BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian di bidang ilmu sosial seringkali
menjumpai kesulitan untuk memperoleh data kontinyu yang menyebar mengikuti
distribusi normal. Data penelitian ilmu-ilmu sosial yang diperoleh kebanyakan
hanya berupa kategori yang hanya dapat dihitung frekuensinya atau berupa data
yang hanya dapat dibedakan berdasarkan tingkatan atau urutannya.
Menghadapi kasus
data kategorikal atau data ordinal seperti itu, jelas peneliti tidak mungkin
mempergunakan metode statistik parametrik. Sebagai gantinya diciptakan oleh
para pakar metode statistik lain yang sesuai yaitu yang disebut metode
statistik nonparametrik.
Latar belakang
dari dilakukannya praktikum statistik nonparametrik ini ialah ingin menguji
data tingkat penjualan susu formula dari 3 pusat perbelanjaan yang ada di
Samarinda sebelum dan sesudah adanya isu masyarakat tentang dugaan ditemukannya
susu formula ”X” yang tercemar bakteri ”Entero Gacter Sakazakii”. Pengujian dilakukan dengan 4 metode, yaitu
metode Wilcoxon, metode Mann-Whitney, metode Kruskal-Wallis, dan metode
Kolmogorov-Smirnov.
1.2 Tujuan
Praktikum
Tujuan dari
praktikum statistik nonparametrik ini adalah:
1. Praktikan dapat
mengetahui dan memahami konsep dasar tentang statistic
nonparametrik
2. Praktikan dapat
mengidentifikasi situasi yang memerlukan penggunaan metode
nonparametrik
1.3 Metode yang
Digunakan
Metode yang
digunakan dalam pengujian ini adalah:
1. Metode Wilcoxon,
2. Metode
Mann-Whitney,
3. Metode
Kruskal-Wallis, dan
4. Metode
Kolmogorov-Smirnov.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Pengertian dan Penggunaan Statistik Nonparametrik
Statistik
nonparametrik termasuk salah satu bagian dari statistik inferensi atau
statistik induktif dan disebut juga statistik bebas distribusi. Statistik
nonparametrik adalah bagian statistik yang tidak memerlukan asumsi-asumsi
tertentu, misalnya mengenai bentuk distribusi dan hipotesis-hipotesis yang
berkaitan dengan nilai-nilai parameter tertentu.
Statistik
nonparametrik digunakan apabila:
1. Sampel yang
digunakan memiliki ukuran yang kecil
2. Data yang
digunakan bersifat ordinal, yaitu data-data yang bisa disusun dalam
urutan atau diklasifikasikan rangkingnya
3. Data yang digunakan bersifat nominal,
yaitu data-data yang dapat
diklasifikasikan dalam kategori dan
dihitung frekuensinya
4. Bentuk
distribusi populasi dan tempat pengambilan sampel tidak diketahui
menyebar secara normal
5. Ingin
menyelesaikan masalah statistik secara cepat tanpa menggunakan alat
Hitung (Ir. M. Iqbal Hasan, M.M, 2001, h.
300).
2.2
Pengujian Hipotesis Statistik
Nonparametrik
Pengujian
hipotesis statistik nonparametrik pada dasarnya sama dengan pengujian hipotesis
statistik parametrik. Asumsi yang digunakan pada pengujian hipotesis statistik
nonparametrik hanyalah bahwa observasi-observasi independen dan variabel yang
diteliti memiliki kontinuitas. Asumsi bahwa variabel yang diteliti memiliki
kontinuitas juga diperlukan dalam uji parametrik, namun dalam uji
nonparametrik, asumsi tersebut lebih longgar.
Langkah-langkah
pengujian hipotesis statistik nonparametrik ialah sebagai berikut:
1. Menentukan
formulasi hipotesis
2. Menentukan
taraf nyata dan nilai tabel
3. Menentukan
kriteria pengujian
4. Menentukan
nilai uji statistik
5. Membuat
kesimpulan.
2.2.1 Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon
Uji peringkat
bertanda Wilcoxon pertama kali diperkenalkan oleh Frank Wilcoxon pada tahun
1945 sebagai penyempurnaan dari uji tanda. Pada uji peringkat bertanda
tersebut, disamping memperhatikan tanda perbedaan (positif atau negatif) juga
memperhatikan besarnya beda dalam menentukan apakah ada perbedaan nyata antara
data pasangan yang diambil dari sampel atau sampel yang berhubungan (Ir. M.
Iqbal Hasan, M.M, 2001, h. 304).
Langkah-langkah
pengujian peringkat bertanda Wilcoxon ialah sebagai berikut:
1. Menentukan
formulasi hipotesis
H0: Jumlah peringkat tanda
positif dengan jumlah peringkat tanda negatif
adalah sama (tidak ada perbedaan
nyata antara pasangan data).
H1: Jumlah peringkat tanda
positif dengan jumlah peringkat tanda negatif
adalah berbeda (ada perbedaan nyata
antara pasangan data).
2. Menentukan
taraf nyata (α) dengan T tabelnya
Pengujiannya dapat berbentuk satu sisi atau
dua sisi.
3. Menentukan
kriteria pengujian
Jika T0 ≥ Ttabel maka
H0 diterima
Jika T0 < Ttabel
maka H0 ditolak
4. Menentukan
nilai uji statistik (nilai T0)
Tahap-tahap pengujian ialah sebagai
berikut:
a. Menentukan tanda beda dan besarnya tanda
beda antara pasangan data
b. Mengurutkan bedanya tanpa memperhatikan
tanda atau jenjang
a)
Angka 1 untuk beda yang tekecil, dan seterusnya
b)
Jika terdapat beda yang sama, diambil rata-ratanya
c)
Beda nol tidak diperhatikan.
c.
Memisahkan tanda beda positif dan negatif atau tanda jenjang
d.
Menjumlahkan semua angka positif dan angka negatif
e.
Nilai terkecil dari nilai absolut hasil penjumlahan merupakan nilai T0,
yaitu
nilai uji statistik.
5. Mengambil
keputusan
mengambil keputusan apakah H0
diterima atau ditolak.
6. Membuat
kesimpulan
menyimpulkan formulasi dari hipotesisnya.
2.2.2 Uji Mann-Whitney
Uji Mann-Whitney
disebut juga pengujian U. Pengujian U digunakan untuk menguji rata-rata dari
dua sampel berukuran tidak sama, dikembangkan oleh H.B. Mann dan D.R. Whitney
pada tahun 1947. Langkah-langkah pengujiannya ialah sebagai berikut (Ir. M.
Iqbal Hasan, M.M, 2001, h. 310).
1. Menentukan
formulasi hipotesis
H0: dua sampel independen
memiliki rata-rata yang sama (µ1 = µ2)
H1: dua sampel independen
memiliki rata-rata yang berbeda.
2. Menentukan
taraf nyata (α) dan nilai U tabel
Uα(n1)(n2) = ...
Pengujiannya dapat berbentuk satu sisi atau
dua sisi.
3. Menentukan
kriteria pengujian
Jika U ≥ Uα(n1)(n2) maka H0
diterima
Jika U < Uα(n1)(n2) maka H0
ditolak.
4. Menentukan
nilai uji statistik
Nilai uji statistik ditentukan dengan
tahap-tahap berikut:
a. Menggabungkan kedua sampel dan memberi
urutan tiap-tiap anggota,
dimulai dari pengamatan terkecil sampai
terbesar
b.
Menjumlahkan urutan masing-masing sampel (R1 dan R2)
c. Menghitung statistik U dengan rumus:
U1 = n1 . n2
+ [n1(n1 + 1)]/2 – R1 ……………………………....…… (2.1)
Atau:
U2 = n1 . n2
+ [n2(n2 + 1)]/2 – R2 ……………………………….…... (2.2)
Nilai U yang diambil adalah nilai U yang
terkecil. Untuk memeriksa ketelitian
perhitungan digunakan rumus:
Uterkecil
= n1 . n2 - Uterbesar
..................................................................... (2.3)
dengan: n1 = Jumlah
sampel ke-1
n2 = Jumlah sampel ke-2
R1 = Jumlah urutan sampel ke-1
R2 = Jumlah urutan sampel ke-2
Uterbesar
= Nilai U yang paling besar
5.
Mengambil keputusan
Memutuskan apakah H0 diterima
atau ditolak.
6.
Membuat kesimpulan
Menyimpulkan formulasi dari hipotesisnya.
2.2.3 Uji Kruskal-Wallis
Uji
Kruskal-Wallis juga merupakan bentuk uji rank-sum.Uji ini dapat dipakai
untuk menentukan apakah k cuplikan bebas itu ditarik dari populasi-populasi
yang identik atau dari k populasi dengan rata-rata yang sama. Uji nonparametrik
ini dapat dipakai untuk mengganti metode analisis varian satu arah (Prof. Drs.
Soegyarto Mangkuatmodjo, 2004, h. 360).
Langkah-langkah
pengujian Kruskal-Wallis ialah sebagai berikut:
1.
Menentukan formulasi hipotesis
H0 : k populasi dari mana sampel
diambil memiliki mean yang sama (µ1 = µ2 =
µ3 = ... = µk)
H1 : k populasi dari mana sampel
diambil tidak memiliki mean yang sama,
sedikitnya ada satu mean yang tidak
sama (µ1 ≠ µ2 ≠ µ3 ≠ ... ≠ µk).
2.
Menentukan taraf nyata (α) dan nilai χ2 (kai kuadrat) tabel
Taraf nyata (α) dan nilai kai kuadrat (χ2)
ditentukan dengan derajat bebas:
db = k – 1
................................................................................................ (2.4)
dengan: db
= derajat bebas
k = banyak sampel
χ2α(k - 1) = ...
3.
Menentukan kriteria pengujian
Jika H ≤ χ2α(k - 1)
maka H0 diterima
Jika H > χ2α(k - 1)
maka H0 ditolak
4.
Menentukan nilai uji statistik (nilai H)
H = ................................................................. (2.5)
dengan: n = Jumlah ukuran
sampel
Ri
= Jumlah urutan
ni
= Ukuran sampel
5.
Mengambil keputusan
Memutuskan apakah H0 diterima
atau ditolak
6.
Membuat kesimpulan
Menyimpulkan formulasi dari hipotesisnya
(Ir. M. Iqbal Hasan, M.M, 2001, h.
314).
2.2.4 Uji Kolmogorov-Smirnov
Dalam uji goodness of
fit (kesesuaian), pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi
frekuensi hasil pengamatan (observed frequencies distribution) sesuai
dengan expected normal frequencies distribution. Hipotesis nihil yang
akan diuji mengatakan bahwa distribusi frekuensi hasil pengamatan adalah sesuai
dengan distribusi frekuensi yang diharapkan/teoritis.
Langkah-langkah
yang diperlukan dalam pengujian ini ialah:
1.
Data dari hasil pengamatan disusun mulai dari nilai pengamatan terkecil sampai
nilai pengamatan terbesar
2.
Dari nilai pengamatan tersebut kemudian susunlah distribusi frekuensi
kumulatif
relatif, dan notasikan dengan Fa (X)
3. Hitung nilai Z dengan rumus:
Z = ................................................................................................. (2.6)
dengan:
X = distribusi frekuensi kumulatif relatif
µ
= nilai mean
σ =
deviasi standar
4.
Hitung distribusi frekuensi kumulatif teoritis (berdasarkan area kurva normal)
dan notasikan dengan Fe (X)
5.
Hitung selisih antara Fa (X) dengan Fe (X)
6.
Ambil angka selisih maksimum dan notasikan dengan D
7. Bandingkan nilai D yang diperoleh dengan nilai Dα dari tabel Kolmogorov-
Smirnov.
Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
Jika D ≤
Dα maka H0 diterima
Jika D
> Dα maka H0 ditolak (Drs. Djarwanto Ps, 1999, h. 50)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar