Translate

Sabtu, 01 Desember 2012

STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC)



TUGAS PENDAHULUAN
STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC)


PT Hulala Graphic sebagai perusahaan yang bergerak dalam industri percetakan dan penerbitan. Dalam menjalankan bisnisnya PT Hulala Graphic telah menerapkan sistem pengendalian kualitas produksi. PT Hulala Graphic telah meraih sertifikat ISO 9001:2000 pada tahun 2000. Sunshine Time merupakan salah satu koran harian daerah yang dikelola oleh PT Hulala Graphic. Salah satu produk terbitan PT Hulala Graphic yaitu Sunshine Time yang termasuk koran harian daerah pertama di kota Mozaik. Pada tahun 1991 tepatnya pada tanggal 11 Januari 1991 koran harian Sunshine Time terbit perdana. Untuk menerbitkan Sunshine Time, PT Hulala Graphic bekerja sama dengan PT Cone Group, kelompok usaha nasional terkemuka yang berbasis di kota Mozaik, kota utama pintu gerbang negara Hulala. Koran ini merupakan generasi baru koran daerah Mozaik. Sejak pertama kali terbit, Sunshine Time mendapat sambutan yang luar biasa dari pasar. Sunshine Time sekarang menjadi salah satu koran utama dan terkemuka di kota Mozaik. Koran ini tidak hanya sebagai koran terkemuka di kota Mozaik tapi juga masuk dalam jajaran koran-koran dengan readership terbanyak secara nasional. Sunshine Time hadir di Mozaik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat profesional kota dan keluarga metropolitan. Pembaca dimanjakan dengan suguhan berita dan rubrik lifestyle seperti Sunshine Women, Sunshine Kids, Sunshine Health, Sunshine Cellular Style, Sunshine Automotif, Sunshine Griya, Sunshine School, Sunshine Property, Sunshine Techno, Sunshine Shopping, Sunshine Mal, Sunshine Kuliner, dan masih banyak lagi. Sunshine Time, yang memiliki basis kuat di pasar langganan, setiap pagi mengunjungi pembaca di rumah mereka sebelum berangkat ke tempat kerja atau sekolah. Untuk memudahkan keluarga metropolitan menikmati Sunshine Time, koran ini dibagi dalam enam sesi (36 halaman): Font Page, Sunshine Politik, Sunshine Ekonomi, Sunshine Mozaik, Sunshine Women, Superball, dan Sunshine Iklan. Sejak awal kelahirannya, Sunshine Time hadir dengan edisi online melalui Sunshinetime.com. Inovasi terus dilakukan, sehingga pada September 2001, Sunshinetime.com tidak hanya menerbitkan edisi print (print go online) melainkan juga edisi real time (real time news). Inovasi ini menempatkan Sunshine.com sebagai portal berita real time pertama di negara Hulala. Sunshine Time saat ini dikawal SDM sebanyak 121 personil, redaksi dan percetakan 78 orang, sedangkan perusahaan sebanyak 43 orang. Selain itu Sunshine Time juga memiliki mesin percetakan dengan merek Goss Community buatan Chimy dengan kemampuan produksi 45.000 cph (copies per hour). Sebagai surat kabar yang mengambil pangsa pasar kelas ekonomi keatas dengan arah pemberitaan hiburan, gaya hidup dan olahraga yang selama ini belum digarap sepenuhnya oleh surat kabar daerah ini cukup mendapat perhatian dan menempatkan posisi pada persaingan.

Pengukur kualitas yang digunakan dalam melaksanakan pengendalian kualitas di PT Hulala Graphic dilakukan secara atribut dan variabel. Istilah misdruk merupakan sebutan untuk jenis kerusakan pada Koran. PT hulala Graphic menggunkan lima karakteristik produk yang dianggap misdruk yaitu:
1.   Koran kotor (terdapat goresan).
2.   Penyerapan tinta tidak merata (warna kabur).
3.   Posisi lipatan tengah tidak register (presisi).
4.   Lipatan tidak simetris dengan batas toleransi.
5.   Terdapat bagian yang terpotong melebihi garis tepi.

Jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada koran (misdruk) antara lain:
1.   Kotor
Yaitu misdruk karena halaman koran kotor dimana terdapat bercak tinta di lembaran koran.
2.   Warna kabur
Yaitu misdruk karena penyerapan warna pada tulisan dan gambar di koran tidak merata sehingga terlihatt kabur. Misdruk ini biasa terjadi pada awal cetak karena tinta masih sangat pekat dan belum tercampur secara merata sehingga menjadikan warna tidak terserap secara sempurna.
3.   Posisi lipatan tengah tidak register (presisi)
Yaitu misdruk karena layout koran tidak presisi dimana tanda acuan register yang terletak pertengahan yang menjadi lipatan koran tidak berada tepat sejajar atau melebar.


4.   Lipatan tidak simetris
Yaitu misdruk karena kesalahan mesin pada saat tahap pelipatan (folding) sehingga mengakibatkan lipatan tidak simetris (menceng).
5.   Terdapat bagian yang terpotong
Ketidaktepatan mesin dalam memotong koran sehingga lembaran koran terpotong tidak pas dengan ukuran. Ukuran standar cut-off mesin yaitu 58 x 76,2 cm.

Dalam melakukan pengendalian kualitas secara statistik, langkah pertama yang dilakukan adalah pembuatan check sheet, dimana check sheet berguna untuk mempermudah proses pengumpulan data serta analisis. Adapun hasil pengumpulan data melalui check sheet yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

Data Produksi PT Hulala Graphic Periode Februari 2012
Tanggal
Jumlah Produksi (Ekp)
Jenis Misdruk (ekp)
Kotor
Warna Kabur
Tidak Register
Lipatan Tidak Simetris
Terpotong
01
482075
3878
8190
6532
3660
2450
02
277325
1980
4730
3613
1860
690
03
297450
2870
5650
3606
1450
3670
04
295250
2898
4955
3240
1123
2874
05
296275
1995
3824
3139
2765
3854
06
295250
3510
4875
2804
2258
1860
07
294875
1642
4556
3728
2386
1975
08
488975
5514
7630
2804
2554
3705
09
277775
2575
3210
1861
1756
1153
10
298250
2507
4578
1850
3576
2881
11
297300
1890
4358
3670
2975
1734
12
295000
1354
3125
2113
3328
3980
13
297275
2545
6140
2870
1403
4435
14
486075
3937
9056
5878
4456
7480
15
276400
1502
5120
2985
2654
5356
16
310725
1308
4645
3124
2465
4870
17
298525
1778
4720
3525
2780
4768
18
300125
1134
5876
4978
2476
3655
19
301250
3445
4025
4760
2178
4360
20
297900
4230
5172
2954
2294
3825
21
485900
5292
6705
3458
2580
5640
22
278500
2385
2595
2080
2517
1163
23
301190
2595
3298
3690
2866
3352
24
296425
2411
3154
3465
2965
3180
25
298745
2935
3750
2890
3539
2880
26
295115
3480
3100
2868
3541
2480
27
471350
3815
6790
4558
4160
3780
28
277680
2758
3575
2285
3670
2285
Data Produksi PT Hulala Graphic Periode Februari 2012 (Lanjutan)
Tanggal
Jumlah Produksi (Ekp)
Jenis Misdruk (ekp)
Kotor
Warna Kabur
Tidak Register
Lipatan Tidak Simetris
Terpotong
29
299670
2930
3230
2970
3642
2558

Dalam pengendalian kualitas, PT Hulala Graphic juga melakukan uji presisi lipatan koran, dalam hal ini PT Hulala graphic, mengambil sampel sebanyak 29 dalam periode bulan Februari 2012. Hasil pengujian dapat dilihat sebagai berikut:

Uji Presisi Lipatan Kertas
Tanggal
Kemiringan (mm)
1
2
3
4
5
6
7
1 Februari 2012
2.86
3.31
3.27
3.31
3.24
3.32
3.1
2 Februari 2012
3.15
2.9
2.96
2.93
2.93
2.89
2.96
3 Februari 2012
3.38
3.18
3.31
3.31
3.12
3.2
3.35
4 Februari 2012
2.87
2.61
3.34
3.21
2.79
2.9
2.77
5 Februari 2012
3.86
4.17
3.59
3.56
3.07
3.01
3.05
6 Februari 2012
3.48
3.45
3.12
3.09
2.87
2.81
3.16
7 Februari 2012
3.24
3.46
2.71
3.32
2.46
2.65
3.23
8 Februari 2012
3.07
3.01
3.05
3.07
2.97
3.09
3.09
9 Februari 2012
2.87
2.81
3.16
2.73
3.09
3.59
3.68
10 Februari 2012
2.46
3.34
3.23
2.91
3.01
3
2.89
11 Februari 2012
2.97
3.09
3.09
2.99
4.22
3.69
3.14
12 Februari 2012
3.09
3.59
3.68
3.09
3.2
2.94
3.47
13 Februari 2012
3.34
3.02
2.89
2.49
2.96
3.13
3.05
14 Februari 2012
3.42
3.69
3.14
3.04
3.11
3.42
3.68
15 Februari 2012
3.2
2.94
3.47
4.28
3.46
3.56
3.71
16 Februari 2012
2.96
3.13
3.05
3.05
4.36
3.43
3.52
17 Februari 2012
3.11
3.42
3.68
2.81
3.51
3.73
3.76
18 Februari 2012
3.46
3.56
3.71
2.85
3.07
3.01
3.05
19 Februari 2012
4.36
3.43
3.52
3.24
2.87
2.81
3.16
20 Februari 2012
3.51
3.73
3.76
3.19
2.46
2.56
3.23
21 Februari 2012
3.34
3.07
3.39
3.34
3.51
3.73
3.76
22 Februari 2012
2.91
4.02
4.46
2.88
3.34
3.07
3.39
23 Februari 2012
3.71
4.21
3.61
3.33
2.91
4.02
4.03
24 Februari 2012
3.6
3.93
3.82
3.07
3.71
3.98
3.61
25 Februari 2012
3.45
3.71
3.79
3.19
3.6
3.19
4.57
26 Februari 2012
3.79
3.99
3.77
3.35
3.45
3.71
2.79
27 Februari 2012
3.57
3.65
3.29
2.41
3.79
3.99
3.77
28 Februari 2012
3.51
3.73
3.76
3.63
3.57
3.65
3.29
29 Februari 2012
3.34
3.07
3.39
2.39
3.51
3.73
3.76

Pada kesempatan bulan Februari 2012 ini PT Hulala Graphic meminta konsultan quality control yang berkompeten dalam bidang manufaktur percetakan untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya misdruk warna kabur, posisi lipatan tengah tidak register (presisi), dan terpotong. Berikut adalah informasi pemicu adanya misdruk tersebut.
1.   Warna kabur
a.   Setting persentase warna pada mesin kurang bagus.
b.   Lapisan roll blanket yang lecet atau rusak dan pompa tinta rusak sehingga tinta luber.
c.   Kurang meratnya tinta pada tangki warna mesin cetak dikarenakan volume tinta pada tangki warna yang kurang dan tinta yang masih terlalu pekat, sehingga penyerapan warna menjadi tidak merata.
d.   Register yang berubah posisi dikarenakan setelan yang kurang kencang atau terlalu kendor.
e.   Plate untuk cetak gambar miring.
f.    Operator mengisi volume tinta pada tangki warna tidak sesuai takaran yang pas.
g.   Operator mesin yang kurang cermat dalam menyetel kekencangan mesin sehingga perputarannya dapat mengganggu kestabilan register dan plate. Hal ini disebabkan oleh operator yang mungkin belum terampil atau berpengalaman dalam melakukan penyetelan yang pas dan juga karena salah perhitungan dalam menyetel kekencangan mesin.
h.   Tingkat kepekaan tinta yang berbeda-beda disinyalir juga merupakan penyebab dari misdruk ini karena mengakibatkan percampuran untuk membuat suatu warna menjadi tidak merata.
i.    Adanya plate yang cacat atau rusak juga mengakibatkan warna menjadi kabur karena tidak dapat dibaca sempurna oleh mesin.
2.   Tidak register
a.   Register warna yang terdapat di dalam mesin anjlok.
b.   Perputaran mesin yang cepat menjadikan register halaman bergeser.
c.   Register halaman error karena mesin yang tidak pas sehingga proses cetak tidak lancar.
d.   Letak plate yang bergeser sehingga menjadikan layout koran juga ikut tergeser.
e.   Pekerjaan yang kurang terampil dalam melakukan setting mesin dan register.
f.    Kesalahan operator dalam memasang layout karena kurang teliti dan tidak fokus.
g.   Intruksi kerja yang tidak dipahami secara jelas oleh pekerja menjadikan pekerja melakukan kesalahan.
h.   Terjadinya kesalahan kerja karena kurangnya koordinasi antara bagian perencanaan cetak koran dengan operator di lapangan mengenai penempatan layout dan settingan mesin.
i.    Suhu udara yang panas menjadikan pekerja kurang nyaman dalam melakukan pekerjaannya sehingga melakukan kesalahan.
j.    Suara bising dari mesin sedikit banyak juga berpengaruh terhadap konsentrasi pekerja terutama sewaktu mengattur layout dan register yang membutuhkan ketelitian dan kecermatan.
3.   Terpotong
a.   Settingan kompresor mesin berubah dikarenakan sebelumnya digunakan untuk mencetak buku.
b.   Kondisi tingkat ketajaman pisau potong.
c.   Coveyor mesin macet atau rusak akan menyebabkan aliran distribuusi koran dari tahap pelipatan ke potongan menjadi terhambat sehingga menyebabkan banyak koran yang terpotong tidak sesuai ukuran.
d.   Gagal splacing karena putaran roll kertas kurang kencang sehingga kertas yang terpotong tidak beraturan.
e.   Operator tidak teliti dalam mengecek kembali settingan mesin setelah sebelumnya digunakan.
f.    Kecerobohan dari operator dalam menjalankan mesin sehingga mesin terganggu dan conveyor mesin macet.
g.   Kesalahan dalam perhitungan perputaran mesin oleh operatot sehingga perputaran mesin tidak beraturan dan distribusi kertas terganggu.
h.   Kurangnya koordinasi antar operator dalam menjalankan mesin menyebabkan jalannya mesin terganggu.
i.    Suhu udara yang panas bisa menganggu mood karyawan dalam bekerja sehingga banyak melakukan kecerobohan.
j.    Suara bising dari mesin mengurangu fokus dari para operator dalam melakukan koordinasi dalam menjalankan mesin.


Pertanyaan:
1.   Jelaskan perbedaan peta kendali atribut dan variabel.
2.   Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis peta kendali.
3.   Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis peta kendali variabel.
4.   Sebutkan dan jelaskan (disertai gambar) “Magnificent Seven” yang digunakan dalam Statistic Proocess Control (SPC).
5.   Jelaskan tentang 4M+1E dalam pengendalian kualitas statistik.
6.   Buatlah diagram pareto untuk misdruuk atribut, dan nilainya dalam bentuk prosentase pada masing-masing misdruk.
7.   Buatlah Peta Kendali P pada PT Hulala Graphic.
8.   Buatlah Peta Kendali  dan R pada PT Hulala Graphic
9.   Hitunglah capabilitas process (CP) pada presisi kesimetrisan lipatan koran, serta tentukan berapa nilai capabilitas process up (CPU) dan capabilitas process lower (CPL), serta analisis kondisinya.

Penyelesaian:
1.       Perbedaan peta kendali atribut dengan peta kendali varibel adalah sebagai berikut:
a.       Pengendali kualitas proses statistik data atribut digunakan sebagai pengganti pengendali kualitas statistik data variabel. Hal ini dapat terjadi apabila pengukuran seperti kesalahan warna, adanya bagian yang hilang, dan seterusnya tidak dapat diukur.
b.       Dalam peta pengendali kualitas statistik untuk data variabel harus dihitung semua karakteristik kualitas untuk dapat dibuat peta pengendali rata-rata proses maupun tingkat keakuratan proses. Misalnya, dalam perusahaan terdapat karakteristik kualitas seperti panjang, lebar, diameter, goresan, atau yang lainnya, maka harus dibuat pula 100 peta pengendali rata-rata proses dan 100 peta pengendali tingkat keakuratan proses. Hal ini membuat kegiatan pengendalian kualitas proses statistik variabel tersebu mahal dan sulit diterapkan. Sedangkan pada peta pengendali atribut dapat meminimalkan keterbatasan tersebut dengan menyediakan semua informasi kualitas untuk dapat mengurangi biaya.
c.       Peta pengendali kualitas statistik model data atribut dapat digunakan pada semua tingkatan dalam organisasi, perusahaan, departemen, pusat-pusat kerja, dan mesin-mesin. Namun, dalam peta pengendali data variabel biasanya digunakan pada tingkat terendah, yaitu mesin-mesin.
d.       Peta pengendali atribut dapat membantu mengidentifikasikan akar permasalahan baik pada tingkat umum maupun pada tingkat yang lebih mendetail. Sedangkan pada peta pengendali variabel biasanya digunakan untuk menentukan alasan khusus pada situasi out of statistical cintrol.

2.       Jenis-jenis peta atribut adalah sebagai berikut:
Ada tiga kelompok besar peta pengendali atribut, yang terbagi berdasarkan distribusi Binomial, berdasarkan distribusi Poisson, dan berdasarkan kategori lainnya.
a.       Berdasarkan Distribusi Binomial (p-chart dan np-chart)
Peta atribut yang berdasarkan distribusi binomial merupakan kelompok pengendali untuk unit-unit ketidaksesuaian, seperti p-chart dan np-chart. Kedua peta atribut tersebut digunakan untuk mengetahui apakah cacat produk yang dihasilkan masih dalam batas yang isyaratkan atau tidak. Peta kendali p-chart menunjukkan proporsi ketidaksesuaian dalam sampel atau sub kelompok. Sedangkan np-chart menunjukkan banyaknya ketidaksesuaian proporsi dalam bagian atau persen. Untuk p-chart dan np-chart digunakan bila kita memakai ukuran cacat berupa proporsi produk cacat salam setiap sampel yang diambil. Bila sampel yang diambil untuk setiap kali melakukan observasi jumlahnya sama maka kita dapat menggunakan peta  p-chart dan np-chart tersebut. Namun, bila sampel yang diambil bervariasi untuk setiap kali melakukan observasi berubah-ubah jumlahnya atau memang perusahaan tersebut melakukan 100% inspeksi maka kita harus menggunakan p-chart.
b.       Berdasarkan Distribusi Poisson (c-chart dan u-chart)
Peta atribut yang berdasarkan distribusi poisson digunakan untuk mengadakan pengujian terhadap kualitas proses produksi dengan mengetahui banyaknya kesalahan pada satu unit produk sebagai sampelnya. Bedanya, untuk jumlah sampel yang konstan dapat disunakan peta kendali banyaknya kesalahan dalam satu unit produk yang sama (c-chart) maupun u-chart. Tetapi apabila sampel yang diambil bervasiasi atau memang seluruh produk yang dihasilkan akan diuji, maka digunakan peta kendali banyaknya kesalahan dalam satu unnit produk yang berbeda (u-chart). Peta kendali c-chart menunjukkan bagian ketidaksesuaian dalam unit yang diinspeksi seperti mobilm pakaian, atau satu gulung kain, satu gulung kertas, dan seterusnya. Sedangkan pada u-chart digunakan untuk bagian ketidaksesuaian setiap unit. u-chart juga dapat digunakan pada situasi di mana ukuran sampel bervariasi.
c.       Berdasarkan Bobot Kombinasi Ketidaksesuaian
Kategori lain dari dari peta pengendali kualitas atribut ini berkaitan dengan kombinasi ketidaksesuaian berdasarkan bobot. Bobot ini dipengaruhi oleh banyak sedikitnya ketidaksesuaian. Jenis peta pengendali tersebut disebut dengan U-chart atau demerit control chart. Peta pengendali banyaknya kesalahan per unit produk baik sampel konstan maupun bervariasi, masih belum membedakan jenis atau tingkat kesalahan yang dialami olehh suatu produk dalam proses yang sedang berjalan. Apabila dalam perusahaan terdapat berbagai macam tingkat kesalahan, misalnya: parah, sedang, ringan, dan sebagainya maka yang mengadakan pengendalian, perusahaan harus menggunakan peta pengendali jenis kesalahan (U-chart).

3.       Jenis-jenis peta kendali variabel
Adapun jenis-jenis dari peta kendali variabel, yaitu sebagai berikut:
a.       Peta pengendali rata-rata dan jarak (range)
Peta kendali rata-rata dan jarak merupakan dua peta pengendali yang saling membantu dalam mengambil keputusan mengenai kualitas proses. Peta pengendali rata-rata merupakan peta pengendali untuk melihat apakah proses masih berada dalam batas pengendalian atau tidak. Peta kendali rata-rata menunjukkan apakah rata-rata produk yang dihasilkan sesuai dengan standar pengendalian yang digunakan perusahaan. Sementara itu, peta pengendali jarak (range) digunakan untuk mengetahui tingkat keakurasian atau ketepatan proses yang diukur dengan mencari range dari sampel yang diambil dalam observasi. Sama halnya dengan peta pengendali rata-rata, peta pengendali jarak juga digunakan untuk mengetahui dan menghilangkan penyebab khusus yang membuat terjadinya penyimpangan.
b.       Peta pengendali rata-rata dan standar deviasi
Peta kendali stabdar deviasi digunakan untuk mengukur tingkat keakurasian proses. Penggunaan peta pengendal standar deviasi digunakan bersama dengan peta pengendali rata-rata.
c.       Peta pengendali untuk unit-unit individu
Pada berbagai situasi, perusahaan atau organisasi hanya menghasilkan beberapa unit, bahkan mungkin satu unit saja. Maka, digunakan peta pengendali indivu yang hanya menggunakan pengujian terhadap satu unit produk. Kondisi lain yang menjadi alasan digunakannya peta pengendali ini adalah apabila proses pengujian akan menyebabkan kerusakan produk, atau proses pengujian tersebut dirasakan sangat mahal. Oleh karena itu, maka hanya diambil satu unit produk sebagai sampel untuk menguji apakah proses produksinya masih berada dalam batas pengendali atau tidak.
d.       Peta pengendali regresi (Trend Control Chart)
Peta pengendali ini dugunakan apabila dalam pengukuran ternyata ada kecenderungan hasil pengukurannya semakin naik atau semakin menurun. Pada peta kendali ini baik garis pusat maupun batas pengendali semuanya menyerupai garis kecenderungan naik atau turun.
e.       Peta pengendali rata-rata bergerak (Moving Average Control Chart)
Peta pengendali ini digunakan bila dari hasil observasi data tampak bahwa antara nilai rata-rata data yang satu dengan yang lain hanya menampakkan perbedaan yang sangat sedikit. Selain itu, peta pengendali rata-rata bergerak ini juga dapat digunakan apabila sampel yang digunakan setiap kali observasi hanya satu unit. Periode rata-rata bergerak juga ditentukan berdasarkan kebijakan dari pihak perusahaan atau organisasi.
f.        Peta pengendali rata-rata bergerak geometrik (Geometric Moving Average)
Pada prinsipnya, metode ini sama dengan peta pengendali rata-rata bergerak, tapi dalam rata-rata bergerak geometrik digunakan bobot tertentu, sehingga lebih efektif dalam mendeteksi perubahan-perubahan kecil dalam proses.

g.       Peta pengendali penerimaan (Acceptance Control Chart)
Peta pengendali ini digunakan apabila banyaknya sampel telah diketahui dan proporsi ketidaksesuaian telah ditentukan. Oleh karena itu, ada asumsi-asumsi yang harus digunakan, yaitu antara lain:
1)      Lebar proses yang melekat harus lebih kecil daripada batas-batas spesifikasinya,
2)      Variabilitas proses berada dalam batas pengendali statistik, dan
3)      Distribusi nilai individu adalah distribusi normal.
h.       Peta pengendali multivariat
Dalam berbagai situasi, pengendali kualitas proses seringkali menggunakan lebih dari satu karakteristik, misalnya menguji panjang dan diameter pipa sekaligus untuk mengetahui sejauh mana penyimpangan proses dari standar yang telah ditetapkan. Sebagai contohnya, ada dua karakter teristik kualitas yang harus berada dalam batas pengendali statistik agar proses disebut telah berada di dalam batas pengendali statistik. Pengendali rata-rata dilakukan secara menyeluruh atau sekaligus, tidak dengan independen. Sehingga, daerah pengendali dari dua karakteristik akan berbentuk elips. Maka, peta pengendali seperti inilah yang disebut peta pengendali multivariat.

4.       Jenis-jenis Magnificent Seven yang digunakan dalam Statistical Process Control yaitu:
a.       Diagram Pareto
Diagram pareto diperkenalkan oleh Alfredo Pareto (1848-1923). Diagram pareto merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan rangking tertinggi hingga terendah. Daigram pareto juga dapat mengidentifikasi masalah yang paling penting yang memengaruhi usaha perbaikan kualitas dan memberikan petunjuk dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk menyelesaikan masalah. Selain itu, diagram pareto juga dapat digunakan untuk membandingkan kondisi proses, misalnya ketidaksesuaian proses sebelum dan sesudah diambil tindakan perbaikan terhadap proses.
Adapun gambar mengenai diagram pareto dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/8a/Pareto.PNG/400px-Pareto.PNG
Diagram Pareto

b.       Histogram
Histogram menjelaskan variasi proses, namun belum mengurutkan ranking dari variasi terbesar sampai dengan yang terkecil. Histogram juga menunjukkan kemampuan proses, dan apabila memungkinkan, histogram dapat menunjukkan hubungan dengan spesifikasi proses dan angka-angka nominal, misalnya rata-rata. Dalam histogram, garis vertikal menunjukkan banyaknya observasi tiap-tiap kelas. Adapun gambar histogram yaitu sebagai berikut:
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRXX-gXh4xl4AJNBtxNQCMophK3Y5lGbL1T-gPlGb0LOE4oIFL0cA
Histogram

c.       Lembar Pengecekan (Check Sheet)
Tujuan dari pembuatan lembar pengecekan adalah menjamin bahwa data dikumpulkan secara teliti dan akurat oleh karyawan operasional untuk diadakan pengendalian proses dan penyelesaian masalah. Data dalam lembar pengecekan tersebut nantinya akan digunakan dan dianalisis secara cepat dan mudah. Berikut adalah contoh check sheet yaitu:
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTe9_wF4EIPi41nujiC-Gd1GrQitmAVYxaLJwzzE5QCJ9nCQZA1pw
Lembar Pengecekan

d.       Diagram Sebab Akibat
Diagram sebab akibat dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun 1943, sehingga sering disebut diagram Ishikawa. Diagram sebab-akibat menggambarkan garis dan simbol-simbol yang menunjukkan hubungan antara akibat dengan sebab suatu masalah. Diagram tersebut memang digunakan untuk mengetahui akibat dari suatu masalah untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan. Dari akibat tersebut kemudian dicari sumber permasalahannya. Selain digunakan untuk mencari penyebab suatu masalah, diagram ini juga dapat digunakan untuk mencari penyebab minor yang merupakan bagian dari penyebab utamanya. Penerapan lainnya adalah ketika digunakan untuk menghitug banyaknya penyebab kesalahan yang mengakibatkan terjadinya suatu masalah, menganalisis penyebaran pada masing-masing penyebab masalah, dan menganalisis proses.


Adapun contoh dari diagram sebab-akibat yaitu sebagai berikut:
http://kampanye.febdian.net/images/fishbone_optimasi_PPI.jpg
Diagram Sebab-Akibat

e.       Diagram Penyebaran (Scatter Diagram)
Scatter diagram merupakan cara yang paling sederhana untuk menentukan hubungan antara sebab dan akibat dari dua variabel. Langkah-langkah yang diambil pun sederhana, data dikumpulkan dalam bentuk pasangan titik (x,y). Dari titik-titik tersebut dapat diketahui hubungan anata variabel x dan variabel y, apakah terjadi korelasi positif atau negatif. Adapun contoh dari gambar diagram penyebaran, yaitu sebagai berikut:
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQYEvgsxGjxKFpQIffTJH_-rXM7Pn5BrSxvdpglLBXQojH46db3AA
Scatter Diagram
f.        Diagram Alur (Flowchart)
Diagram alur merupakan diagram yang menunjukkan aliran atau urutan suatu proses atau peristiwa. Diagram tersebut akan memudahkan dalam menggambarkan suatu sistem, mengidentifikasikan masalah, dan melakukan tindakan pengendalian. Diagram alut akan lebih tepat apabila disusun secara tim, sehingga dapat diketahui serangkaian proses secara jelas dan tepat. Tindakan perbaikan dapat dicapai dengan pengurangan atau penyederhanaan tahapan proses, pengkombinasian proses, atau membuat frekuensi terjadinya langkah atau proses lebih efisien. Gambar diagram alur dapat dilihat seperti berikut:
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ2ERS5zSY3rTt7oDq3QoMl_T_d_gUedylW9H1HmrOMMF83HwR4
Diagram Alur

g.       Peta Pengendali (Control Chart)
Peta pengendali menggambarkan perbaikan kualitas. Perbaikan kualitas terjadi pada dua situasi. Situasi pertama adalah ketika peta kendali dibuat, proses dalam kondisi tidak stabil. Kondisi yang diluar batas kendali terjadi karena sebab khusus, kemudian dicari tindakan perbaikan sehingga proses menjadi stabil. Hasilnya adalah adanya perbaikan proses. Kondisi kedua berkaitan dengan pengujian. Peta pengendali tepat bagi pengambil keputusan karena model akan melihat yang baik dan yang buruk.
Adapun contoh gambar eta kendali yaitu sebagai berikut:
http://kelincicoklatdiary.files.wordpress.com/2010/11/000.jpg
Peta Kendali

5.       4M + 1E dalam Pengendalian Kualias Statistik

Kualitas yang ingin kita perbaiki dan kendalikan disebut “karakteristik Kualitas”. Yang dapat menyebabkan penyebaran disebut faktor. Untuk mengilustrasikan pada sebuah diagram hubungan antara sebab dan akibat kita ingin mengetahui sebab dan akibat dalam bentuk yang nyata. Faktor-faktor yang berpengaruh, biasanya terdapat 5 (lima) faktor utama, yaitu: manusia (man), bahan (material), metode (method), mesin (machine), dan lingkungan (environment). Biasanya disingkat dengan 4M dan 1E.. Syarat-syarat penjaminan mutu tersebut (4M-1E) adalah sebagai berikut:

a.       Man (Manusia) menjamin mutu dengan:

1)      Disiplin, yaitu kedisiplinan dalam bekerja sesuai dengan standar kerja yang telah ditetapkan.

2)      Sikap, yaitu bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan.

3)      Skill, yaitu kemampuan/ keterampilan yang dimiliki sesuai dengan bidangnya.

b.       Machine (Fasilitas) menjamin mutu dengan:

1)      Jig/alat, yaitu alat pendukung untuk mempermudah dalam proses produksi dengan hasil yang baik dan cepat.

2)      Machine, yaitu mesin yang mempunyai mutu dan teknologi yang canggih akan mempercepat proses produksi dengan hasil yang berkualitas.

c.       Method (Metode) menjamin mutu dengan:
1)      Standar kerja, yaitu aturan yang dibuat sebagai pedoman dalam bekerja.
2)      Control Quality, yaitu suatu kegiatan kontrol yang dilakukan dalam proses produksi untuk menghindari terjadinya penyimpangan yang lebih besar pada proses berikutnya.
3)      Perawatan, yaitu penjadwalan perawatan pada alat (machine, jig dan tools) secara berkala.
d.       Material (Bahan) menjamin mutu dengan:
1)      Direct Material, yaitu bahan baku yang sesuai dengan standar.
2)      Indirect Material, yaitu bahan pendukung yang sesuai dengan standar.
e.       Environment (Lingkungan) menjamin mutu dengan berdasarkan lay out, yaitu tata letak area kerja yang baik, aman dan nyaman mempermudah dalam bekerja.

6.       Berikut ini adalah pendistribusian data misdruk dengan menggunakan diagram pareto berdasarkan misdruk atribut dalam bentuk persentase.
a.        Jumlah misdruk pada masing-masing misdruk dapat dilihat pada tabel berikut:
Jenis Misdruk
Jumlah Misdruk
Kotor
81093
Warna Kabur
140632
Tidak Register
98298
Lipatan Tidak Simetris
79877
Terpotong
96893
Total Misdruk
496793

b.       Persentase pada Masing-masing Misdruk
Persentase masing-masing misdruk dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan di bawah ini, yaitu:
Misdruk (%)   =  x 100%  ........................................    (4.1)



Adapun perhitungan persentase untuk masing-masing midstruk yaitu sebagai berikut:
1)      Kotor (%)                            =  x 100%
                                             = 16,3233%
2)      Warna Kabur (%)                =  x 100%
                                              = 28,3080%
3)      Tidak Register (%)              =  x 100%
                                              = 19,7865%
4)      Lipatan Tidak Simetris (%)      =  x 100%
                                              = 16,0785%
5)      Terpotong (%)                     =  x 100%
                                              = 19,5037%

Kemudian, masing-masing persentase misdruk diurutkan dari tingkat tertinggi hingga tingkat terendah, seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Jenis Misdruk
Jumlah Misdruk
Persentase
Warna Kabur
140632
28,3080%
Tidak Register
98298
19,7865%
Terpotong
96893
19,5037%
Kotor
81093
16,3233%
Lipatan tidak Simetris
79877
16,0785%
Total
496793
100,0000%







c.       Setelah diperoleh persentase untuk masing-masing misdruk dengan urutan data dari yang tingkat tertinngi hingga tingkat terendah, maka dilanjutkan dengan membuat diagram pareto. Adapun diagram pareto yang dapat dilihat seperti berikut ini:
Diagram Pareto

7.       Peta Kendali P pada PT. Hulala Graphic
Peta P merupakan peta pengendali data atribut yang digunakan untuk mengetahui proporsi cacat atau dengan kata lain menghitung banyaknya produk cacat dalam suatu proses produksi. Adapun rumus-rumus yang digunakan dalam perhitungan pada peta kendali p adalah sebagai berikut:
 =  ........................................................................................................    (1.2)

dengan:          = garis pusat peta pengendali proporsi kesalahan
         xi       = proporsi kesalahan setiap sampel
         n        = banyaknya sampel yang diambil setiap kali observasi
         g        = banyaknya observasi yang dilakukan



BPA =  + 3  .................................................................................... (1.3)

dengan: BPA  = batas pengendali atas
                = proporsi rata-rata
         n        = ukuran sampel
        
BPB =  - 3  ...................................................................................    (1.4)

dengan: BPB  = batas pengendali bawah
                = proporsi rata-rata
         n        = ukuran sampel

Berikut adalah pengolahan data dengan menggunakan pengendali model ­p-chart yaitu aebagai berikut:
a.                   =
                   =
                   = 0,0525
        = GT   = 0,0255

b.       Batas pengendali atas (BPA) dan batas pengendali bawahnya (BPB) adalah:
1)      Tanggal 1
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0537
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0517




2)      Tanggal 2
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0540
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0514

3)      Tanggal 3
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0539
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0515

4)      Tanggal 4
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0539
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0515

5)      Tanggal 5
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0539
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0515

6)      Tanggal 6
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0539
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0515

7)      Tanggal 7
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0539
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0515

8)      Tanggal 8
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0537
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0517

9)      Tanggal 9
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0540

BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0514

10)   Tanggal 10
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0539
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0515

11)   Tanggal 11
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0539
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0515

12)   Tanggal 12
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0539
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0515

13)   Tanggal 13
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0539
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0515

14)   Tanggal 14
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0537
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0517

15)   Tanggal 15
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0540
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0514

16)   Tanggal 16
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0539
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0515

17)   Tanggal 17
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0539
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0515

18)   Tanggal 18
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0539
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0515

19)   Tanggal 19
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0539
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0515



20)   Tanggal 20
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0539
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0515

21)   Tanggal 21
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0537
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0517

22)   Tanggal 22
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0540
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0514

23)   Tanggal 23
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0539

BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0515

24)   Tanggal 24
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0539
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0515

25)   Tanggal 25
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0539
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0515

26)   Tanggal 26
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0539
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0515



27)   Tanggal 27
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0537
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0517

28)   Tanggal 28
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0540
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0514

29)   Tanggal 29
BPA = 0,0525 + 3
          = 0,0539
BPB = 0,0525 - 3
          = 0,0515

c.       Sampel yang diambil dan kesalahan yang terjaadi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Jumlah Proporsi Cacat Produksi
Tanggal
Jumlah Produksi
Di
BPA
BPB
01
482075
24710
0,0513
0,0537
0,0517
02
277325
12873
0,0464
0,0540
0,0514

Tabel       Jumlah Proporsi Cacat Produksi (lanjutan)
Tanggal
Jumlah Produksi
Di
BPA
BPB
03
297450
17246
0,0580
0,0539
0,0515
04
295250
15090
0,0511
0,0539
0,0515
05
296275
15577
0,0526
0,0539
0,0515
06
295250
15307
0,0518
0,0539
0,0515
07
294875
14287
0,0485
0,0539
0,0515
08
488975
22207
0,0454
0,0537
0,0517
09
277775
10555
0,0380
0,0540
0,0514
10
298250
15392
0,0516
0,0539
0,0515
11
297300
14627
0,0492
0,0539
0,0515
12
295000
13900
0,0471
0,0539
0,0515
13
297275
17393
0,0585
0,0539
0,0515
14
486075
30807
0,0634
0,0537
0,0517
15
276400
17617
0,0637
0,0540
0,0514
16
310725
16412
0,0528
0,0539
0,0515
17
298525
17571
0,0589
0,0539
0,0515
18
300125
18119
0,0604
0,0539
0,0515
19
301250
18768
0,0623
0,0539
0,0515
20
297900
18475
0,0620
0,0539
0,0515
21
485900
23675
0,0487
0,0537
0,0517
22
278500
10740
0,0386
0,0540
0,0514
23
301190
15801
0,0525
0,0539
0,0515
24
296425
15175
0,0512
0,0539
0,0515
25
298745
15994
0,0535
0,0539
0,0515
26
295115
15469
0,0524
0,0539
0,0515
27
471350
23103
0,0490
0,0537
0,0517
28
277680
14573
0,0525
0,0540
0,0514
29
299670
15330
0,0512
0,0539
0,0515














d.       Berikut adalah grafik dari p-chart yaitu sebagai berikut:


e.       Karena pada data tanggal 1,2,3,4,7,8,9,11,12,13,14,15,17,18,19,20, 21,22,24,27, dan 29 berada di luar batas kendali, maka perlu dilakukan revisi, yaitu sebagai berikut:
Tabel Revisi
Tanggal
Jumlah Produksi
Di
BPA
BPB
5
296275
15577
0,0526
0,0537
0,0513
6
295250
15307
0,0518
0,0537
0,0513
10
298250
15392
0,0516
0,0537
0,0513
16
310725
16412
0,0528
0,0537
0,0513
23
301190
15801
0,0525
0,0537
0,0513
25
298745
15994
0,0535
0,0537
0,0513
26
295115
15469
0,0524
0,0537
0,0513
28
277680
14573
0,0525
0,0538
0,0512

Jika digambarkan ke dalam grafik, maka dapat dilihat seperti pada grafik di bawah ini:


Grafik Revisi

Dapt dilihat pada grafik di atas bahwa seluruh data sudah berada di dalam batas kendali, maka tidak perlu dilakukan revisi lagi.
Peta Kendali  dan R pada PT Hulala Graphic
untuk membuat peta kendali dan R pada PT Hulala Graphic perlu diketahui dahulu Uji presisi kesemetrisan lipatan koran yang dihitung setelah menentukan BPA dan BPB,  Adapun hasil peta  dan R adalah sebagai berikut:

ji Presisi KesUimetrisan Lipatan Koran
Tanggal
Kemiringan (mm)
Rata-rata
Range
1
2
3
4
5
6
7
1 Februari 2012
2.86
3.31
3.27
3.31
3.24
3.32
3.10
3.2014
0.46
2 Februari 2012
3.15
2.90
2.96
2.93
2.93
2.89
2.96
2.9600
0.26
3 Februari 2012
3.38
3.18
3.31
3.31
3.12
3.20
3.35
3.2643
0.26
4 Februari 2012
2.87
2.61
3.43
3.21
2.79
2.90
2.77
2.9400
0.82
5 Februari 2012
3.86
4.17
3.59
3.56
3.07
3.01
3.05
3.4729
1.16
6 Februari 2012
3.48
3.45
3.12
3.09
2.87
2.81
3.16
3.1400
0.67
7 Februari 2012
3.24
3.46
2.71
3.23
2.46
2.65
3.23
2.9971
1
8 Februari 2012
3.07
3.01
3.05
3.07
2.97
3.09
3.09
3.0500
0.12
9 Februari 2012
2.87
2.81
3.16
2.73
3.09
3.59
3.68
3.1329
0.95
10 Februari 2012
2.46
3.34
3.23
2.91
3.01
3.00
2.89
2.9771
0.88
11 Februari 2012
2.97
3.09
3.09
2.99
4.22
3.69
3.14
3.3129
1.25

ji Presisi KesUimetrisan Lipatan Koran (Lanjutan)
Tanggal
Kemiringan (mm)
Rata-rata
Range
1
2
3
4
5
6
7
12 Februari 2012
3.09
3.59
3.68
3.09
3.20
2.94
3.47
3.2943
0.74
13 Februari 2012
3.34
3.02
2.89
2.49
2.96
3.13
3.05
2.9829
0.85
14 Februari 2012
3.42
3.69
3.14
3.04
3.11
3.42
3.68
3.3571
0.65
15 Februari 2012
3.20
2.94
3.47
4.28
3.46
3.56
3.71
3.5171
1.34
16 Februari 2012
2.96
3.13
3.05
3.05
4.36
3.43
3.52
3.3571
1.4
17 Februari 2012
3.11
3.42
3.68
2.81
3.51
3.73
3.76
3.4314
0.95
18 Februari 2012
3.46
3.56
3.71
2.85
3.07
3.01
3.05
3.2443
0.86
19 Februari 2012
4.36
3.43
3.52
3.24
2.87
2.81
3.16
3.3414
1.55
20 Februari 2012
3.51
3.73
3.76
3.19
2.46
2.65
3.23
3.2186
1.3
21 Februari 2012
3.34
3.07
3.39
3.34
3.51
3.73
3.76
3.4486
0.69
22 Februari 2012
2.91
4.02
4.46
2.88
3.34
3.07
3.39
3.4386
1.58
23 Februari 2012
3.71
4.21
3.61
3.33
2.91
4.02
4.03
3.6886
1.3
24 Februari 2012
3.60
3.93
3.82
3.07
3.71
3.98
3.61
3.6743
0.91
25 Februari 2012
3.45
3.71
3.79
3.19
3.60
3.19
4.57
3.6429
1.38
26 Februari 2012
3.79
3.99
3.77
3.35
3.45
3.71
2.79
3.5500
1.2
27 Februari 2012
3.57
3.65
3.29
2.41
3.79
3.99
3.77
3.4957
1.58
28 Februari 2012
3.51
3.73
3.76
3.63
3.57
3.65
3.29
3.5914
0.47
29 Februari 2012
3.34
3.07
3.39
2.39
3.51
3.73
3.76
3.3129
1.37
Jumlah
96.3507
27.95
Rata-rata
3.3116
0.9638

a.    Peta Kendali  
Adapun Perhitungan BPA dan BPB pada Peta Kendali  sebagai berikut:

n          =          7
A2       =          0,419 (Dilihat Pada Tabel Pengendali Variabel )     
         =           = 3.3116
BPA    =           + (A2 x ) ……………………………………………     (4.5)
                        =          3.3116 + (0,419 x 0.9638)
                        =          3.3116 + 0,4038
                        =          3,7154
BPB     =           - (A2 x ) ……………………………………………      (4.6)
                        =          3.3116 - (0,419 x 0.9638)
                        =          3.3116 - 0,4038
                        =          2,9077

Dari perhitungan diatas diperoleh Peta Kendali  dapat dilihat pada Gambar 4.11 sebagai berikut:

Gambar 4.11     Grafik Peta Kendali X

Dari hasil peta  kendali X di atas dapat disimpulkan bahwa pada PT Hulala Graphic tidak ada data uji presisi kesimetrisan lipatan Koran yang keluar malewati BKA dan BKB. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata uji presisi kesimetrisan lipatan Koran, masih sesuai batas kontrol yang sudah ditentukan.
a.   Peta Kendali R
Adapun perhitungan BPA dan BPB dalam peta kendali R dapat di hitung sebagai berikut:

n          =          7
D4       =          1,924 (Dilihat Pada Tabel Pengendali Variabel )
D3       =          0,076 (Dilihat Pada Tabel Pengendali Variabel)
         =           = 0.9638
BPA =          D4 x  …………………………………………………      (4.7)
            =          1,924 x 0,9638
            =          1,8544
BPB =          D3 x  …………………………………………………      (4.8)
            =          0,076 x 0,9638
            =          0,0732

Dari perhitungan diatas diperoleh Peta Kendali R dapat dilihat pada Gambar 4.12 sebagai berikut:
Gambar 4.12     Grafik Peta Kendali R
Dari hasil grafik peta kendali R di atas maka dapat dilihat bahwa tidak ada data uji presisi kesimetrisan dari lipatan Koran yang keluar dari batas kontrol. Maka dapat disimpulkan bahwa data PT Hulala Graphic menunjukan proses terkendali.

9.   Dari data yang telah ada pada soal no. 8 di atas tidak ada data yang batas BPA dan BPB, Untuk langkah selanjutnya yaitu menghitung kapabilitas proses. Perhitungan untuk kapabilitas proses adalah sebagai berikut:
a.       Adapun perhitungan untuk menentukan besar nilai S menggunakan Persamaan sebagai berikut
S          =
     =  
     = 0,3564
b.       Adapun perhitungan untuk menentukan besarnya nilai CP menggunakan Persamaan sebagai berikut:
            CP       =
            =                       
            = 0,3777
c.      Untuk perhitungan nilai CPU dan CPL dapat menggunakan Persamaan sebagai 
      berikut:
            CPU    =
            =                     
            = 0,3777
            CPL     =
            =                       
            = 0,3777
d.     Kesimpulan
            Cpk = Minimum {CPU;CPL} = {0,3777;0,3777}
Dari hasil data diatas Nilai Cpk sebesar 0,3777 yang diambil dari nilai CPU menunjukkan bahwa proses cenderung mendekati batas spesifikasi bawah. Dan untuk nilai CP sebesar 0,3777 < 1, hal ini menunjukkan kapabilitas proses untuk memenuhi spesifikasi yang ditentukan rendah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar