Translate

Sabtu, 01 Oktober 2011

KETAHANAN NASIONAL


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Bangsa Indonesia sudah merdeka sejak 17 Agustus 1945. Namun, itu tidak berarti bahwa bangsa ini tidak mendapat gangguan dari bangsa lain yang ingin merebut kedaulatan yang telah diperjuangkan lebih dari 350 tahun oleh para pejuang kita.
Wilayah NKRI berbatasan dengan negara-negara lain, misalnya dengan Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam, Filipina, dan Timor Leste. Wilayah yang paling serius untuk diperhatikan ialah di wilayah perbatasan. Latar belakang budaya yang tidak sama di wilayah perbatasan dapat mengancam kedaulatan negara dan ketahanan nasional. Berbagai upaya telah dilakukan walaupun belum maksimal dan efektif, sehingga situasi di perbatasan masih rawan. Upaya yang telah dilakukan adalah melalui kekuatan militer dan diplomatik. Selain itu, upaya lain pun harus dicari agar secara simultan dapat menciptakan keutuhan dan ketahanan nasional semakin mantap dan kokoh.

B.  Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk memberitahu pembaca bahwa tidak seharusnya bangsa Indonesia mengalami kekhawatiran yang berlebih akan ketahanan nasional apabila mau dan bertekad untuk mempertahankannya.

C.  Pembatasan Masalah
Makalah ini melihat masalah dari aspek pendidikan Pancasila dan bahasa sebagai pemacu dalam menjaga dan mempertahankan ketahanan nasional.



D.  Metode Penulisan
Metode yang digunakan yakni telaah kepustakaan, yakni mencari referensi dari berbagai sumber, termasuk buku dan internet.

E.   Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri atas empat bab. Bab pertama merupakan pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah, tujuan penulisan, pembatasan masalah, metode, dan sistematika penulisan. Bab kedua memaparkan landasan teori yang digunakan untuk menganalisis bahan makalah yang dipaparkan pada bab ketiga. Bab keempat memberikan kesimpulan dan saran.














BAB II
KETAHANAN NASIONAL

A. Pengertian Ketahanan Nasional Indonesia
Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi. Tannas berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam dan negara untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasional. Dalam pengertian tersebut, Tannas adalah kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan.

B. Pengertian Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia
Konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara (Wannus). Dengan kata lain, Konsepsi Tannas Indonesia merupakan pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metode) keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan ke­kuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa da­lam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Se­dangkan keamanan adalah kemampuan bangsa untuk melindungi nilai nilai nasionalnya terhadap ancaman dari luar negeri.

C. Hakikat dan Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia
1.      Hakikat Tannas Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembang-kan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional.
2.      Konsepsi Tannas Indonesia adalah peraturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional.

D. Asas-asas Ketahanan Nasional Indonesia
Asas Tannas Indonesia adalah berdasarkan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan Wannus yang terdiri dari :
à        Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Kesejahteraan dan kemakmuran dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dan  merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial. Dengan demikian, kesejahteraan dan keamanan merupakan asa dalam sistem kehidupan nasional. Tanpa kesejateraaan dan keamanan, sesitem kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung. Kesejahteraan dan keamanan merupakan nilai intrinsik yang ada pada sistem kehidupan nasuional itu sendiri. Kesejahtrean maupun keamanan harus selalu ada, berdampingan pada kondisi apa pun. Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional yang dicapai merupakan tolok ukur Tannas.
à        Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu
Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras pada seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tannas mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh, dan terpadu.
à        Asas Mawas ke Dalam dan Mawas ke Luar
Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi. Di samping itu, sistem kehidupan nasional juga berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam proses interaksi tersebut dapat timbul berbagai dampak baik yang bersifat positif maupun negatif. Untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam maupun keluar.
a.       Mawas ke Dalam
Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemadirian yang proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh.
b.      Mawas ke Luar
Mawas ke luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan berperan serta mengatasi dampak lingkungan stategis luar negeri dan menerima kenyataan adanya interaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional.
à        Asas Kekeluargaan    
Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Perbedaan tersebut harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan agar tidak berkembangkan menjadi konflik yang bersifat saling menghancurkan.

E. Sifat Ketahanan Nasional Indonesia
Ketahanan Nasional memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-nilai dalam landasan dan asas-asanya, yaitu:


à        Mandiri
Tannas percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri serta pada keuletan dan ketangguhan, yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah, dengan tumpuan pada identitas, integritas dan kepribadian bangsa. Kemandirian (idenpendency) ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global (interdependent).
à        Dinamis
Tannas tidaklah tetap, dapat meningkat atau menurun, tergantung pada situasi dan kondisi bangsa, negara serta lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat bahwa segala sesuatu di dunia ini senantiasa berubah dan perubahan itu senantiasa berubah pula. Karena itu, upaya peningkatan Tannas harus senantiasa diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.
à        Wibawa
Keberhasilan pembinaan Tannas Indonesia secara lanjut dan berkesinambungan akan meningkatkan kemampuan dan keseimbangan serta kekuatan bangsa. Makin tinggi tingkat Tannas Indonesia makin tinggi pula nilai kewibawaan dan tingkat daya tangkal yang dimiliki oleh bangsa dan negara Indonesia.
à        Konsultasi dan Kerjasama
Konsepsi Tannas Indonesia tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan atagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuata fisik semata, tetapi lebih mengutamakan sikap konsultatif, kerjasama serta saling menghargai dengan mengandalkan kekuatan, moral dan kepribadian bangsa.

F.   Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional terhadap Kehidupan Berbangsa dan    Bernegara
Tiap-tiap aspek, terutama aspek-aspek dinamis, di dalam tata kehidupan nasional relatif berubah menurut waktu, ruang dan lingkungan sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang sangat konpleks dan amat sulit. Dari pemahaman tentang hubungan tersebut tentang gambaran bahwa Konsepsi Tannas akan menyangkut hubungan antaraspek yang mendudung kepribadian yaitu :
à        Aspek yang berkaitan dengan alam besifat stastis, yang meliputi Aspek Geografi, Aspek Kependudukan, dan Aspek Sumber Kekayaan Alam.
à        Aspek yang berkaitan dengan sosial bersifat dinamis, yang meliputi Aspek Ideologi, Aspek Politik, Aspek Sosial Budaya, dan Aspek Pertahanan dan Keamanan.

·      Aspek Sosial yang Mempengaruhi Ketahanan Nasional
a.    Aspek Ekonomi
Ketahanan Ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan perekonomian bangsa dan negara berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
b.    Aspek Sosial Budaya
Ketahanan sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamis budaya Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya.
c.       Aspek Pertahanan dan Keamanan
Ketahanan pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia mengandung keuletan, ketangguhan, dan kemampuan dalam mengembangkan, menghadapi dan mengatasi segala tantangan dan hambatan yang datang dari luar maupun dari dalam yang secara langsung maupun tidak langsung membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa dan NKRI.
d.      Aspek Politik
Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan politik bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan kehidupan politik bangsa dan negara Republik Indonesia berdasar Pancasila dan UUD 1945.
e.       Aspek Ideologi
Dapat diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan ideologi bangsa Indonesia. Ketahanan ini diartikan mengandung keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia. Ideologi bersumber dari falsafah agama yang termuat dalam kitab suci Agama. Bangsa Indonesia sendiri menganut paham Ideologi Pancasila.
Sila-sila Pancasila adalah :
1.        Ketuhanan Yang Maha Esa.
2.        Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3.        Persatuan Indonesia.
4.        Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5.        Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.











BAB III
PERWUJUDAN DAN PEMANTAPAN KETAHANAN NASIONAL

A.      Mewujudkan Keberhasilan Ketahanan Nasional
Untuk mewujudkan Tannas, maka diperlukan langkah maupun tindakan dari berbagai aspek, antara lain:
1.      Aspek Ekonomi
Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi memerlukan pembinaan sebagai berikut:
·         Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah nusantara melalui ekonomi kerakyatan.
·         Ekonomi kerakyatan harus menghindari sistem free fight liberalism, etatisme, dan monopoli ekonomi.
·         Pembangunan ekonomi merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan.
·         Pemerataan pembangunan dan pemanfaatan hasilnya dengan memperhatikan keseimbangan dan keserasian pembangunan antarwilayah dan antarsektor.
2.      Aspek Sosial Budaya
Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan sosial budaya, warga negara Indonesia perlu:
·         Kehidupan sosial budaya bangsa dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, maju, dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta mampu menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.
3.      Aspek Pertahanan dan Keamanan
Untuk mewujudkan keberhasilan Ketahanan Nasional setiap warga negara Indonesia perlu:
·         Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang disertai keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta pencapaian tujuan nasional.
·         Sadar dan peduli akan pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
4.      Aspek Ilmu Pengetahuan
Untuk mencapai percepatan kemandirian dan kesejahteraan berbasis dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
·         Dilakukan lewat penguatan empat pilar Knowledge Based Economy ( KBE ), yaitu :
-        Sistem pendidikan,
-        Sisten inovasi,
-        Infrastruktur masyarakat informasi,
-        Kerangka kelembagaan, peraturan perundangan, dan ekonomi.
·           Perbaikan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan.
·           Mewujudkan tumbuhnya masyarakat yang berbudaya iptek.
5.      Aspek Ideologi
Upaya memperkuat ketahanan ideologi memerlukan langkah pembinaan berikut:
·           Pengamalan pancasila secara obyektif dan subyektif.
·           Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia.
·           Pendidikan moral Pancasila.
·           Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara bersumber dari Pancasila.
6.      Aspek Politik
Upaya mewujudkan ketahanan pada aspek politik:
-          Politik dalam negeri
·           Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum.
·           Mekanisme politik yang memungkinakan adanya perbedaan pendapat.
·           Terjalin komunikasi politik timbal balik antara pemerintah dan masyarakat.
-          Politik luar negeri
·           Hubungan luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerjasama internasional di berbagai bidang.
·           Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka meningkatkan persahabatan dan kerjasama antarnegara.
·           Peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu dilaksanakan dengan pembenahan sistem pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan.
·           Perjuangan bangsa Indonesia yang menyangkut kepentingan nasional.
Sifat-sifat Tannas bangsa Indonesia yang perlu untuk ditumbuhkan, antara lain :
à        Mandiri, artinya Tannas bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa. Kemandirian ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global.
à        Dinamis, artinya Tannas tidaklah tetap, melainkan dapat meningkat ataupun menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara, serta kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa segala sesatu di dunia ini senantiasa berubah. Oleh sebab itu, uapaya peningkatan Tannas harus senantiasa diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya di arahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik
à        Manunggal, artinya Tannas memiliki sifat integratif yang diartikan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegaraWibawa, artinya Tannas sebagai hasil pandangan yang bersifat manunggal dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang akan diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya tangkal suatu negara. Semakin tinggi daya tangkal suatu negara, semakin besar pula kewibawaannya.
à        Konsultasi dan kerjasama, artinya Tannas Indoneisa tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sifat konsultatif dan kerja sama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
à        Pemanfaatan kekayaan alam harus menggunakan asas maksimal, lestari, dan daya saing. Asas maksimal dalam arti memberi manfaat yang optimal untuk membangun dan menjaga ketimpangan antardaerah. Asas lestari dalam arti kebijakan pengelolaan dan pesatnya pemakaian sumber kekayaan alam harus memperhatikan kepentingan generasi yang akan datang. Asas berdaya saing dengan maksud agar dapat digunakan sebagai alat untuk memperkecil ketergantungan pada negara besar. Untuk itu, diperlukan IPTEK, kesadaran membangun, pembinaan, dan kebijakan yang rasional.

Pancasila sebagai ideologi bangsa memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia. Kandungan nilai dalam Pancasila, antara lain:
à          Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai spiritual, memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua pemeluk agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa untuk berkembang di Indonesia.
à          Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai kesamaan derajat maupun kewajiban dan hak, cinta mencintai, hormat menghormati, keberanian membela kebenaran dan keadilan, toleransi, dan gotong royong.
à          Sila Persatuan Indonesia dalam masyarakat Indonesia yang pluralistik mengandung nilai persatuan bangsa dan kesatuan wilayah yang merupakan faktor pengikat yang menjamin keutuhan nasional atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
à          Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwalikan menunjukan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat, yang diwujudkan oleh persatuan nasional yang riil dan wajar.
à          Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung nilai keadilan, keseimbangan antara hak dan kewajiban, penghargaan terhadap hak orang, gotong royong dalam suasana kekeluargaan, ringan tangan, dan kerja keras untuk bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadlian sosial.

B.       Pendidikan dan Bahasa Sebagai Pemacu Ketahanan Nasional
Pendidikan dan bahasa tentu tidak dapat dilepaskan karena memiliki kaitan yang erat dalam memperkuat Tannas.
1.    Peran Pendidikan
Perlu diketahui bahwa sesuai dengan Pasal 37 Ayat 2 UU RI No. 20 Tahun 2003, maka kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat:
  1. Pendidikan agama;
  2. Pendidikan kewarganegaraan;
  3. Bahasa.
Pendidikan nasional berfungsi yaitu untuk “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.” (Pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003).
Pendidikan nasional bertujuan : “…untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab.” (Pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003).
Tujuan masing-masing tahap pendidikan, antara lain:
·         Pendidikan dasar, yaitu memberikan kemampuan dasar bernalar dan berkomunikasi
·         Pendidikan menengah, yaitu memberikan kemampuan dasar adaptasi dengan tuntutan lingkungan kerja
·         Pendidikan tinggi strata sampai dengan strata-1, yaitu memberikan kemampuan dan pengalaman awal berproduksi
·         Pendidikan pasca sarjana, yaitu memberikan kemampuan analisis untuk hasilkan sesuatu yang baru dan upaya penyelesaian masalah

Sesuai dengan misi pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi (Menurut SKep Dirjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep./2002) ialah membantu mahasiswa selaku warganegara, agar mampu:
·         mewujudkan nilai-nilai dasar perjuangan bangsa Indonesia,
·         mewujudkan kesadaran berbangsa dan bernegara,
·         menerapkan ilmunya secara bertanggung jawab terhadap kemanusiaan.

Dari poin-poin dalam misi tersebut, dapat diartikan bahwa kecintaan ditumbuhkan kemudian mengimplementasikannya dalam dunia nyata sebagai perannya dalam berbangsa dan bernegara.
2.    Peran Bahasa
Apa peran bahasa dalam mempersatukan bangsa? Hal ini diawali dengan mengaitkan bahasa dengan nasionisme dan nasionalisme. Argumentasi yang dikemukakan adalah bahasa yang dapat memegang peran dalam upaya mempersatukan bangsa adalah bahasa Indonesia sebab bahasa Indonesia bersama Pancasila dan kesamaan sejarah merupakan komponen nasional Indonesia. Argumentasi lain (Gunarwan, 2000:51) adalah bahwa bahasa asing, terutama bahasa Inggris mempunyai potensi melemahkan rasa nasionalisme Indonesia. Alasannya adalah bahwa ada anggapan bahasa Inggris lebih bergengsi daripada bahasa Indonesia. Oleh karena itu, dapat mempengaruhi keterkaitan sentimental orang Indonesia pada bahasa Indonesia.
Bangsa Indonesia dewasa ini sedang dirundung ancaman perpecahan karena bahasa-bahasa di Indonesia dapat dibedakan menurut status masing-masing, menjadi bahasa nasional (bahasa Indonesia), bahasa daerah, dan bahasa asing (terutama bahasa Inggris). Apa peran masing-masing dalam mempersatukan bangsa ini? Atas dasar pemikiran bahwa bahasa Indonesia bersama Pancasila dan sejarah bangsa adalah perekat sosial bangsa ini, apa yang perlu kita lakukan agar bahasa Indonesia dapat berperan secara optimal sebagai pemersatu bangsa Indonesia? Di Indonesia ada bahasa Inggris dan bahasa daerah yang berpotensi melemahkan persatuan bangsa. Tidak dapat dipungkiri lagi, yang dapat berperan sebagai pemersatu bangsa adalah bahasa Indonesia. Implikasinya bahwa bahasa nasional harus terus dipelihara dalam arti bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia terus dilakukan. Di samping peningkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia oleh orang Indonesia, perlu diperhatikan juga sikap rasa cinta orang Indonesia pada bahasa Indonesia. Pengembangan bahasa Indonesia menjadi bahasa yang sejajar dengan bahasa-bahasa modern. Bahasa modern memiliki ciri kemudahan dan presisi pengungkapan makna.
Disiplin berbahasa pada orang Indonesia pun masih rendah. Salah satu cara adalah melalui lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Bahkan tanggung jawab pengembangan berbahasa bukan hanya tugas guru atau pengajar bahasa Indonesia tetapi tugas seluruh masyarakat.
Yang menjadi potensi kendala penanaman sikap positif dan rasa cinta bahasa Indonesia adalah bahasa Inggris. Asumsi tersebut didasarkan pada argumentasi bahwa bahasa tersebut dinilai lebih tinggi daripada bahasa Indonesia. Hal ini, ada kaitannya dengan kecenderungan yang kuat di antara orang Indonesia pada umumnya bahwa yang dari “sana” dinilai lebih daripada yang dari “sini”, apakah itu film, musik, mode pakaian, tari-tarian, atau makanan.
Penjunjungan bahasa Inggris yang lebih tinggi daripada bahasa Indonesia sebenarnya mengingkari Sumpah Pemuda. Hal ini, akan menimbulkan sikap keinggris-inggrisan atau keamerika-amerikaan yang jika menebal akan melunturkan warna bahasa Indonesia sebagai lambang kepribadian bangsa. Gunarwan (2000:67) mengatakan bahwa lunturnya warna bahasa Indonesia sebagai lambang kepribadian bangsa dapat mengubah warna kebudayaan Indonesia, dan akhirnya kebudayaan nasional pun dapat terjajah. Bahkan dapat mengurangi rasa kebangsaan kita. Pengembangan bahasa Indonesia dilakukan melalui: a) penyuluhan bahasa Indonesia lebih ditingkatkan; b) disiplin berbahasa. Secara tidak langsung penanaman cinta terhadap bahasa Indonesia akan berdampak pula pada rasa nasionalisme.
Cinta bahasa berarti cinta bangsa; cinta bangsa akan menciptakan ketahanan nasional; ketahanan nasional menciptakan keutuhan bangsa dan wilayah NKRI.





BAB IV
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Apabila ditinjau dari segi pendidikan, terutama pendidikan moral dan Pancasila yang harus dikembangkan sejak dini agar tumbuh kecintaan terhadap bangsa dan negara Indonesia.
Dilihat dari segi bahasa, tidak semua bahasa yang ada pada suatu negara berperan sebagai pemersatu bangsa. Namun, bahasa Indonesia hingga kini mampu memegang peranan yang penting dalam menjaga keutuhan bangsa ini.

B.  Saran
Pemerintah melalui Departemen Pendidikan sebagai induk pendidikan di Indonesia lebih menekankan pendidikan dari segi Pancasila maupun bahasa. Karena ironisnya, sekarang hal tersebut seolah hanya menjadi pelengkap saja sehingga kurang mendapat perhatian dari putra-putri bangsa yang menuntut pendidikan. Hal itu juga tidak bisa lepas dari pengajar yang memenuhi kualifikasi sebagai seseorang yang tidak hanya mengajar tapi juga mendidik.






                                   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar