Translate

Jumat, 24 Februari 2012

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

INDIVIDU,KELUARGA DAN MASYARAKAT
A.     INDIVIDU
Manusia secara fisik dan mental spiritual merupakan suatu keseluruhan dari beberapa bagian yang tidak dapat dibagi-bagikan. Hal inilah arti pertama dari ucapan manusia adalah mahluk individual. Individuil asal kata individu (individium) yang bermakna tidak dapat dibagi-bagikan atau dipisah-pisahklan. Dengan demikian mahluk individu berarti mahluk yang tidak dapat dibagi-bagikan (individere).
Aristoteles mengatakan bahwa manusia itu merupakan penjumlahan daripada beberapa kemampuan tertentu yang masing-masing bekerjha sendiri-sendiri,seperti:
a.      Kemampuan vegetative          : makan, minum, reproduksi
b.      Kemampuan sensitive             : mengamat-amati, bernafsu dan berperasaan
c.       Kemampuan intelektif                        : yaitu berkemauan dan berakal (berpikir)

1.      Kepribadian
Dalam rumusan ALLPORT tentang kepribadian manusia disimpulkan bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dari system-sistem psycho-psyssik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang khas dalam menyelesaikan dirinya dengan lingkungannya.

Makna kepribadian seseorang didalam satu sistem kemasyarakatan di lingkungan ideology pancasila, liberal, sosialis, demokrat dan komunis adalah berbeda, begitu pula makna kepribadian individu dalam suatu musyawarah adalah lain derngan makna kepribadian individu yang sedang diberi pendidikan doktrinnatau ajaran-ajaran keyakinan. Disimpulkan bahwa pemaknaan kepribadian individu dapat ditinjau dari berbagai aspek atau segi sesuai dengan kepentingan masing-masing.


2.      Relasi Individu
a.      Relasi individu dengan keluarga.
Individu memiliki relaksi mutlak dengan keluarga. Seorang individu dilahirkan dari keluarga, tumbuh dan berkembang untuk kemudian membentuk sendiri keluarga batihnya.peranan darei setiap anggota kelyarga merupakan resultan dari relasi biologis, psikologis, dan social. Relasi khusus oleh kebudayaan lingkungan keluarga dinyatakan melalui bahasa(adat-istiadat, kebiasaan, norma-norma, bahkan nilai-nilai agama sekalipun). 
b.      Relasi individu dengan lembaga
Tumbuhnya individu ke dalam lembaga-lembaga social berlangsung melalui proses sosialisasi, karena lembaga disadari dan mempunyai arti sebagai realita objektif.Individualnya ditanggung dalam struktur , hibungan kelembagaan.
c.       Relasi individu dengan komunitas
COHEN menyatakan bahwa komunitas dapat didefinisikan sebagai kelompok khisus orang-orang yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan dan gaya hidup yang sama, sadar sebagai satu kesatuan, dan dapat bertindak secara kolektif dalam usaha mereka mencapai suatu tujuan.
PEPLIN menyatakan bahwa komunitas diartikan sebagai suatu kebersamaan hidup sejumlah orang banyak, yang memiliki ciri-ciri:
1)      Teritorialitas yang terbatas
2)      Keorganisasian tata kehidupan bersama
3)      Berlakukan nilai-nilai dan orientasi nilai yang kolektif.
d.      Relasi individu dengan masyarakat
Masyarakat dikatakan sebagai bersifat makro, sebab terdiri dari sekian banyak komuniti, dan masing-masing komuniti dengan karakteristik yang berbeda pula, Sedangkan setiap komuniti juga sekaligus mencakup berbagai macam keluarga dan lembaga, yang pada hakekatnya terdiri dari individu-individu.
Relasi indivisu dengan masyarakat ini lebih bersifat sebagai abstraksi, lain dengan komunitas, keluarga atau lembaga, dimana relasi indivisu dengan lingkungan social terbatas lebih konkrit sifatnya.

B.      KELUARGA
Bentuk keluarga yang paling mendasar adal;ah terdiri dari sseorang pria dan seorang wanita(suami dan istri), dan ditambah dengan anak-anak mereka yang biasanya tinggal dalam satu rumah.Terdapat pula terbentuk satu keluarga karena seorang pria dan wanita mengadakan hubungan perkawinan secara permanen tanpa melalui suaatu pengesahan pernikahan dan tinggal bersama dalam satu rumah dengan keturunannya, sehingga merupakan membentuk suatu kesatuan social.
Dalam satu keluarga sering terjadi poligami yaitu suatu peernikahan yang pasang-pasangannya terdiri dari suami dengan beberapa isteri.atau sebaliknya seorang isteri penikah dengan beberapa lelaki tanpa ada yang putus, Peristiwa ini disebut sebagai Polianderi.

C.      FUNGSI KELUARGA
Banyak macam fungsi keluarga, baik fungsi yang berdampak pada keluarga sendiri maupun kepada masyarakat.Wiliam J.Goode menjelaskan fungsi keluarga itu yaitu :

1)      pengaturan seksual.
Fungsi ini dalam keluarga hanya satu saja yang dapat dipergauli sebagai suami dan steri, Artinya suami atau isteri jangan lagi mencari saluran nafsu birahinya kepada orang lain.Oleh karena itu pada setiap masyarakat dijumpai norma-norma keabsahan (Legitimacy norms) Yaitu kelahiran seorang anak diluar nikah tidak dibenarkan.Bronislow Malinowsky mengatakan didalam hokum social menegaskan janganlah anak itu dilahirkan kedunia tanpa seorang lelaki yang mengemban tugas menjadi ayah yang bertanggung jawab.

Incest ialah hubungan seksual antara kalangan keluarga yang terdekat yang hokum pernikahannya dilarang.
Taboo ialah dimana hubungan seksual diluar pernikahan yang lazimnya suami isteri sah namun masyarakat itu sendiri tidak pernah mengizinkan.

2)      Reproduksi
Dampak penundaan kehamilan atau penyegahan kehamilan akibat dari berkembangnya teknologi kedokteran, selain itun memberikan dampak positif bagi program KB(keluarga berencana), dapat pula menimbulkan maslah terpisahnya kepuasan seksual dengan pembiakan.
Persepsi masyarakat terhadap jumlah anak bermacam-macam,ada yang mengharapkan untuk:
·         Jaminan bagi orangtua di masa depan
·         Ada yang bermotivasi agama
·         Menerus keturunan jangan sampai punah
Disamping itu masih banyak lagi alas an ingin mempunyai anak. Dahulu orang beranggapan “banyak anak  banyak rejeki” maksudnya sang anak nantinya dapat membantu perekonomian keluarga.

3)      Sosialisasi
Manusia sebagai makhluk dalam evolusinya lebih bergantung pada kebudayaan, dan bukan kepada naluri atau insting. Masyarakat dan kebudayaannya menjadi bergantung pada keefektifannya sosialisasinya yaitu sejauh mana sang anak mempelajari nilai-nilai, sikap-sikap, dan tingkah laku masyarakat dan keluarga.Oleh karena itu masyarakat harus membentuk atau menuntut unit yang meneruskan nilai-nilai kepada generasi berikutnya.


4)      Pemeliharaan
Manusia tidak berdaya waktu dilahirkan, dan akan cepat mati jika tidak tanpa adanya pemeliharaan. Sampai sekian lama barulah dapat mengurusi atau mengatur dirinya sendiri.Karakteristik ini berhubungan dengan cirri natural manusia yakni:
·         Manusia lebih lama dewasa daripada hewan
·         Tidak mempunyai naluri untuk menyederhanakn penyesuaian dengan lingkungannya
·         Memiliki otak yang paling rumit dari pada hewan, hingga berpikir positif dan negative.       
·          Penempatan anak didalam masyarakat
Menentukan Penempatan social seorang anak, tergantung pengaturan wewenang membantu menentukan kewajiban peranan orang-orang dewasa terhadap sang anak.Penempatan social ditetapkan oleh masyarakat atas dasar keanggotaan keluarga melalui pemberian:
a.      Orientasi hubungan kelompok keluarga seperti orang tua, saudara kandung dan kerabat
b.      Orientasi individu pada kelompok lain secara social telah mampan, seperti hubungan nasional, etnik, agama, organisasi masyarakat, kelas dan status.
                        Faktor-faktor utama kekacauan keluarga adalah sebagai berikut:
a.      Ketidaksahan
b.      Pembatalan, perpisahan,penceraian, dan meninggalkan
c.       Keluarga selaput kosong
d.      Ketiadaan seorang dari pasangan karena hal yang tidak diinginkan
e.      Kegagalan peran penting yang tidak diinginkan
D. MASYARAKAT
Istilah masyarakat terlalu banyak mencakup berbagai factor, sehingga kalaupun diberikan suatu definisi yang berusaha mencakup keseluruhannya, masih ada juga yang tidak memenuhi unsure-unsur.Walaupun definisi saling berlainan akan tetapi pada dasarnya isinya sama, yaitu masyarakat yang mencakup beberapa unsure, sebagai berikut:
a.      Manusia yang hidup bersama : Didalam ilmu social tak ada ukuran yang mutlak ataupun angka yang pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yang harus ada.
b.      Bercampur baur untuk waktu yang relative lama: Kumpulan dari manusia tidaklah sama dengan kumpulan benda-benda mati yang tidak pernah bertambah.   
c.       Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
d.      Mereka merupakan suatu system hidup bersama yaitu sistem kehidupan bersama yang menimbilkan kebudayaan.
Istilah masyarakat menunjukkan pada sejumlah manusia yang telah hidup bersama dan mereka menciptakan peraturan-peraturan pergaulan. Terciptanya system pergaulan, kemudian diciptakan pula kaidah-kaidah pergaulan yang akhirnya menciptakan kebudayaan masyarakat tersebut.
E.  MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat perkotaan sering juga disebut dengan Urban Comunnity. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta karakteristik kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Ada beberapa karakteristik yang menonjol pada masyarakat perkotaan diantarannya yaitu:
·         Kehidupan keagamaan berkurang
·         Orang perkotaan pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang-orang lain.
·         Melting Pot Pekerjaan diantaranya warga-warga kota juga lebih tegas mempunyai batas-batas yang nyata.
·         Kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga banyak jenis pekerjaan yang dikerjakan oleh warga kota, mulai dari pekerjaan yang sederhana hingga pada yang bersifat kompleks.
·         Jalan pikiran masyarakat perkotaan pada umumnya rasional, sehingga interaksi yang terjadi lebih berdasarkan pada factor kepentingan dari pada factor pribadi.
·         Jalan kehidupan yang berevolusi, mengakibatkan pentingnya factor waktu bagi warga kota sehingga pembagian wajtu yang teliti sangat penting. Untuk mengejar kebutuhan-kebutuhan individu.
·         Perubahan-perubahan social tampak dengan nyata perkotaan sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

F.  MASYARAKAT PEDESAAN
Masyarakat pedesaan sering disebut juga dengan istilah Rural Comunnity.Agak sulit untuk memberikan batasan kepada masyarakt pedesaan.Sistem kehidupannya biasanya berkelompok atas dasr kekeluargaan.Pekerjaan selain bertani dianggap sebagai pekerjaan saqmbilan,
Oleh karena itu bila tiba masa penanaman padi dan panen pekerjaan sambilan untuk sementara ditinggalkan.Seperti pengamatan KOENTJARININGRAT pada kebanyakan penduduk pedesaan dipulau pulau Jawa dikenal ada 3 macam pemilikan tanah pertanian yaitu sebagai berikut:
1.      Sistem milik umum atau milik komunal dengan pemakaian beralih-alih.
2.      Sistem milik komunal dengan pemakaian bergiliran
3.      Sistem milik individu.
Cara bertani masyarakat umumnya masih menggunakan system tradisional dan pekerjaannya tidak efektif dan efisien karena belum dikenalkan secara meluas mekanisme dan mesinisasi dalam pertanian.     
Ditinjau dari segi pemerintahannya,hubungan penguasa dan masyarakat berlangsung secara tidak resmi.Segala sesuatunya dijalankan dengan musyawarah.Disamping itu selain tidak ada pembagian kerja yang tegas, seorang penguasa sekaligus mempunyai beberapa kedudukan dan peranan yang sama sekali tidak dapat dipisahkan atau paling tidak sukar untuk dibeda-badakan.
Cara hidup masyarakat pedesaan sebagaimana digambarkan diatas akan berubah bila mana ada perkembangan system kapitalisme dan masyarakat industry artinya di masysrakat pedesaan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.Masyarakat mempunyai atas 2 prinsip yaitu :
1.      Prinsip hubungan kekerabatan (Geonologis).
2.      Prinsip hubungan tinggal dekat (Turitorial)
        Bicara mengenai masalh kemiskinan dan keterbelakangan maka akan menghadapi masalah yang sangat besar dan kompleks.Tetapi kalau masalah itu kita sederhanakan maka maalah pokonya ialah:
a.      Pendapatan yang rendah
b.      Adanya kesenjangan yang dalam antara yang kaya dan yang miskin dimana yang miskin adalah mayoritas.
c.       Partisipasi rakyat minim dalam usha-usaha pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.
Keadaan yang demikian itu mempunyai sebab dan kompleks, namun kalau kita sederhanakan juga akan tampak sebab-sebab sebagai berikut:
a.      Kurangnya pengembangan sumber daya alam
b.      Kurangnya pengembangan sumber daya manusia
c.       Kurangnya lapangan kerja dan,
d.      Adanya struktur masyarakat yang menghambat.

G.   SISTEM SOSIAL
         Konsep system social adalah alat bantu untuk menjelaskan tentang kelompok-kelompok manusia. Model ini bertitik tolak dari pandangan bahwa kelomok-kelomok manusia merupakan suatu system. Tiap-tiap system social terdiri atas pola –pola perilaku tertentu yang memilki struktur dalam 2 pengertian. Untuk prasyaratan adanya social paling tidak ada:
1.      Dua orang atau lebih
2.      Terjadi interaksi di kedua belah pihak
3.      Bertujuan
4.      Memiliki struktur,symbol, dan harapan-harapan bersama yang dipedomanin.
Selanjutnya dikatakan bahwa system social dapat berfungsi apabila dari keempat persyaratan terpenuhi apabila,
1.      Adaptasi, menunjukkan pada keharusan bagi system-sistem social untuk menghadapi lingkungan.
2.      Mencapai tujuan, merupakan persyaratan fungsional bahwa tindakan itu diarahkan kepada tujuan-tujuannya.
3.      Integrasi, merupakn persyratan hubungan antara interelasi antara para anggota dalam system social.
4.      Pemeliharaan pola-pola tersembunyi.
Pada kajian teiri fungsional menurut Talcon Parson unsure-unsur system social itu adalh sebagai berikut:
1.      Keyakinan(pengetahuan)
2.      Perasaan(sentimen)
3.      Tujuan, sasaran, atau cita-cita
4.      Norma
5.      Kedudukan status
6.      Tingkatan atau pangkat(rank)
7.      Kekuasaan atau pengaruh(power)
8.      Sanksi
9.      Sarana atau fasilitas
10.  Tekanan ketegangan(stress-strain)

KEBUDAYAAN
A.     PEENGERTIAN KEBUDAYAAN
Menurut Koentjaningrat(1985) kata kebudayaan berasal dari kata sangsekerta budhayah,yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian kebudayaaan dapat diartikan sebagai “Hal-hal yang bersangkutan dengan akal”. Sedanghkan kata “budaya” merupakan perkembangan majemuk dari “budi daya” yang berarti “daya dari budi” sehingga dibedakan antara “budaya” yang berarti”daya dari budi” yang merupakan cipta, karya, dan rasa. Dengan kebudayaan berarti hasil cipta, karsa, dan rasa.
Para ahli telah menyelidiki berbagai kebudayaan. Hasil pengamatan menghasilkan 2 proposisi tentang munculnya suatu kebudayaan atau peradaban.
Pertama:
Anggapan bahwa adanya hokum pemikiran atau perbuatan manusia (kebudayaan) disebabkan oleh tindakan besar yang menuju kepada perbuatan yang sama dan penyebabnya sama pula.
Kedua:
Anggapan bahwa tingkat kewbudayaan atau peradaban muncul sebagai akibat taraf perkembangan dan hasil evaluasi masing-masing proses sejarahnya.



B.      KONSEP KEBUDAYAAN
Menurut Kroeber dan Klukhohn (1950) Kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh symbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara terseniti dari kelompok-kelompok manusia, termasuk didalamnya perwujudan benda-benda materi; pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai.
Dari konsep kebudayaan tersebut dapat disimpulkan bahwa kebudayaan dalam kaitannya dalam ilmu budaya daasar adalah penciptaan, penerbitan, dan pengolahan nilai-nilai insane.
Tercakup didalamnya usaha memanusiakan diri didalam alam lingkungan, baik fisik maupun social.
C.      KERANGKA KEBUDAYAAN
Untuk dapat memahami ISBD yang merupakan paduan dari beberapa pengertian, konsep atau dari segi teori pengetahuan budaya, semuannya merupakan komponen dari susunan suatu ilmu, yang tidak dapat terlepaskan dari objek materi dan objek formal suatu ilmu.
Untuk memudahkan dalam kognitif kebudayaan yang wawasannya begitu luas, maka dalam kesempatan belajar-mengajar perlu dipahami terlebih dahulu kerangka kebudayaan meliputi wujud dan isi kebudayaan, unsure kebudayaan, unsure kebudayaan, system kebudayaan, system social. Kebudayaan fisik, konsep nilai dan orientasi nilai budaya.
D.     WUJUD DAN ISI KEBUDAYAAN
Wujud kebudayaan menurut Koentjaningrat (1975) merumuskan kebudayaan dalam 3 wujud yaitu:
1.      Wujud ide-ide(gagasan) yang isinya adalah kebudayaan berbentuk gagasan atau pemikiran manusia, nilai-nilai, peraturan.Kebudayaan ini sifatnya masih abstrak, tidak dapat diraba, lokasinya masih didalam pikiran manusia.
2.      Wujud kelakuan yang isinya adalah kebudayaan berbentuk pola-pola kehidupan manusia dalam masyarakat.Kebudayaan merupakan kelakuan yang berpola hubungan antara manusia dalam masyarakat. Wujud ini serin g juga disebut dengan system social.
3.      Wujud benda-benda yang isinya adalah kebudayaan berbentuk benda atau barang hasil karya manusia. Kebudayaan isi sifatnya yang paling konkrit, nyata terlihat, dapat diraba, dan dapat dilihat kaca mikroscop atau dapat di potret.

E.      UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
J.Herskovits membagi wujud kebudayaan kedalam 4 unsur pokok antara lain
1. Alat-alat teknologi
2. Keluarga
3. Sistem ekonomi
4. Kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski membagi kebudayaan menjadi beberapa unsure pokok sebagai berikut:
1.   Sistem norma-norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota masyarakat agar menguasai alam sekelilingnya.
2.   Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas dalam pendidikan diantaranya pendidikan dalam keluarga yang lebih utama.
3.   Organisasi ekonomi.
4.   Organisasi kekuatan.
Kluckhohn C. Menguraikan mengenai kebudayaan kedalam 7 unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universal sebagai berikut:
1.      Peralatan dan perlengkapan hidup manusia.
2.      Sistem mata pencahariannya hidup dan system ekonomi.
3.      Sistem kemasyarakatan.
4.      Bahasa lisan maupun bahasa tulisan atau bahasa isyarat.
5.      Bermacam-macam kesenian.
6.      Sistem ilmu pengetahuan.

F.                   SISTEM KEBUDAYAAN
Secara sederhana system itu adalah sebagai bagian kumpulan dari bagian-bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud atau tujuan menurut objek operasionalnya. Fungsi system budaya adalah mengatur dan menegaskan tindakan-tindakan serta tingkah laku manusia.
Kebudayaan subjektif yaitu dipandang dari aspirasi fundamental yang ada pada manusia yakni terdapat dalam perkembangan kebenaran, kebijakan dan keindahan.Sedangkan kebudayaan objektif adalah di pandang dari nilai-nilai imanen dalam kebudayaan subjektif harus menyatakan diri dalam tata lahir sebagai materialisasi dan institusionalisasi, disinilah terbentuk kebudayaan objektif yang amat luas dan serba guna dari hasil penciptaan dari zaman ke zaman.
G.     PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Perubahan kebudayaan ialah perubahan yang terjadi dalam system ide yang dimiliki bersama oleh para warga atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan, antara lain norma-norma, aturan-aturan yang digunakan sebagai pegangan hidup juga teknologi, selera, rasa keindahan(kesenian) dan bahasa.hal-hal yang terjadi perubahan ada dua yaitu sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan itu sendiri dan sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Peristiwa dari perubahan kebudayaan adalah:
a.      Cultural lag adalah perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan suatu masyarakat suatu masyarakat,artinya ketinggal kebudayaan, yaitu selang waktu antara saat benda itu diperkenalkan pertama kalai dan saat benda itu diterima secara umum.
b.      Cultural survival adalah mengandung pengertian adanya suatu cara tradisional yang tak mengalami perubahan sejak dahulu sampai sekarang,artinya suatu konsep yang lain dalam arti bahwa konsep ini dipakai untuk menggambarkan suatu praktek yang telah kehilangan fungsi pentingnya.
c.       Cultural conflict adalah pertentangan kebudayaan ini muncul sebagai akibat relatifnya kebudayaan, hal ini terjadi akibat konflik langsung antar kebudayaan.
d.      Cultural shock Kalervo Oberg(1958) menyatakan bahwa cultural shock ini merupakan suatu penyakit jabatan dari orang-orang tiba-tiba dipindahkan kedalam suatu kebudayaan yang berbeda dari kebudayaan itu sendiri.
H.     KEBUDAYAAN FISIK
Sebagai definisi kebudayaan yang dikemukakan oleh Koentjaningrat bahwa kebudayaan adalah seluruh system gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia melalui suatu proses belajar
I.        PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN
Beberapa problematika kebudayaan antara lain:
1.   Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan system kepercayaan.
2.   Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang.
3.   Hambatan budaya yang berkaitan dengan factor psikologi atau kejiwaan.
4.   Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
5.   Sikap tradisional yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.
6.   Sikap etnosentrisme yaitu sikap yang mengagungkan budaya suku bangsa sendiri  dan menganggap rendah budaya suku lain.
7.   Perkembangan iptek sebagai hasil dari kebudayaan disalah gunakan oleh manusia.

                                                                    
MASALAH SOSIAL

A.     PENGERTIAN MASALAH SOSIAL

Problem social adalah ketidaksesuaian antar unsure-unsur dalam kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan hidupnya kelompok social atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok dari warga-warga kelompok social sehingga menyebabkan rusaknya ikatan social.
Problem social dapat diklafikasikan atas dasar sumber-sumbernya yaitu factor-faktor ekonomis,biologis,bio-psikologis dan kebudayaan.NISBET membedakan masalah social dari masalah lainnya adalah masalah social selalu ada kaitannya yang dekat dengan nilai-nilai moral dan pranata-pranata social,serta selalu ada kaitannya dengan hubungan-hubungan manusia dan dengan kontek normative dimana hubunga-hubungan manusia itu terwujud.
Definisi spesifik masalah social yang dikemukakan oleh LISLIE adalah suatu kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sebagian besar warga masyarakat sebagai sesuatui yang tidak diinginkan atau tidak disukai dan yang karenanya dirasakan perlunya untuk diatasi atau diperbaiki.
Menurut pengamatan sosiologis pemecahan atas problem social dapat dilakukan dengan metode-metode preventif yaitu tidak akan berbuat atau menghindari jika akan terjadi suatu masalah dan represif yaitu melenyapkan suatu masalah yang sudah terjadi atau mengatasi masalah hingga menjadi suatu keadaan seperti semula.

B.      HUBUNGAN KEBUDAYAAN, MASYARAKAT DAN MASALAH SOSIAL
Ketiga aspek kehidupan manusia yang selalu dirasakn dan diterlibat di dalamnya yaitu kebudayaan, masyarakat dan masalah social. Ketiga aspek tersebut tidak pernah terlepas dalam kontek kehidupan manusia.Kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang digunakan untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalaman,serta menjadi landasan bagi mewujudkan tingkah lakunya.
Dalam masyarakat, manusia belajar mengenai dan mengembangkan kebudayaan.Hal yang terutama dipelajari adalah system penggolongan baik yang berkenan dengan nilai-nilai moral, dan etika maupun mengenai golongan-golongan social yang ada dalam masyarakat, ajaran-ajaran agama, cara bertingkah laku yang sebaik-baiknya,cra mencari nafkah dan sebagaimana yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat.
Berbagai masalah social sesungguhnya telah terwujud dalam kaitannya dengan aspek-aspek tersebut diatas.Tetapi aspek-aspek tersebut bukanlah masalah social kalau masyarakat yang bersangkutan tidak berada dalam suatu proses perubahan social dan kebudayaan yang cepat, khususnya adalah disebabkan oleh perubahan teknologi, 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar