Translate

Sabtu, 01 Oktober 2011

KROMATOGRAFI LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PERCOBAAN KE 3 KROMATOGRAFI


Disusun Oleh
KELOMPOK 1B
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
1.      ASWAR                                                               1009025059
2.      DIPPO SUSETYO NUGROHO                       1009025016
3.      HAFID RADATYA                                           1009025015               
SADDAM BUSTOMY                     1009025058



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam analisis kimia suatu bahan, maka akan sering dihadapkan pada pekerjaan-pekerjaan seperti menghilangkan konstituen pengganggu atau mengisolasikannya maupun memekatkan konstituen yang dikehendaki sebelum dilakukuan identifikasi maupun pengukuran jumlahnya. Untuk melakukan analisis kimia tersebut maka kita harus menggunakan suatu metode agar dapat menentukan hasil yang tepat, kromatografi salah satunya. Kromatografi sendiri merupakan salah satu cara pemisahan yang pada saat ini sering digunakan secara rutin dan dapat dilaksanakan dengan waktu yang singkat dan dengan peralatan yang relatif sederhana dan ekonomis. Walaupun cara ini merupakan cara pemisah, namun dapat pula digunakan sebagai analisa secara kuantitatif.
Teknik kromatografi merupakan teknik pemisahan yang sangat sensitif. Selain dapat memisahkan zat warna, teknik ini juga dapat menunjukkan residu nikotin dalam darah orang yang duduk di dekat orang yang merokok ketika duduk di sampingnya. Selain itu, kromatografi juga dapat memisahkan campuran kompleks, seperti minyak bumi yang merupakan campuran dari ratusan senyawa yang terkandung di dalamnya, dan masih banyak lagi keunggulan lainnya.
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui dan memahami konsep kromatografi secara langsung, berupa teori-teori kromatografi, cara kerja kromatografi, penggolongan dari kromatografi, macam-macam kromatografi, aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, dan masih banyak yang lainnya.




1.2  Tujuan
-  Memisahkan suatu zat yang didasarkan pada perbedaan kecepatan migrasi komponen-komponen yang dipisahkan antara dua fase (fase diam dan fase gerak).
-  Mengetahui prinsip kerja dari kromatografi kertas.
-  Menentukan harga Rf dari masing-masing noda zat warna.





















BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michel Tswett, seorang ahli dari Botani Rusia, yang menggunakan kromatografi untuk memisahkan klorofil dari pigmen-pigmen lain pada ekstrak tanaman. Kromatografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu chromos yang berarti warna dan graphos yang berarti menulis. Meskipun kromatografi diturunkan dari kata warna dan tulis, warna senyawa-senyawa tersebut jelas hanya kebetulan saja terjadi dalam proses pemisahan ini. Tswett sendiri mengantisipasi penearapan pada beraneka ragam sistem kimia. Seandainya karyanya segera ditanggapi dan diperluas, beberap bidang sains mungkin akan lebih cepat maju. Demikianlah kromatografi tetap tersembunyi sampai sekitar tahun 1931, ketika pemisahan karotenatumbuhan dilaporkan oleh ahli sains organik terkemuka yaitu Kuhn. Penelitian ini menarik lebih banyak perhatian dan kromatografi adsorsi menjad meluas pemakaiannya dalam bidang kimia hasil alam.
         Seiring perkembangan zaman, terdapat 4 perkembangan utama yaitu :
1.      Kromatografi pertukaran ion dalam akhir dasawarsa 1930-an
2.      Kromatografi partisi dalam tahun 1941
3.      Kromatografi gas pada tahun 1952
4.      Kromatografi gel pada tahun 1959
Selain kemajuan utama ini, yang memberi mekanisme tambahan pada adsorpsi untuk mendistribusikan zat terlarut antara fase-fase stationen dan mobil,mucul juga modifikasi dalam geometri sistem kromatografi, seperti dalam kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis.
            Perkembangan teoritis yang memungkinkan pemahaman tuntas akan proses kromatografi dan karenanya menjelaskan faktor-faktor yang menentukan penampilan kolom, pertama kali muncul dalam hubungan dengan kromatografi gas. Namun pandangan-pandangan tertentu diantaranya terbukti dengan penyesuaian yang cocok, sama menolongnya dengan memahami kromatografi dalam mana fase geraknya adalah cairan. Jadi sekitar tahun 1968 mulailah suatu revolusi dalam kromatografi cairan yang menjanjikan kevepatan dan efisiensi baru dalam memisahkan senyawa yang tak dapat dikerjakan dengan kromatografi gas.
            Kromatografi adalah metode fisika untuk pemisahan dimana komponen-komponen yang akan dipisahkan didistribusikan antara dua fase, salah satunya merupakan lapisan stationer dengan permukaan yang luas dan fase yang lain berupa zat cair (fluid) yang mengalir lambat (perkolasi) menembus atau sepanjang lapisan stationer tersebut.
            Ada beberapa cara dalam mengelompokkan teknik kromatografi. Kebanyakan berdasarkan pada jenis fase yang digunakan (fase gerak dan fase diam) misalnya kromatografi gas dan kromatografi cairan. Cara pengelompokkan lainnya berdasarkan teknik yang digunakan.
            Disini metode kromatografi sebagian dikelompokkan berdasarkan macam fase yang digunakan dan sebagian lainnya berdasarkan pada mekanisme pada distribusi fase.

1. Kromatografi cairan-padat atau kromatografi serapan.
            Ditemukan oleh Tswett dan dikenalkan kembali oleh Kuhn dan Lederer pada tahun 1931, telah digunakan secara luas untuk analisis organik dan biokimia. Pada umumnya sebagian isi kolom adalah silika gel atau alumina yang mempunyai angka banding luas permukaan terhadap volume sangat besar. Sayangnya hanya ada beberapa bahan penyerap, maka pemilihannya sangat terbatas. Keterbatasan yang lebih nyata pada kenyataan bahwa koefisien distribusi untuk serapan kerap kali tergantung pada kadar total. Hal ini akan menyebabkan pemisahan tidak sempurna.
Contoh :
 -  Kromatografi orisinil Tswett dengan larutan eter petroleum dan kolom CaCO3.
 -  Kromatografi pertukaran ion.

2. Kromatografi cairan-cairan atau kromatografi partisi.
            Dikenalkan ole Martin dan Synge pada tahun1941, dan kemudian mendapatkan hadiah Nobel untuk hal itu. Fase diam terdiri dari lapisan tipis, cairan yang melapisi permukaan dari padatan inert yan berpori-pori. Ada banyak jenis kombinasi cairan yang dapat digunakan sehingga metode ini sangat berguna. Lebih lanjut koefisien distribusi sistem ini lebih tidak bergantung pada kadar, memberikan pemisahan lebih tajam

3. Kromatografi gas-padat
            Digunakan sebelum tahun 1800 untuk memurnikan gas. Pada waktu dulu teknik tidak berkembang karena keterbatasannya sama seperti halnya kromatografi cairan-padat, tetapi penelitian lebih lanjut dengan macam fase padat baru memperluas panggunaan teknik ini.

4. Kromatografi gas-cairan
            Merupakan metode pemisahan yang sangat efisien dan serba guna. Teknik lebih menyebabkan revousi dalam kimia organik, sejak dikenalkan pertama kali oleh James dan Marthin pada tahun 1052. hambatan yang paling utama ialah bahan cuplikan harus mempunyai tekanan uap paling tidak beberapa liter pada suhu kolom, sistem ini sangat baik sehingga dapat dikatakan sebagai metode pilihan dalam kromatografi karena daat memisahkan dengan cepat dan peka.

5. Kromatografi penukar ion
            Merupakan bidang khusus kromatografi cairan-cairan. Seperti namanya sistem ini khusus digunakan untuk spesies ion. Penemu resin sintetik dengan sifat penukaran ion sebelum perang dunia II telah dapat mengatasi pemisahan rumit dari logam tanah dan asam amino.

6. Penyaringan gel
            Pennyaringan gel merupakan proses pemisahan dengan gel yang terdiri dari modifikasi dekstran-molekul polisakarida linier yang mempunyai ikatan silang. Bahan ini dapat menyerap air dan membentuk susunan seperti saringan yang dapat memisahkan molekul-molekul berdasarkan ukurannya. Molekul-molekul dengan berat molekul antara 100 sampai beberapa juta dapat dipekatkan dan dipisahkan. Kromatografi permeasi gel merupakan bentuk serupa yang menggunakan polistirena yang berguna untuk pemisahan polimer.
7. Elektroforesis
            Elektoforesis merupakan kromatografi yang diberi medan lstrik disisinya dan tegak lurus aliran fase gerak. Senyawa bermuatan positif akanmenuju ke katoda dan anion menuju ke anoda,sedangkan kecepatan gerak tergantung pada besarnya muatan.

8. Kromatografi kertas
            Pada kromatografi kertas senyawa-senyawa yang dapat dipisahkan dapat diambil dari kertas dengan jalan memotong noda (spot) yang kemudian melarutkan secara terpisah.
            Setetes dari larutan cupikan yan gmengandung sejumlah komponen yang dipisahkan dengan cara diteteskan pada daerah yang diberi tanda diatas sepotong kertas saring dimana ia akan meluas membentuk noda yang dibuat. Bila noda telah kering, kertas dimasukkan dalam bejana tertutup yang telah berisi pelarut sebagai fase gerak dimana ujung yang dengan dengan cuplikan tercelup (noda harus tidak tercelup, sedikit diatas permukaan pelarut). Pelarut bergerak melalui serta-serta dari kertas oleh gaya kapiler dan menggerakkan komponen-kpmponen dari campuran cuplikan pada perbedaan jarak dalam arah aliran pelarut. Bila permukaan pelarut telah bergerak sampai jarak yang cukup jauhnya atau setelah waktu yang telah ditentukan, maka kertas diambil dari bejana dan kedudukan dari permukaan pelarut diberi tanda dan lembaran kertas dibiarkan kering. Jika senyawa-senyawa tidak berwarna maka harus dideteksi dengan metode kimia atau fisika. Cara yang biasa adalah menggunsksn suatu pereaksi yang memberikan sebuah warna terhadapbeberapa atau semua dari senyawa-senyawa. Sering juga menggunakan cara deteksi dengan sinar ultra violet atau teknik radiokimia.
            Metode identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada kedudukan dari noda relatif terhadap permukaan pelarut, menggunakan harga Rf:


Jarak yang ditempuh komponen
 
 

Jarak yang ditempuh pelarut
 
                     Rf =

9. Kromatografi lapis tipis
            Kromatografi lapis tipis atau TLC seperti kromatografi kertas tidaklah mahal dan sederhana menjalankannya, dibandingkan kromatografi kertas lebih cepat. Proses itu mungkin memelukan waktu hanya sekitar setengah jam,sedangkan pemisahan yang lazim pada kertas memerlukan beberapa jam. TLC sangat populer dan rutin digunakan dalam banyak laboratorium.
            Medium pemisahnya berupa lapisan yang barangkali setebal 0,1-0,3 mm zat padat absorben pada lempeng kaca, plastik, atau alumunium. Lempeng yang lazim berukuran 20 x 5 cm. Zat padat yang lazim adalah alumina, gel silika, dan selulosa. Dulu peneliti mempersiapkan lempengannya sendiri dengan menyalut kaca itu dengan suspensi air dan zat padat itu biasanya mengandung zat pengikat seperti plester paris dan kemudian mengeringkan lempeng tersebut dalam oven. Lempeng kaca dan lembar plastik maupun alumunium yang telas dilapis sebelumnya dapat dipotong-potong dengan gunting dengan keukuran yang diinginkan dan agaknya mayoritas ilmuan menggunakannya sekarang.
            Contoh umumnya campuran senyawa organik, ditotalkan didekat salah satu sisi lempeng dalam bentuk larutan, biasanya beberapa mikroliter yang beberapa mikrogram senyawa-senyawa dapat digunakan dengan hipodermik atau pipet kaca kecil. Noda contoh itu dikeringkan dan kemudian sisi lempeng itu dicelupkan dalam fase gerak yang sesuai. Pelarut akan menyerap kertas sepanjang lapisan tipis padat pada lempeng itu dan bersama dengan gerakan itu, zat-zat terlarut contoh diangkat dengan laju yang bergantung pada kelarutan mereka dalam fase gerak tersebut dan pada interaksi mereka dengan zat padat. Setelah garis depan pelarut bermigrasi sekitar 10 cm lempeng itu diambil, lalu dikeringkan dan noda-noda zat terlarutnya diperiksa seperti dalam kromatografi kertas. Sering dilakukan eksperimen dua dimensi yang menggunakan dua fase gerak yang berbeda, disini digunakan lempeng bujursangkar bukannya lempeng sempit. Pemisahan itu dapat diikuti oleh suatu penetapan kuantitatif , dimana terdapat suatu noda absorbennya dapat dikerok dari lempeng dengan suatu spatula.zat terlarutnya dielusi dari dalam bahan padat dengan suatu pelarut yang sesuai dengan konsentrasi larutan itu ditetapkan  oleh suatu teknik seperti spektrofometri.

Prinsip Kromatografi
            Pemisahan yang terjadi dalam kromatografi dilaksanakan sedemikian rupa dengan memanipulasi sifat-sifat fisik umum dar suat senyawa atau molekul yaitu :
a)Kecenderungan suatu molekul untuk larut dalam cairan (kelarutan)
b)      Kecenderungan suatu molekul untuk bertaut dengan suatu serbuk bahan padat (absorbsi)
c)Kecenderungan suatu molekul untuk menguap (volatilitas)
            Dalam kromatografi, senyawa-senyawa yang akan dipisahkan ditempatkan pada situasi dinamik (bergerak) yaitu dengan melakukan pengaliran dan selama itu akan terjadi peristiwa pelarutan, absorbsi atau penguapan.
            Untuk menerangkan suatu proses pemisahan diambil suatu contoh yang berada dala situasi statik (diam). Jika suatu senyawa ditaruh dalam corong pemisah yang berisi dua macam pelarut yang sukar bercampur (misalnya air dan eter) , maka senyawa tersebut akan terdistribusi (partisi) diantara kedua pelarut tersebut. Dalam hal ini sifat kelarutan sangat berperan dalam proses pemisahan. Bila suatu senyawa dimasukkan kedalam cairan yang berisi serbuk absorben (misalnya arang), maka senyawa tersebut akan terdistribusi diantara cairan dan absorben. Maka dalm hal ini sifat kelarutan dan absorbsi berperan dalam proses pemisahan tersebut.








BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
     Gelas kimia 100 mL
     Gunting
     Gelas ukur
     Penggaris
     Pulpen
3.1.2 Bahan
     Ekstrak kunyit
     Ekstrak mawar
     Ekstrak suji
     Lidi
     Tinta merah
     Tinta hijau
     Tinta biru
     N-heksan

3.2 Prosedur Percobaan
-        Dipotong kertas saring berbentuk persegi panjang, dengan panjang 10 cm dan lebar 6 cm.
-        Diberi garis batas 1 cm pada bagian atas dan bawah pada kertas saring tersebut.
-        Diberi noda (titik) pada kertas saring antara lain tinta hijau, tinta biru, dan tinta merah, juga pada ekstrak mawar dan ekstrak pandan pada garis batas bawah.
-        Diisi larutan N-heksan sekitar 1 cm dari dasar gelas.
-        Dimasukkan kertas ke dalam gelas yang berisi N-heksan.
-        Dibiarkan hingga larutan N-heksan mencapai batas atas kertas, kemudian kertas dikeringkan.
-        Diukur jarak tempuh masing-masing noda.
-        Dihitung harga Rf pada masing-masing noda.























BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Tabel Pengamatan
No.
Pelarut
Noda
Jarak pelarut
Jarak noda
Harga Rf
1
N-eksan
Tinta hijau
Tinta merah
Tinta biru
Ekstrak kunyit
Ekstrak mawar
Ekstrak suji
5.5 cm
 5,5 cm
 5,5 cm
7,5 cm
7.5 cm
7,5 cm
0,5 cm
0,4 cm
0 cm
1,5 cm
0,3 cm
0,5 cm
0,09 cm
0,07 cm
0 cm
0,2 cm
0,04 cm
0,02 cm

4.2  Perhitungan
-  Tinta hijau

 Jarak yang ditempuh komponen


 

   Jarak yang ditempuh pelarut
      0,5 cm
=                    = 0,009 cm
      5,5 cm
Rf =

-  Tinta merah

Jarak yang ditempuh komponen
 

Jarak yang ditempuh pelarut
      0,4 cm
=                    = 0,07 cm
      5,5 cm
Rf =

-  Tinta biru

 Jarak yang ditempuh komponen
 

   Jarak yang ditempuh pelarut
       0 cm
=                    = 0 cm
      5,5 cm
Rf =


-  Ekstrak mawar

Jarak yang ditempuh komponen
 

Jarak yang ditempuh pelarut
      0,3 cm
=                    = 0,04 cm
      7,5 cm
Rf =

-  Ekstrak kunyit

Jarak yang ditempuh komponen
 

Jarak yang ditempuh pelarut
       1,5 cm
=                    = 0,2 cm
       7,5 cm
Rf =

Ekstrak suji

Jarak yang ditempuh komponen
 

Jarak yang ditempuh pelarut
       0,5 cm
=                    = 0,06 cm
       7,5 cm
Rf =


4.3  Pembahasan
Kromatografi adalah proses pemisahan campuran dalam berbagai wujud baik gas, padat, maupun cair, dengan didasarkan pada perbedaan migrasi komponen-komponen yang dipisahkan antara dua fase yaitu fase gerak dan fase diam. Dimana fese diam dapat berupazat padat atau zat cair, sedangkan fase gerak berupa zat cair atau gas. Kromatografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu chromos yang berarti warna dan graphos yang berarti menulis. Meskipun kromatografi diturunkan dari kata warna dan tulis, Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michel Tswett, seorang ahli dari Botani Rusia, yang menggunakan kromatografi untuk memisahkan klorofil dari pigmen-pigmen lain pada ekstrak tanaman.
Prinsip dari kromatografi itu sendiri adalah memisahkan zat-zat berdasarkan perbedaan kecepatan perembesan zat-zat didalam campuran tersebut dalam suatu medium pelarut, dengan kata lain memisahakan campuran dengan kecepatan migrasi komponen-komponen yang dipisahkan diantara dua fase yaitu fese diam dapat berupazat padat atau zat cair, dan fase gerak berupa zat cair atau gas.
Terdapat berbagai macam-macam penggolongan metode kromatografi. Penggolongan yang didasarkan dengan fasenya dapat dibedakan menjadi:
-        Kromatografi Gas-Cair, Bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa cairan yang dilapiskan pada padatan pendukung yang inert.
-        Kromatografi Gas-Padat, Bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa padatan yang menyerap.
-        Kromatografi Cair-cair, Bila fase gerak dan fase diamnya berupa cairan yang dilapiskan pada permukaan padatan yang inert.
-        Kromatografi Cair – Padat, Bila fase geraknya berupa cair, sedangkan fase diamnyaberupa padatan yang amorf yang dapat mengali.
Pemisahan yang terjadi dalam kromatografi dilaksanakan sedemikian rupa dengan memanipulasi sifat-sifat fisik umum dari suatu senyawa atau molekul, yaitu:
a)      Kecenderungan suatu molekul untuk larut dalam cairan (kelarutan).
b)      Kecenderungan suatu molekul untuk menguap (volatilitas).
c)      Kecenderungan suatu molekul untuk bertaut dengan serbuk suatu bahan padat.
Dalam kromatografi, senyawa-senyawa yang akan dipisahkan, ditempatkan pada situasi dinamik (bergerak), yaitu dengan melakukan pengaliran dan selama itu akan terjadi peristiwa pelarutan, adsorbsi, atau penguapan.
Dalam mengitung harga Rf ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai Rf tersebut yaitu :
1.      Kepolaran ion lain, kehadiran ion lain dalam solvent atau solut dapat menghambat laju reaksi.
2.      jenis pelarut, jenis pelarut dipilih berdasarkan sifat kepolaran zat terlarut.
3.      kelarutan, sifat kelarutan solvent harus sama atau mirip agar dapat melarutkan solut. 
4.      Waktu, semakin bertamabah waktu, semakin meningkat harga Rf.
Penggolongan yang didasarkan dengan teknik yang digunakan dalam kromatografi dapat dibedakan:
1.      Kromatografi Kolom
Kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran.
2.      Kromatografi Kertas
Teknik kromatografi kertas yang menggunakan kertas saring sebagai penunjang fase diam
3.      Kromatografi Lapis Tipis ( KLT )
Teknik yang menggunakan penyokong fase diam berupa lapisan tipis seperti lempeng kaca, alumunium atau pelat inert
4.      Kromatografi Gas
Proses pemisahan campuran menjadi menjadi komponen-komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu lapisan ( Sorben yang diam ).
5.      Kromatografi ion
Bidang khusus kromatografi cairan-cairan, seperti namanya, sistem ini khususnya digunakan untuk proses ion, kromatografi penukaran ion dapat mengganti atau mengatasi pemisahan rumit dari logam tanah dan asam amino.
6.      kromatografi Gel
      proses pemisahan dengan gel yang terdiri dari modifikasi dekstran molekul polisakarida linear yang mempunyai ikatan silang.

Pada percobaan kromatografi, digunakan pelarut N-heksan yang bersifat non-polar akan memperlambat proses kromatografi komponennya karena komponen yang digunakan adalah tinta merah, biru, dan hijau serta ekstrak kunyit, suji dan mawar. Dimana noda tinta warna dan ekstrak bunga mawar merembes naik ke atas kertas dengan ketinggian masing-masing. Rf tinta merah = 0,07; Rf tinta biru = 0; Rf tinta hijau = 0,09, ekstra bunga mawar = 0,04 ekstrak suji = 0,06 dan ekstrak kunyi 0,2. Disini yang berperan sebagai fase diam adalah kertas saring dengan N-heksan (pelarut), dan fase gerak adalah tinta merah,biru dan hajau serta ekstrak mawar, suji dan kunyit. Jarak dari setiap noda berbeda-beda karena dipengaruhi oleh kepolaran masing-masing zat tersebutsehingga harga Rf-nya juga bebeda. Larutan N-heksan yang bersifat non-polar akan memperlambat proses kromatografi komponennya, karena komponennya bersifat polar, sehingga akan mempengaruhi harga Rf, karena perbedaan kelarutan serta sifat dari campuran tersebut.
Jika percobaan kromatografi ini digunakan pelarut aquades yang besifat polar maka tentu saja harga Rf-nya akan lebih tinggi dari pelarut N-heksan. Karena pada percobaan kromatografi berkaitan dengan prinsip Like dissolves like yaitu suatu sifat dua buah unsur atau zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling bercampur dengan baik atau dengan sempurna. Hal ini didapatkan migrasi atau gerak yang mempunyai kesamaan kepolaran, semipolar dan semipolar, non polar dan non polar.
Dalam melakukan percobaan kromatografi terdapat beberapa kesalahan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
     Kurang teliti dalam menentukan jarak tempuh noda
     Pemberian titik pada kertas terlalu sedikit sehingga pelarut tidak dapat menguraikan noda tersebut.
     Gelas kimia yang digunakan belum steril sehingga mempengaruhi larutan N-heksan.


Kromatografi banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya:
a)      Aplikasi kromatografi dalam bidang klinik
Dalam bidang klinik, teknik ini sangat berguna terutama dalam menginvestigasi fluida badan, seperti air liur. Dari air liur seorang pasien yang sedang sakit, dokter dapat mengetahui penyakit yang diderita. Demikian pula dengan air seni (urine) dari pasien tersebut, darah dan fluida badan lainnya pun dapat memberikan data yang cepat dan akurat sehingga penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat.
b)      Aplikasi kromatografi dalam bidang bioteknologi
Dalam bidang ini, misalnya dalam penentuan baik kualitatif maupun kuantitatif senyawa dalam protein. Selain itu, juga bisa diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting lainnya. Dengan data yang diperoleh sebuah produk obat-obatan dapat ditingkatkan mutunya.
c)Aplikasi kromatografi dalam bidang forensik
Dalam bidang forensik, kromatografi sangat membantu terutama dilihat dari segi keamanan dan pelacakan serta pengumpulan jejak maupun sisa-sisa fluida badan pelaku dalam tindak kejahatan.













BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
     Untuk memisahkan komponen-komponen dari suaut zat, dapt dilakukan dengan teknik kromatografi yang didasarkan pada perbedaan kecepatan migrasi komponen-komponen yang dipisahkan antara dua fase (fase diam dan fase gerak).
     Pada kromatografi kertas, senyawa-senyawa yang dapat dipisahkan dapat diambil dari kertas dengan jalan memotong noda (spot) yang kemudian melarutkannya secara terpisah.
     Harga Rf dari masing-masing zat, yaitu:
§  N-heksan dengan noda (tinta)
·         Tinta biru, harga Rf = 0
·         Tinta merah, harga Rf = 0,07
·         Tinta hijau, harga Rf = 0,09
§  N-heksan dengan ekstrak
·         Ekstrak kunyit, harga Rf = 0,2
·         Ekstrak mawar, harga Rf = 0,04
·         Ekstrak suji, harga Rf = 0,06

5.2 Kesimpulan
Disarankan untuk praktikum selanjutnya digunakan pemisahan dengan cara teknik kromatografin kolom, agar dapat dibandingkan harga Rf masing-masing komponen dan pelarutnya.





DAFTAR PUSTAKA

Sudjadi.1988.Metode Pemisahan.Yogyakarta:Konsius
Underwood, A.L.1986.Analisis Kimia Kuantitas.Jakarta:Erlangga
Wetheim.2000.Kamus Kimia Bergambar.Jakarta:Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar