakan, maka laju pereaksi akan menjadi 32 atau 9 kali lebih besar.orde dua dapat juga dijelaskan seperti grafik berikut :


 


           V

                                 [X]                           

4.      Orde Negatif
Laju reaksi berbanding terbalik terhadap konsentrasi pereaksi.


 


        V

                                 [X]                           



 

       V
                                      


                                                [X]

Pada percobaan pertama dilakukan pencampuran larutan 0.1M Na2S2O3 2 mL dengan 1M HCl 3 mL, ternyata tanda silang yang ada dikertas hilang pada hitungan ke-217 detik, dimana pada saat itu campuran pun berubah menjadi keruh. Pada percobaan kedua, dilakukan pencampuran larutan 0.1M Na2S2O3 2 mL denag 2M HCl 3 mL, ternyata pada percobaan kedua ini waktu yang dibutuhkan oleh tanda silang untuk hilang (tidak terlihat) lagi. Lebih lama dari percobaan pertama, yaitu 726 detik. Hal ini seharusnya lebih cepat dari percobaan pertama, karena konsentrasi larutan HCl ditambah menjadi 2M. dimana seperti kita ketahui bahwa semakin besar konsentrasi maka laju reaksinya semakin cepat. Hal ini dikarenakan karena larutan yang konsentrasinya besar (pekat) mengandung partikel yang lebih rapat, jika dibandingkan denagn larutan yang konsentrasinya kecil (encer), sehingga lebih mudah dan lebih sering bertumbukan. Pada percobaan ketiga, pencampuran larutan 0.2M Na2S2O3 2 mL dengan 2M HCl 3 mL memerlukan waktu yang lebih cepat daripada percobaan ke-1 dan ke-2 sebelumnya, dimana waktu yang diperlukan agar tanda silang tak terlihat lagi adalah 184 detik. Hal ini dikarenakan bertambahnya konsentrasi Na2S2O3 menjadi 2M. Dari data diatas dapat dilihat bahwa konsentrasi terbesar terdapat pada percobaan ketiga,sehingga pada percobaan ketiga waktu yang diperlukan adalah yang paling cepat. Hal in membuktikan bahwa semakin besar (pekat) konsentrasi maka semakin cepat laju reaksinya.
Pada percobaan ke-4 berdasarkan pengaruh temperature pencampuran 0.1M Na 2S2O3 2 mL dengan 1M HCl 3mL, dimana Na2S2O3 dipanaskan hingga 400C, ternyata waktu untuk hilangnya kertas adalah 23 detik. Pada percobaan ke-5 pencampuran antara 0.1M Na2S2O3 2 mL dengan 2M HCl 3 mL didapatkan waktunya adalah 31 detik. Dari hasil pengamatan pada percobaan ke-4 dan ke-5 diketahui telah terjadi kesalahan percobaan. Seharusnya waktu yang diperlukan pada pecobaan ke-4 lebih lama dari percobaan ke-5, karena jumlah konsentrasi pada percobaan ke-4 lebih kecil daripada percobaaan ke-5. selain itu juga karena terjadinya penambahan temperature pada Na2S2O3. Kesalahan ini terjadinya kemungkinan karena lambatnya praktikan dalam memasang stopwatch atau juga karena turunnya temperature lebih dulu sebelum dicampurkan dengan larutan HCl. Pada percobaan ke-6, pencampuran antara 0.2M Na2S2O3 2 mL dengan 2M HCl 3 mL, ternyata waktu yang dibutuhkan agar tanda silang tak telihat lagi adalah 26 detik. Berdasarkan hasil pengamatan, waktu pada percobaan ke-6 jauh lebih cepat dari percobaan ke-5. hal ini dikarenakan karena konsentrasi Na2S2O3 ditambah hingga 0.2M dengan temperature 400C. dimana seperti kita ketahui bahwa semakin tinggi temperature maka semakin cepat laju reaksinya. Kenaikan laju reaksi ini disebabkan dengan kenaikan suhu akan menyebabkan makin cepatnya molekul-molekul pereaksi bergerak sehingga memungkinkan terjadi tabrakan antar molekul. Dari ke-6 pecobaan yang telah dilkuakan dapat dibuktikan bahwa konsentrasi dan suhu mempengaruhi suatu laju reaksi.
Fungsi dari Na2S2O3 dan HCl adalah sebagai pereaksi, yang dalam percobaan ini dipengaruhi oleh konsentrasi dan temperature. Pada saat Na2S2O3 dan HCl dengan konsentrasi yang berlainan (bervariasi) direaksikan maka akan terjadi suatu reaksi yang memerlukan waktu untuk menentukan laju reaksi dari masing-masing percobaan. Dengan begitu akan memperoleh orde reaksi, harga K, dan persamaan laju reaksinya. Prinsip percobaan pada laju reaksi ini adalah didasarkan pada perubahan konsentrasi terhadap waktu. Hal ini dapat dilihat pada percobaan Na2S2O3 0.1M dan 0.2M dengan larutan HCl 1M dan 2M. dari setiap campuran yang berbeda konsentrasinya memilki laju reaksi yang berbeda.
Pemanasan pada percobaan ini dilakukan pada temperature 400C dikarenakan temperature tersebut merupakan ketetapan yang apabila suhu atau tempratur tersebut diturunkan akan membuat laju reaksi lambat dan apabila temperature tersebut dinaikkan akan membuat laju reaksi menjadi cepat. Sehingga hal ini akan membuat Na2S2O3 menguap. Dengan begitu menguapnya Na2S2O3 maka HCl tidak akan bisa bereaksi karena Na2S2O3 nya tela habis menguap. Tentunya hal ini tidak dapat menentukan laju reaksi suatu reaksi kimia. Sehingga pada temperature 400C inilah yang digunakan sebagai pembanding antara suhu yang lebih rendah (temperature kamar).
Pada percobaan kali ini konsentrasi zat dibuat berbeda adalah untuk menghasilkan suatu laju reaksi yang berbeda pula. Sehingga dapat membandingkan laju reaksi suatu reaksi kimia satu sama lain baik yang dipengaruhi oleh konsentrasi maupun temperature terhadap laju reaksi. Dengan bertambahnya suatu konsentrasi zat maka laju reaksinya akan semakin cepat pula, sehingga waktu yan diperlukan pun lebih sedikit dibandingkan dengan kecilnya konsentrasi suatu zat. Karena zat yang konsentrasinya kecil atau rendah mengandung jumlah pertikel yang lebih sedikit, sehingga partikel-patkelnya lebih renggang disbanding zat yang konsentrasina besar. Partikel yang susunannya lebih renggang akan jarang bertumbukan sehingga kemungkinan terjadi reaksi kecil.
Dapat dilihat perbedaan antara larutan yang dipanaskan dan lautan yang tidak dipanaskan atau anatara yang dipengaruhi oleh konsentrasi atau temperature. Pada larutan yang tidak dipanaskan (dipengaruhi konsentrasi), reaksi larutan berlangsung lambat dan laju reaksinya pun lebih kecil, sebaliknya pada larutan yang dipanaskan (dipengaruhi oleh temperature), reaksi larutan berlangsung dengan cepat dan laju reaksinya pun lebih besar.
Dalam melakukan percobaan laju reaksi terdapat berbagai kesalahan yang dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:
     Kurang teliti dalam melakukan perhitungan waktu yang menggunakan stopwatch.
     Saat memanaskan larutan tidak sesuai dengan suhu yang ditentukan
     Tidak dilakukan pengadukan saat mencampurkan larutan.

BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
     Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu luas permukaan, konsentrasi, suhu, tekanan, dan katalis.
     Laju reaksi menyatakan ukuran kelajuan berlangsungnya reaksi kimia, dan dapat ditentukan dengan mengukur laju berkurangnya salah satu pereaksi atau laju terbentuknya suatu produk.
    Berdasarkan teori tumbukan, kelajuan reaksi bergantung pada:
*     Frekuensi tumbukan
*     Energi partikel pereaksi
*     Arah tumbukan

5.2 Saran
diharapkan dalam melakukan praktikum laju reaksi janga hanya mengganakan larutan Na2S2O3 dan HCl, tapi juga menggunakan larutan H2SO4 agar dapat dibandingkan  laju reaksinya.













DAFTAR PUSTAKA

Keenan, Kleinfelter, Wood A. 1999.Kimia Untuk Universitas.Jakarta:Erlangga
Priyatna, Amien.2001.Kimia Universitas.Bandung:Teknokimia
Respah.1989.Dasar-dasar Ilmu Kimia.Jakarta:Rineka Cipta
Team Penyusun.2010.PenuntunPraktikum Kimia Dasar 1.Samarinda: Universitas Mulawarman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar