Rabu, 14 November 2012
FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KUALITAS SARANG BURUNG WALET DI WILAYAH BERBAS
created
Unknown
FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KUALITAS
SARANG BURUNG
WALET DI WILAYAH BERBAS
Makalah
Dengan tujuan untuk mengikuti kegiatan perkemahan karya
ilmiah remaja di kota Bontang, Kalimantan timur.
OLEH :
IPA 1 KELOMPOK 1
Aisyah Az-Zahro (SMKN
1 Kedawung Sragen)
Brayugo Reza Makasa
(SMA plus Al-Azhar Medan)
Eva Karyati ( SMAN 1 Tanjung
Pandan)
Ni Kadek Diah Ayu Paramitha
(SMAN 5 Denpasar)
Nur Safitrah Setiawati
(SMA YPVDP, Bontang)
Risya Arsyi Armiss
(SMAN 1 Bulukumba)
Sarman Sipuhatur (SMA YPK Bontang)
Sista Dyah Wijaya
(SMPN 5 Jogjakarta)
Siti Rukmini Sari Serang
(SMA 1 Kei kecil)
PERKEMAHAN
ILMIAH REMAJA NASIONAL XI
BONTANG-KALTIM,
24 JUNI – 1 JULI 2012
ABSTRAK
Banyaknya masyarakat Berbas yang membudidayakan burung
walet dengan cara yang sederhana dan kurangnya pengetahuan dari masyarakat.
Beranjak dari masalah diatas, maka peneliti berupaya untuk mengetahui bagaimana
cara meningkatkan kualitas sarang yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sarang burung walet, baik dari
luar maupun dari dalam. Penelitian ini dilakukan di daerah Berbas, Bontang.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara dengan masyarakat
Berbas dan referensi dari berbagai buku. Adapun simpulan dari penelitian ini
adalah faktor internal dan eksternal mempengaruhi kualitas sarang walet.
Peneliti mengharapkan penelitian ini bisa bermanfaat untuk masyarakat, siswa,
maupun pemerintah.
Kata kunci : walet, sarang,
berbas
i
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, puji
syukur ke hadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan bimbingannya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan kepada kami. Penelitian yang berjudul “Faktor Internal dan Eksternal terhadap Kualitas Sarang
Burung Walet” ini merupakan ajang peningkatan mutu pendidikan masyarakat indonesia
yang diselenggarakan oleh LIPI di kota Bontang.
Tugas
akhir ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya tak lain karena bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu, kami sampaikan terimakasih kepada :
1. Masyarakat Berbas yang menjadi responden
dalam penelitian ini.
2. Panitia yang
menyelenggarakan penelitian ini.
3. Bapak Agus sebagai
instruktur dalam kegiatan tersebut.
4. dan pihak-pihak lain yang
tidak dapat kami sebutkan.
Kami menyadari bahwa
laporan penelitian yang kami susun ini masih
memiliki banyak kekurangan. Karena itu, kami akan sangat berterimakasih apabila
ada pihak-pihak yang bersedia memberikan kritikan
yang bersifat membangun untuk penyempurnaan dimasa mendatang.
Bontang, 29 Juni
2012
Peneliti
ii
DAFTAR ISI
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . .
1.2
Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . .
1.3
Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
1.4
Hipotesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
1.5
Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . .
BAB
II KAJIAN
PUSTAKA
2.1
Walet . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . .
2.2
Berbas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB
III METODE
PENELITIAN
3.1
Jenis penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . .
3.2
Subjek penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
3.3
Instrumen penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . .
3.4
Pengumpulan data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . .
BAB
IV HASIL
PENELITIAN
4.1
Hasil
Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . .
4.2
Pembahasan .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
BAB
V PENUTUP
5.1
Simpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
5.2
Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar
Pustaka
Lampiran
|
i
ii
iii
1
1
1
2
2
3
5
7
7
7
7
9
10
14
15
|
iii
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Walet atau Collacalia
fuciphaga adalah jenis
burung berbadan kecil yang mirip dengan burung gereja. Populasi walet banyak di
temukan di daerah Berbas, Bontang, Kalimantan
Timur. Karena populasi walet yang banyak, maka mayoritas penduduk Berbas
memanfaatkan kondisi ini untuk memproduksi sarang walet.
Penduduk Berbas memproduksi sarang walet karena
sarang burung walet memiliki
nilai jual yang tinggi.
Tetapi sayangnya, burung walet jarang hinggap, karena kakinya
yang kecil dan lemah, sehingga dibutuhkan suatu metode sehingga burung dapat bersarang pada tempat
yang kita kehendaki. Salah satu metode agar
burung walet dapat bersarang
pada tempat yang sesuai adalah
dengan cara menyesuaikan tata ruang sehingga
burung walet mau bersarang.
Menghasilkan sarang walet yang berkualitas baik memerlukan tenaga yang banyak. Pengusaha seharusnya mengoptimalkan kondisi
ruang yang dibutuhkan walet untuk bersarang. Ruang yang dibutuhkan walet untuk
bersarang setidaknya mempunyai kelembaban yang cukup, tidak terang, dan tidak diperbolehkan
terdapat hewan lain.
Sarang walet memiliki
manfaat dalam mengobati penyakit paru-paru,panas
dalam,melancarkan peredaran darah dan penambah tenaga.
Maka dari itu, kami menyusun karya ilmiah ini
bertujuan untuk meniliti apa saja faktor-faktor
yang mempengaruhi kualitas sarang walet.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Apakah faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas sarang walet?
1.3
Tujuan Masalah
1.3.1
Untuk mengetahui
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas sarang wallet
1
2
1.4
Hipotesis
Faktor eksternal dan internal mempengaruhi
hasil dari sarang wallet
1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1
Bagi peneliti:
Penulis
dapat menerapkan sistematik penulisan karya ilmiah serta memperoleh pengalaman
serta wawasan
1.5.2
Bagi masyarakat:
Hasil
penelitian ini dapat dipelajari dan dapat untuk media pembelajaran untuk mengembangkan
produksi sarang walet.
1.5.3
Bagi pemerintah
kota Bontang
Hasil penelitian ini dapat digunakan pemerintah untuk
meningkatkan perannya memajukan perekonomian masyarakat Berbas dengan cara
memberikan suatu seminar untuk peternak.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
2.1
Walet
2.1.1
Pengertian Burung Walet
Burung
Walet atau dalam bahasa latin adalah Collacalia
fuciphaga merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka
meluncur(2000:Kemal Prihatman). Burung ini berwarna gelap,
terbangnya cepat dengan ukuran tubuh sedang/kecil, dan memiliki sayap berbentuk
sabit yang sempit dan runcing, kakinya sangat kecil begitu juga paruhnya dan
jenis burung ini tidak pernah hinggap di pohon. Burung walet mempunyai
kebiasaan berdiam di gua-gua atau rumah-rumah yang cukup lembab, remang-remang
sampai gelap dan menggunakan langit-langit untuk menempelkan sarang sebagai
tempat beristirahat dan berbiak.
2.1.2
Jenis
Klasifikasi
burung walet adalah sebagai berikut:
a)
Superorder : Apomorphae
b)
Order : Apodiformes
c)
Family : Apodidae
d)
Sub Family : Apodenae
e)
Tribes :
Collacaliini
f) Genera : Collacalia
g)
Species : Collacaliafuciphaga
2.1.3
Manfaat sarang Walet
Hasil
dari peternakan walet ini adalah sarangnya yang terbuat dari air liurnya (saliva).
Sarang walet ini selain mempunyai harga yang tinggi, juga dapat bermanfaat bagi
duni kesehatan. Sarang walet berguna untuk menyembuhkan paru-paru, panas dalam,
melancarkan peredaran darah dan penambah tenaga.
3
4
2.1.4
Faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi kuantitas dan kualitas ludah burung wallet
Ada
beberapa faktor penentu sehingga sarang walet menjadi berkualitas tinggi, salah
satunya adalah faktor air. Faktor ini sangat penting di mana kelembapan sangat
diperlukan agar bentuk sarang bagus. Kondisi gedung yang kering akan
menghasilkan sarang walet yang berukuran kecil, berdaging tipis, bentuk kurang rapi
serta mudah retak. Sedangkan kondisi gedung yang dingin dan mempunyai
kelembapan tinggi maka sarang yang dihasilkan akan lebih bagus, berwarna putih,
bentuk rapi serta tidak mudah retak. Sarang yang bagus juga berpengaruh
terhadap daya belinya semakin bagus sarang yang dihasilkan maka semakin tinggi
harga sarang walet tersebut. Gedung untuk kandang walet harus memiliki suhu,
kelembaban dan penerangan yang mirip dengan gua-gua alami. Suhu gua alami
berkisar antara 24-26°C dan kelembaban ± 80-95 %.
Selain
itu terdapat dua faktor penyebab walet pindah tempat, yaitu faktor internal,
dan eksternal. Faktor internal, seperti masuknya predator ke dalam gedung walet
seperti tokek, tikus, atau kecoa. Tokek memakan telur, tikus memangsa induk dan
anak walet. Jika ada dua predator ganas ini, walet pasti hengkang, karena
keamanan fisiknya terancam. Sementara kecoa makan sarang. Jika kita gunakan
camera-infra red, saat malam hari rombongan kecoa terlihat bergerilya mendekat
sarang walet kemudian sedikit demi sedikit menggerogoti sarang.
5
2.2
Berbas
Berbas
merupakan sebuah daerah yang terdapat di Kecamatan Bontang Selatan, Kota
Bontang, Kalimantan Timur. Daerah ini di bagi menjadi dua yaitu Berbas Pantai
dan Berbas Tengah. Berbas Pantai memiliki luas daratan sekitar 105 Ha, dan luas
areal yang terbangun 100 Ha dengan jumlah penduduk 7230 jiwa. Berbas Tengah
dengan luas daratan 234 Ha dan jumlah penduduk sebanyak 11930 jiwa. Dalam
perjalanan sejarah, Bontang yang sebelumnya hanya merupakan perkampungan yang
terletak di daerah aliran sungai, kemudian mengalami perubahan status, sehingga
menjadi sebuah kota. Ini merupakan tuntutan dari wilayah yang majemuk dan terus
berkembang. Mata pencaharian masyarakat Berbas yaitu pembuat terasi, ikan asin
dan yang paling mendominasi adalah peternakan Walet.
Di
daerah Berbas juga banyak yang menyediakan berbagai macam souvenir khas
Kalimantan Timur, biasanya wisatawan akan berkunjung ke Berbas untuk berwisata
serta membeli oleh-oleh. Masyarakat Berbas cukup sukses dengan usaha-usaha yang
mereka rintis. Didaerah Berbas juga terdapat perkampungan di atas laut, yang
dihuni oleh penduduk di sekitar tepi laut dan mencari penghidupan dilaut.
Memang perkampungan di atas laut ini tidak semaju perkampungan di atas laut
yang ada di kawasan lain. Namun, perkampungan ini
6
juga
tidak kalah menarik karena banyak wisatawan untuk yang datang berkunjung.
Jalan-jalannya juga terbuat dari kayu dan jika dilalui pengendara motor akan
menyebabkan bunyi tersendiri disepanjang jalan yang dilalui. Memang bunyi
tersebut cukup menganggu pendengaran bagi orang yang belum terbiasa. Di sini
kita dapat menemui kapal-kapal nelayan yang digunakan ke tengah laut untuk
mencari ikan, udang, maupun hasil laut lainnya.
Diluar
kawasan perkampungan tersebut, tidak sedikit masyarakat yang mendirikan
bangunan tinggi, selain dijadikan sebagai tempat tinggal dan ruko juga dapat
digunakan sabagai usaha peternakan burung Walet.
Masyarakat
Berbas didominasi oleh
pendatang yaitu suku bugis dan bahasa yang diguanakan adalah bahasa Indonesia
dengan logat bugis. Cuaca di daerah Berbas memang cukup panas karena daerah Berbas
yang terletak di pinggir laut. Di laut Berbas juga terdapat ikan yang unik
seperti ikan baronang dan ikan putih. Ciri-ciri ikan baronang mempunyai
totol-totol dan memiliki warna kehitaman.
Berbas
juga memiliki kuliner yang sangat di gemari oleh para remaja, yaitu Burger
Bleber. Makanan tersebut merupakan makanan yang serupa dengan burger tetapi
dengan sensasi rasa yang berbeda dan banyak digemari oleh para remaja yang ada
di Bontang.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Jenis
penilitian yang berjudul “Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi
Kualitas Sarang Walet di wilayah Berbas” ini menggunakan jenis penelitian deskripsi dengan mengambil data kualitatif.
Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian kualitatif, karena peneliti mendapatkan data responden yang
berupa uraian kalimat. Data dalam penelitian ini diperoleh dari 4 orang
responden yang berupa dari peternak waletnya langsung yang berada di daerah Berbas,
Bontang.
3.2
Subjek Penelitian
Subjek
penelitian yang berjudul “Faktor Internal dan
Eksternal yang Mempengaruhi Kualitas Sarang Walet” ini adalah beberapa peternak
yang bertempat tinggal di daerah Berbas, Bontang. Dalam subjek penelitian ini
peneliti hanya menggunakan sampel yang terdiri dari 4 orang pemiliki ataupun
perawat sarang walet ini.
3.3
Instrument Penelitian
Untuk memperoleh
data yang akurat, peneliti menggunakan voice recorder dan kamera foto.
3.4
Pengumpulan Data
Pengumpulan data
yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara.
Langkah –
langkah yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut: 1) Menyusun pertanyaan,
2) Menuju tempat penelitian, 3) Mengajukan pertanyaan, 4) Merekam dan mencatat
hasil wawancara.
Penelitian ini
terdiri atas 9 orang yang terbagi menjadi dua kelompok yang terdiri atas 4
orang dan 5 orang dan tersebar dibeberapa titik di daerah Berbas.
7
8
Kegiatan pengumpulan data
dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Jadwal tersebut terurai
sebagai berikut.
1.
Pelaksanaan wawancara
a.
Hari, tanggal : Selasa, 26 Juni
2012
b.
Waktu : Pukul 11.00 -
14.30 WITA
c.
Tempat : Berbas, Bontang
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN
Penelitian
ini dilakukan terhadap empat responden di Berbas, bontang. Kegiatan tersebut
dalam jangka waktu satu hari dengan menggunakan instrumen berupa wawancara.
Berikut ini disajikan data dari hasil penelitian tersebut
4.1
Hasil penelitian
4.1.1
Berdasarkan dari empat
responden, dua responden menyatakan bahwa tata ruang dalam bangunan harus
menyerupai goa (dingin dan lembab). Bentuk bangunan juga tidak harus tinggi,
tetapi harus luas dikarenakan burung walet sebelum bersarang akan mengitari
bangunan tersebut (semakin luas bangunan,
walet semakin senang).
4.1.2
Berdasarkan pernyataan
dari empat responden,dua responden menyatakan bahwa didalam bangunan ternak
walet tidak boleh terdapat populasi hewan lain yang tinggal (kecoa, tikus,
cicak, dll).
4.1.3
Berdasarkan pernyataan
dari empat responden,
dua responden menyatakan bahwa burung walet
tidak makan atau mencari mangsa didalam bangunan ternak walet, melainkan di alam luar. Makanan yang walet
makan adalah serangga-serangga kecil seperti nyamuk, agas
4.1.4
Berdasarkan empat
responden, dua responden menyatakan bahwa suara mempengaruhi ketertarikan
walet. Suara tidak perlu nyaring melainkan lebih berkualitas (menyerupai suara
burung walet).
4.1.5
Berdasarkan empat
responden, dua responden menyatakan untuk membuat gedung tempat sarang walet
nyaman dan lembab disetiap dinding gedung dialiri air bersih atau dibuat kolam
didasar gedung namun satu responden
membantah, dia menyatakan bahwa
jika menggunakan air itu dapat menyebabkan gas amoniak dari kotoran dan
menempel pada sarang walet, sehingga merusak kualitas sarang walet. Maka dia
menggunakan metode
dinding dua lapis dengan lapisan
pertama berupa sterefoam yang berfungsi menjaga
kelembapan gedung tersebut.
9
10
4.1.6
Berdasarkan empat
responden, tiga responden menyatakan bahwa cuaca tidak mempengaruhi kualitas
maupun kuantitas walet. Karena ketika walet telah bersarang, itu berarti walet
sudah betah, dan tak akan peduli dengan cuaca luar.
4.1.7
Berdasarkan
empat responden, tiga responden menyatakan bahwa indra penciuman burung walet
sangat peka, sehingga saat pemilik atau perawat memanen sarang pertama kalinya
ia akan menghafal aroma dari pemillik atau perawat tersebut, hal ini
menyebabkan ketika aroma manusia yang masuk ke gedung tempat sarang yang
berbeda, walet akan terusik
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, Kami mengaitkan hasil
dari wawancara dengan teori ilmu pengetahuan yang kami dapat dari sumber-sumber
terpercaya. Berikut ini diuraikan pembahasannya.
4.2
Pembahasan
4.2.1
Faktor-faktor Internal
yang mempengaruhi kualitas sarang walet
·
Kelembaban dalam gedung
ternak walet
Dalam
wawancara yang kami lakukan, 3 responden menggunakan aliran air untuk menjaga
kelembaban. Hal ini memang sangat dibutuhkan, karena saat walet
membangun sarangnya, dilakukan sedikit demi sedikit, inci demi inci hingga
butuh waktu berminggu-minggu sampai akhirnya berbentuk sarang sempurna. Faktor
kelembapan sangat dibutuhkan, agar liur yang keluar dari paruh walet terbantu
secara cukup karena terdapatnya kadar air atau kelembapan di dalam gedung.
Kelembaban yang dibutuhkan didalam gedung ternak walet sekitar 80-96%. Tingkat
kelembaban juga tidak boleh terlalu tinggi, ini akan berakibat sarang walet
terlalu banyak mengandung kadar air. Bentuk sarang memang sempurna tapi jika
dipegang kenyal seperti karet. Mengapa sarang walet gua
banyak terdapat bulu-bulu? Hal ini dikarenakan kelembaban gua sangat tinggi,
sehingga walet harus membuat sarang dengan bulu-bulunya, agar sarang terasa
lebih
11
hangat, agar kadar
air di sarang tidak merusak embrio sehingga telur walet dapat menetas dengan baik.
·
Suhu dalam gedung ternak walet
Membangun gedung walet harus meniru gua.
Bukan pada fisiknya, namun meniru iklim mikro dalam gua tersebut, yaitu dengan
keadaan lembab tertentu (seperti points diatas) dan suhu sekitar 25
sampai 27
·
Luas gedung dan tinggi gedung
Dalam
wawancara yang kami lakukan, 2 responden menyatakan bahwa gedung ternak walet
harus luas. Hal ini memang benar, karena sikap burung walet sebelum bersarang
akan mengitari ruang, berputar-putar mengelilingi gedung ternak walet tersebut.
Tidak hanya luas, gedung juga harus tinggi, karena gedung yang pendek
relative sulit dimasuki oleh walet, karena tertutup oleh dinding gedung
sebelahnya yang relative besar dan (jangkung). Jika gedung pendek, dapat-dapat
saat pulang sore hari, walet-walet muda kehilangan rumah asalnya karena tidak
dapat masuk ke gedung ternak wallet.
·
Munculnya populasi hewan lain sabagai
predator atau kompetisi ke dalam gedung walet
Hewan yg mungkin
kita fikir wajar berada dalam sebuah gedung ternyata bisa menjadi predator bagi
walet. Contohnya tokek, tikus, atau kecoa. Tokek memakan telur, tikus memangsa
induk dan anak walet. Jika ada dua predator ganas ini, pasti akan banyak walet
yang mati atau bermigrasi ketempat lain karena keamanan fisiknya terancam.
Lainnya halnya dengan kecoa, kecoa suka memakan sarang. Jika kita gunakan
camera infra red, saat malam hari rombongan kecoa terlihat bergerilya mendekat
sarang walet kemudian sedikit demi sedikit menggerogoti sarang. Selain predator
, ada juga beberapa hewan yg menjadi kompetisi ketika masuk
12
kedalam gedung .
Contohnya cicak, terkadang ada beberapa nyamuk yg masuk kedalam gedung, dan
walet sangat menyukainya, cicak yg juga memakan nyamuk akan menjadi saingan
berat bagi walet
·
Luas Pintu Tempat masuknya Walet kedalam
gedung ternak dan Intensitas Cahaya
faktor pintu walet
yg sempit sekitar ukuran lebar 15 cm, panjang 25 cm dapat mempengaruhi kualitas
sarang walet.Sebagian orang masih beranggapan bahwa gedung walet harus gelap.
Jika pintu masuk burung dibuat lebar, maka factor cahaya banyak masuk ruangan.
Apalagi jika arah pintu masuk menghadap kebarat, maka di sore hari ruangan
gedung menjadi agak terang. Karena alasan inilah maka pintu masuk burung dibuat
sempit untuk menekan faktor cahaya.Namun akibatnya justru merugikan, yaitu
burung walet sulit masuk gedung. Akhirnya walet akan mencari gedung lain yang
lebihmudah akses masuknya. Untuk mengatasi hal ini, ukuran pintu masuk walet sebaiknya
dibuat sekitar lebar 40 cm panjang 60 cm. Cahaya yang masuk melalui pintu
burung harus diatur dengan cara melakukan penyekatan ruangan, sebagian ruang
di- sekat full sebagian yang lain di sekat semu.
·
Walet tidak dapat hidup di tempat yang
tertutup
Pertama, desain
sayap walet sangat khas sebagai jenis burung terbang, yaitu burung yang lebih
banyak terbang daripada hinggap. Kedua, kaki walet kecil dan lemah yang di
desain bukan untuk menopang berat tubuhnya. Kakinya tak dapat untuk berdiri,
hanya dapat menempel, atau bertumpu di cekukan dinding gua. Ketiga, walet
seperti itik atau angsa, tak dapat makan sambil mematuk. Cara makan walet
menyambar sambil terbang. Tidak hanya makan, walet juga kawin. Saat kawin,
walet berkejaran dan melayang sesaat di langit, sehingga perlu tempat tinggi
Proses kawin ini dilakukan berkali-kali agar pembuahan berhasil
·
Dalam wawancara kami,
tiga responden menyatakan bahwa Frekuensi suara tidak terlalu berpengaruh
terhadap kualitas sarang burung
13
walet namun sudah
ditetapkan frekuensi suara sebesar HO 52. Dalam hal suara yang dilebih
pentingkan adalah karakteristik suara.
kedalam gedung .
Contohnya cicak , terkadang ada beberapa nyamuk yg masuk kedalam gedung , dan
walet sangat menyukainya , cicak yg juga memakan nyamuk akan menjadi saingan
berat bagi walet
·
Luas Pintu Tempat masuknya Walet kedalam
gedung ternak dan Intensitas Cahaya
faktor pintu walet
yg sempit sekitar ukuran lebar 15 cm, panjang 25 cm dapat mempengaruhi kualitas
sarang walet . Sebagian orang masih
beranggapan bahwa gedung
walet harus gelap.
Jika pintu masuk burung dibuat lebar, maka faktor
cahaya banyak
masuk ruangan. Apalagi jika arah pintu masuk menghadap ke
barat, maka di
sore hari ruangan gedung menjadi agak terang. Karena
alasan inilah maka
pintu masuk burung dibuat sempit untuk menekan
faktor cahaya.
Namun akibatnya justru merugikan, yaitu burung walet
sulit masuk
gedung. Akhirnya walet akan mencari gedung lain yang lebih
mudah akses
masuknya. Untuk mengatasi hal ini, ukuran pintu masuk walet
sebaiknya dibuat
sekitar lebar 40 cm panjang 60 cm. Cahaya yang masuk
melalui pintu
burung harus diatur dengan cara melakukan penyekatan
ruangan, sebagian
ruang di- sekat full sebagian yang lain di- sekat
semu.
·
Walet tidak dapat hidup di tempat yang
tertutup
Pertama, desain
sayap walet sangat khas sebagai jenis burung terbang, yaitu burung yang lebih
banyak terbang daripada hinggap. Kedua, Kaki walet kecil dan lemah yang di
desain bukan untuk menopang berat tubuhnya. Kakinya tak dapat untuk berdiri,
hanya dapat menempel, atau bertumpu di cekukan dinding gua. Ketiga, walet
seperti itik atau angsa, tak dapat makan sambil mematuk. Cara makan walet
menyambar sambil
14
terbang.Tidak
hanya makan , walet juga kawin . Saat kawin, walet berkejaran dan melayang
sesaat di langit, sehingga perlu tempat tinggi Proses kawin ini dilakukan berkali-kali agar pembuahan berhasil
·
Dalam wawancara kami,
tiga responden menyatakan bahwa Frekuensi suara tidak
terlalu berpengaruh terhadap kualitas sarang burung walet namun sudah ditetapkan frekuensi suara
sebesar HO 52 . dalam hal suara yang
dilebih pentingkan adalah karakteristik suara.
4.2.2
Faktor-faktor Eksternal
yang mempengaruhi kualitas sarang walet
·
Cukupnya pangan di alam sekitar gedung
ternak walet
Hilangnya daerah pakan dikarenakan industrialisasi,
menyempitnya areal persawahan, gersangnya hutan, dan kerusakan lainnya akan
menyebabkan Walet tua mati dan Walet muda yang bermigrasi , walet muda dapat
bermigrasi sejauh 400 km tanpa hinggap (ketika walet sudah menemukan tempat
yang cocok untuk bersarang ) . Kurangnya pangan juga dapat mempengaruhi air
liur yang digunakan untuk membuat sarang.
·
Menghindari Panas
Matahari yg dapat mempengaruhi kualitas sarang burung walet
Semakin tebal dinding gedung akan semakin bagus, karena
panas dari luar tidak tembus sampai dalam gedung. Namun jika dinding gedung
tipis sekitar 15 cm/ setengah batu, maka bagaimana solusi mengatasi panas
matahari? Yaitu, dengan mengecat dinding luar gedung dengan cat warna putih.
Warna putih akan menolak panas.
15
BAB V
PENUTUP
5.1
Simpulan
Berdasarkan pembahasan
terhadap data yang diperoleh dalam kegiatan penelitian ini diuraikan simpulan
sebagai berikut:
5.1.1
Faktor-faktor Internal
yang mempengaruhi kualitas sarang walet
Faktor-faktor internal sangat mempengaruhi kualitas
sarang walet yang dihasilkan, seperti kelembaban, suhu ruangan, luas gedung dan
pintu, suara serta munculnya populasi binatang lain (kecoa,tikus,cicak,tokek,
dll). Faktor-faktor tersebut mempengaruhi
kualitas dan produksi sarang walet.
5.1.2
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
kualitas sarang walet
Faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi kualitas sarang walet yang dihasilkan, seperti
pangan yang tersedia di alam luar dan intensitas cahaya matahari. Faktor-faktor
tersebut mempengaruhi kualitas dan produksi sarang
walet
5.2
Saran
Berdasarkan simpulan terhadap data yang diperoleh dalam
kegiatan penelitian ini diuraikan saran sebagai berikut.
5.2.1
Saran bagi
pengusaha
Bagi pengusaha burung walet, jika ingin kualitas sarang
yang dihasilkan oleh walet lebih tinggi, pengusaha dapat memperhatikan beberapa
faktor internal dan eksternal yang mempengaruhinya. Yaitu dengan membuat
kelembaban dan suhu ruangan lebih dingin,
luas gedung lebih besar, memancing walet dengan
16
17
suara-suara serta mengurangi
munculnya populasi binatang lain di gedung tersebut agar walet merasa nyaman
dan dapat menghasilkan sarang yang berkualitas.
5.2.2
Saran bagi pembaca
Bagi pembaca agar dapat melanjutkan
penelitian ini, sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Budiman,Arief, 2002, Sebab dan Solusi Gedung Walet
Kosong, Jakarta Selatan, AgroMedia
Pustaka
Budiman,Arief, 2003, Meningkatkan Populasi &
Produktivitas Walet, Jakarta Selatan, AgroMedia Pustaka
Budiman,Arief, 2003, Mencegah & Mengatasi Walet
Kabur, Jakarta Selatan, AgroMedia Pustaka
Budiman,Arief, 2003, Menyelami Bisnis Gedung & Sarang
Burung Walet, Jakarta Selatan, AgroMedia Pustaka
Budiman,Arief, 2007, Pedoman Membangun Gedung Walet, Jakarta
Selatan, AgroMedia Pustaka
http://duniawalet.com/index.php/buku-budidaya-walet/
selasa ,26 juni 2012 , jam 15:27
http://duniawalet.com/index.php/buku-budidaya-walet/Memproduksi-Sarang-Walet-Kualitas-Tinggi.html
kamis , 28 juni 2012 jam 12:36
http://duniawalet.com/index.php/buku-budidaya-walet/Migrasi-Walet.html
kamis 28 juni 2012 jam 12:36
http://duniawalet.com/index.php/buku-budidaya-walet/Budidaya-Sriti-Biaya-Murah.html
kamis , 28 juni 2012 jam 12:36
LAMPIRAN
Hasil
wawancara
Pak
M. Ilham :
A : Bapak kami
ingin menanyakan beberapa pertanyaan soal budidaya walet. Kami mulai dari
kebersihan . Kan sepengetahuan kami gedung ternak walet
itukan dialiri air . Kalau dapalam ternak bapak bagaimana ?
M :Ya biasanya
orang-orang tuh dikasih air dalamnya , Paling
airnya aja yang habis , nanti diisi lagi air . terus masalah
perawatannya paling kan itu paling dari hama . Kan didalam itu ada hama tu
seperti kecoa , itu kan , seperti semut itu , itu kan harus dibersihin .. Ya ,
menggunakan semprot yang mematikan hama didalam . Itu aja sih .
A : Walet itu
buang kotorannya dimana ? Apa mengotori gedung itu juga?
M : Iya, Dia
buang kotorannya di dalam situ
A : Jadi berarti
harus diberihkan juga ?
M : Enggak ,
semakin banyak Tahinya disitu dia semakin senang. Ada Tahinya kadang-kadang
sampe 22 cm tebalnya . Dibiarin , iya ,tambah senang dia namanya burung tukan ,
bersarang
A
:Maksudnya agar berasa kayak rumah
sendiri bagi si walet gitu ya , Pak ?
M : Iya dia
merasa di rumahnya sendiri sudah dia . Bahkan Tahinya disini aja dijual ,
Tahinya laku disni , sekarung tuh , Rp.150.000 tuh
A : Buat
dijadikan apa ?
M : Tahi yang
dijual tadi untuk membangun yang baru , sebagai pancingan . Aaaa kan , jadi itu
baru dalam itu di sebar.
A : Tahinya tuh
kayak apa ?
M : Kayak cair
gitu , kayak Tahi cicak . tapi kalau dipengang , lebih kental gitunah ,seperti
air liur .. cuman baunya bau sekali bau pesing
A : Kan yang
diambil air ludahnya kan , itu ada yang mempengaruhin kualitasnya gak ?
M : Oh iya ,
dilihat dari sarang burungnya , kalau dia , anunya , bagus sarangnya bagus tadi
campur bulu putih besih gitukan ,itu lebih mahal . Makanya diambil sarangnya
tidak disamaratakan harganya .A da yang bentuk mangkuk , kalau yang mangkuk itu
disudut . Ada yang memanjang aja , beda-beda itu harganya .
A : Oooh jadi
tergantung burungnya gitu ya mau tinggal dibagian mana gedung , itu akan
mempengaruhi bentuk sarang ?
M : Iya ,
dipilah-pilah.
A : Pak ,
katanya dinginnya mempengaruhi ya ?
M : Iya , dingin
suhunya . Harus begitu
A : Jadi kalau
hujan makin rame dong , Pak ?
M : Ada
batasannya harus dibawah beberapa derajat gitunah , pokoknya dingin , seperti
digua itunah.. teduh . Air dibawah , lembab .
A : Jadi
kira-kira dari intensitas burungnya musim kayak keadaan seperti ini (panas)
sama musim hujan apakah ada perbedaan?
M : Enggak , gak
mesti . Kalau sudah bersarang didalam itu , kalau tempatnya lembab seperti ac,
dingin kan gak peduli dia , mau panas mau hujan gak peduli
A : Oh sudah gak
peduli situasi luar , ya ?
M : Iya , yang
penting dia pulang maghrib, ke dalam .
A : Kalau
pengaruh bentuk bangunan?
M : Pengaruh
juga sih .
A : Dari segi
ekonomi atau intensitas banyak burung yang datang ?
M : Ke
intensitas banyak burung yang datang . Dia membutuhkan ruangan yang lebar ,
karena dia kan , dia gak akan asal masuk begitu . Dia masuk sebentar mutar
dulukan
A : Oh jadi biar
bisa mutar-mutar harus luas gitu ya , Pak ?
M : Iya ,
semakin luas dia semakin senang
A : Kalau warna
gedung pengaruh gak ? Ada warna khusus biar walet banyak yang datang gitu
misalnya.
M : Warna gedung
? Enggak . Suaranya aja .
A : Oh jadi yang
paling pertama kalau mau banyak yang datang suaranya gitu ya ?
M : Iya , suara
yang pertama . Terus tempatnya , dingin tempatnya , lembab . Kelembabannya
diatur
A : Kalau sudah
ngumpul banyak , gak butuh kaset dong ,pak ? Kan sudah ada suara alaminya gitu
buat ngundang temennya
M : Enggak .
Tetap dia butuh kaset
A : Kalau
dibangunan bapak dibawahnya ada kolamnya gak ?
M : Pake kolam
biasanya orang rata-rata tuh . Semuanya sih ada kolamnya . Untuk menjaga
kelembabannya.
A : Kalau kolam
nya tuh dalam atau dangkal ?
M : Gak , paling
segini-segini biasanya (menunjukan tangan seukuran 28-21 cm)
A : Semakin
dalam semakin bagus atau sebaliknya ?
M : Apanya?
Airnya ?
A : Iya , lebih
suka dangkal-dangkal ya pak ?
M : Iya . Yang
penting ada air dalamnya , kan airnya untuk menjaga kelembaban
A : Pak , mereka
itu makannya apa ? Cari sendiri , ya ?
M : Nyamuk aja .
kadang dari sini tuh katanya sampe 400 mil bisa balik , bahkan dari Balikpapan
sampai bontang aja masih bisa balik.
A : Kalo suara
buat gedung ini jangkauannya sejauh apa ?
M : 500 m
paling, tapi peka sih telinganya , namanya juga binatang peka juga
pendengarannya.
Pak anto:
A : Sarang
waletnya dimulai dari tahun berapa ?
B : Maaf saya
tidak tahu, soalnya bukan saya yang punya. Saya Cuma liatin aja kan .
A : Itu
dibangunnya dari kapan ?
B : 2000 berapa
itu ya, kayaknya saya waktu itu di Makassar
A : Oh, sudah
sudah lama juga ya. Apa aja faktor-faktor yg mengundang walet ?
B : Wah dari
tata ruang dalamnya, terus suhunya, agak menyerupai goa.
A : Jadi harus
dingin ya ?
B : Ya dingin
gak terlalu dingin, lembablah.
A : Suhunya
kira-kira berapa pak ?
B : Suhunya
kurang tahu. Lembab gitu aja.
A : Biasanya di
bawahnya dikasih kolam gitu ya ? Itu dikasih gak?
B : Dikasih,
untuk bantuin pendinginan. Dibuatkan kayak alat sprayer, bantu pendinginan.
Membuat penguapan air gitu.
A : Terus kan
biasanya pake musik gitu, nah itu musiknya kayak gimana ?
B : Macem-macem,
suara panggil sama nginep. Suara nginep
itu adalah suara di dalam.
A : Mungkin
keras kecilnya atau tinggi rendahnya mempengaruhi gak ? Kalau gimana yang dateng lebih banyak ?
B : Wah,
sebenarnya gak mempengaruhi. Kelembabannya aja. Itu cuma untuk mengundang dia
ya.
A : Ada dikasih
aroma ya ?
B : Ada yang
dikasih aroma lagi, ada yang gak. Itu kan parfum-parfum.
A : Oh iya,
sempet tadi yang bilang sebelumnya yang masuk hanya satu orang ? Kalau hafal
aroma kita ?
B : Wah gak juga.
A : Gak juga ya
?
B : Tergantung
kebiasaan.
A : Oh, faktor
kebiasaan.
B : Kalau burung
udah biasa ya biasa.
A : Susah gak
sih pak mengembangbiakannya ?
B : Ya
gampang-gampang susahlah. Ada juga yang
pelihara,ada yang buat gitu,tapi ada yang gak isi. Maksudnya gak ada yang
bersarang masuk tapi gak bersarang.
A : Biasanya
berapa tahun pak sarangnya itu dapat diambil ?
B : Kalau sarang
setahunlah. Tergantung tata ruang di dalamnya
A : Itu kan
pasti harus dibersihin lah ya ? Itu dibersihinnya berpa kali ? Seberapa sering
?
B :
Tergantung,jadi kita lihat kondisi di dalam. Sudah waktunya ya dibersihkan.
Kalau waktu biasanya, kalau sudah kotor sama harus dibersihkan itu.
A : Itu ada
pengaruh gak misalnya kalau waktu sudah dibersihkan jadi banyak ?
B : Gak, gak ada
pengaruh.
A : Kalau musim
hujan lebih banyak daripada musim panas. Itu pengaruh gak ?
B : Pengaruh
tapi gak seberapa pengaruhnya. Biasanya mereka itu kalau sudah bersarang sudah
suka.
A : Gak peduli
sama dunia luar?
B : Iya.
A : Kalau air
ludahnya itu kualitasnya dapat, misalnya kalau burungnya kayak gini, air
ludahnya kualitasnya lebih bagus gitu ? Itu ada gak pengaruhnya ? Kalau air ludahnya kayak gini
atau kualitanya kayak gini ?
B :
Perbedaan-perbedaan air ludah, semuanya
sama yang penting air ludahnya walet.
A : Sama semua.
Jadi ada gak faktor ?
B : Ada yang
warna aja. Ada yang kekuning-kuningan, ada yang yang putih kayak lilin.
A : Kira-kira
warnanya itu dipengaruhi sama alam gak ?
B : Pengaruh,
beda. Yang alami sama yang buatan itu beda. Kalau yang dari goa kuning dia. Ah,
ini contohnya!
A : Itu
sarangnya ?
B : Ini yang
sudut-sudut.
A : Itu yang di sudut ruangan itu ya ?
B : Ya di sudut.
A : Katanya,
lebih murah ya yang di sudut-sudut ?
B : Iya, lebih
murah. Lebih murah lagi yang bakpao.
A : Yang susun ?
B : Oh, gak ada
ini kayaknya disini.
A : Biasanya itu
satu kilo berapa pak ?
B : Oh, gak
tentu sih harganya.
A : Ini apa pak
?
B : Ini yang
mangkok, yang mahal. Tapi yang kotor, tapi terbagi-bagi lagi kategorinya
A : Oh, tadi
yang kekuning-kuningan, kalau dari goa. Iya, lho itu maksunya gimana ?
B : Warnanya dia
agak kuning, kuning seperti ini. Kalau yang putih itu yang ini, itu yang dari
ternak itu.
A : Kalau yang
kualitasnya yang bagus yang kuning atau putih ?
B : Kalau yang
bagus, yang dari goa. Yang dari goa itu alami.
A : Yang putih
itu yang buatan kayak begini ya ?
B : Iya.
A : Oh iya,
terus habis itu untuk bangunan, misalnya
kalau manggil kalau sempit tapi ke atas atau yang rendah tapi luas?
B : Yang luas ,
supaya dia dapat bermain.
A : Kalau sempit
tapi tinggi gimana ?
B : Gak suka.
Maunya yang luas gitu ya. Gak papa . Kalau rendah yang penting luas.
Pak jesi :
A : Gimana cara
mengetahui kualitas ludahnya?
B : Dari kotorannya, itu dapat dilihat qualitynya.
Dengan ciri-ciri sarang itu kurang putih. Kadang-kadang dapat juga air yang
terlalu banyak didalmnya beserta campuran tahinya itu juga dapat mempengruhi.
Akibatnya amioniaknya itu naik, jadi kuality sarang itu kurang murni
A : Jadi yang
lebih mahal itu yang putih ?
B : Iya putih
A : Dapat apa ? Dapat
lihat bentuknya gak ?
B : Tentu saja.
Dia juga dalam beberapa tahun sekali itu ada musim bulu rontok.
A : Musim bulu
rontok itu memang bagaimana pak ?
B : Jadi musim
bulu rontok itu, bulu dari walet rontok banyak, dan terkadang banyak yang
menempel pada sarangnya.
A : Biasanya
sarang dari walet itu buat apa ya pak? Betulkan itu untuk obat pak ?
B :Kalo untuk
obat kita belum tau, cuman disananya saja. Kita cuman mengirim.
A : Biasanya
satu kilo berapa pak?
B : Ini ada
penurunan menjadi sekitar 5 juta setengah kalau sebelum penurunan 14 setengah
A : Bulu rontok
mempengaruhi harga apa tidak pak?
B : Iya, karena
dia jadi campur bulunya ya. Kalo bulu lebat itu 5 juta setengah, tapi kalo yang
bulu rontok itu 3 juta setegah saja.
A : Kalau musim
pengaruh apa gak?
B : Musim dingin
lebih bagus mungkin. Kalau musim hujan kan agak lembab. Lembabnya itu yang
mempengaruhi untuk bikin sarangnya meningat produksinya.
A : Suara dari
rekaman ada pengaruhnya gak? Lalu masyarakat terganggu gak sama suaranya?
B : kalau kita
ya maksimal aja yang ditentkan oleh HO itu 52 desibel (kekerasan suara)Yang
ditentukan oleh HO itu kan gak akan ada gangguan
A : Bagaimana
perbedaan pagi dan saat malam pada membunyikan suara rekaman?
B : Kalo yang
itu sama saja. kalo kita ngidupin suaranya cuman sampe magrib. Jadi kita gak
sampai malem
A : Kalau bentuk
gedung misalnya? sukanya yang kaya gimana?
B : Kalau bentuk
gedung kita belum begitu dapat meneliti. Karena masing-masing orang gak dapat
masuk ke tempat orang lain. Kita kan gak tahu desain masing-masing orang. Jadi
kan kita saling gak tahu
A : Kalau punya
bapak giman bentuk bangunannya?
B : Biasa aja.
A : Luas atau?
B : Ukurannya 6 x 10
A : Inikan
temboknya di kasih air ya? Di bersihkananya gimana?
A : Kalau bentuk gedung misalnya? Sukanya yang
kayak gimana?
B : Kalau bentuk
gedung kita belum begitu dapat meneliti. Karena masing-masing orang gak dapat
masuk ke tempat orang lain. Kita kan gak tau desain masing-masing orang. Jadi
kan kita saling gak tau.
A : Kalau punya
bapak gimana bentuk bangunannya?
B :Biasa aja.
A : Luas atau?
B : Ukurannya
6X10
A : Inikan
temboknya dikasih air ya? Dibersihkannya gimana sering atau gak?
B : Kita kan gak
pake air. Jadi kalau pake air itu dapat mempengaruhi kualitas sarang itu.
A : Tapi kan
katanya dia sukanya lembab?
B : Emang
lembab. Dia itu lembab dek. Dindingnya kan sudah lapis-lapis di dalamnya ada
sterofoam.
A :Itu sudah
lembab ya? Oh, jadi pake sterofoam, bukan air?
B : Dapat
dikasih sterofoam tapi ada juga yang satu lapis. Tingkat kelembabannya kurang.
Kelembabanya 80- 95%. Suhunya itu paling
tinggi 29o. Kalo suhunya 300 bukannya gak mau. Pokoknya
29o yang maksimal.
A : Kalau
kandangnya bapak apa ada kolamnya?
B : Gak ada.
A : Kalau
cahayanya gimana? Ngaruh apa gak?
B : Ya gitu terlalu ngaruh juga. Ya jangan sampe terlalu
terang. Kalau terlalu terang dia kurang
seneng tinggal di sana.
A : Terus
kotorannya dibersihkan gak pak? Tadi ada yang bilang kotorannya gak usah
dibersihkan karena tambah banyak, jadi lebih nyaman.
B : Betul memang
dia lebih nyaman tapi kualitasnya kurang. Emang dia suka mencium bau itu alami
kan baunya itu. Tapi kalau gak
dibersihkan timbul flek kuning-kuning gitu. Seumpama tahinya itu banyak,
disininya juga dapat ada lumut. Kalau sudah ada lumut disini itu nilai jualnya dapat
turun jadi 3 juta setengah. Walaupun sama besarnya segni.
A : Kalau yang
ngambilin airnya harus 1 orang ya, Pak? Katanya dia mengenal bau, aroma-aroma
manusia gitu ya pak?
B : Gak juga
kalo itu keluarga-keluarga aja dapat. Umumnya punya orang-orang itu orang lain
yang ngambil, karena lebih aman kan, karena orangnya sudah tua. Kalo
orang-orang tua itu kan naik sudah takut. Jadi orang lain aja yang ngambil gak
masalah.
A : Ada batasan
gak untuk masuknya?
B : Ya kalau
pengalaman kita paling-paling orang aja. Kalau rame-rame itu ya terganggu juga.
Kalau ngeliat harus waktunya aja. Jadi kalau seumpama kita hari ini naik dia
kan juga kurang nyaman.
A : Tau waktu
yang tepat buat naik itu kapan pak?
B : Kalau
orang-orang kan biasanya setiap tanggal 30 atau 25. Kalo orang-orang yang
biasanya yang padet biasanya 20 kilo ada yang 3 minggu. Tapi kalau yang pemula
umunya 1 bulan 1X
A : Warna gedung
gak ngaruh ya?
B : Gak, cuman
kalo masalah tahinya yang tadi bilangnya nyaman itu kemungkinan betul dia
nyaman cuman kualitasnya kurang bagus. Dapat timbul flek, dapat juga tumbuh
lumut.
A : Kotorannya
itu dijual? Buat apa itu?
B : Untuk
gedung-gedung baru jadi kalau untuk
gedung baru itu. Yang baru diaktifin itu memang umum meminta atau mencari
kotorannya itu. Untuk menetralisir bau-baunan.
A : Untuk
ngebedain air liur burung yang sehat atau
gak itu gimana ya? Sehat semua ya?
B : Air liurnya itu saya rasa gak ada
yang sehat. Insya Allah sehat smua. Untuk mendatangkan penyakit itu udah
diteliti oleh kesehatan. Kita kan sering ada seminar-seminar gitu. Beberapa
kali dari walikota dan bagian kesehatan memang sudah diteliti di Internet sama
dunia tidak mendatangkan penyakit karena dia ini tidak pernah yang namanya
hinggap kecuali dia kalau mau hinggap itu masuk kedalam gedung. Dia buang
kotoran gak sembarangan kitakan diatasnya banyak burung waletnya gak pernah tuh
jemuran dijatuhin. Dia itu kalau mau buang kotoran masuk kedalam.
A : Untuk makanan bapak sediain atau
tidak ?
B : Dia cari sendiri
A : Apa sejenis serangga-serangga gitu
ya?
B : Ia sejenis serangga
A : Udah berapa tahun bapak punya sarang walet ?
B : Udah 4 tahun
A : Pernah rugi ?
B : Alhamdulillah, belum pernah.
Supernya yang ini (menunjukkan contoh)
A : Kualitas yang bagus yang mana ?
B : Yang ini (menunjukkan contoh).
Memang waktu dulu waktu masih normal harganya 14juta.
A : Yang ini kualitasnya semakin bagus
ya ?
B : Ia, kualitasnya bagus. Termasuk
superlah.
A : Semakin tipis berarti semakin bagus
ya dari pada yang tebal?
B : Kalau yang maksimal begini, kalau
yang tebal itu dek kualitasnya udah gak bagus, namanya bakpau. Bentuk bakpau
itu tebal. Kadang-kadang dia seperti ini 3x atau 4x bentuknya itu tebal kayak
gini, jatuhnya lebih murah.
A : Gara-gara tebalnya ya ?
B : Iya gara-gara tebalnya. Ini dia yg
sudah maksimal.
A : Yang ini yang patahan ya ?
B :
Iya memang ini yang patahan
A : Bentuk burung walet itu kecil ya ?
kayak gimana sih ?
B : Iya kecil kayak burung gereja.
Daftar pertanyaan
1.
Apakah suhu mempengaruhi kualitas
sarang walet?
2. Berapa derajat suhu yang tepat untuk membudidayakan
sarang walet?
3. Apakah kelembaban mempengaruhi kualitas sarang walet?
4. Berapa kelembaban di dalam gedung tersebut?
5. Apakah cahaya mempengaruhi kualitas sarang walet?
6. Bagaimanakah pencahayaan yang cocok di dalam gedung?
7. Apakah cuaca mempengaruhi kualitas sarang walet?
8. Apakah warna gedung mempengaruhi datangnya walet?
9. Bagaimana bentuk gedung yang disenangi walet?
10. Bagaimana metode pemanggilan walet?
11. Bagaimana cara membedakan kualitas sarang walet ?
12. Apakah kondisi kesehatan walet mempengaruhi kualitas
sarang walet?
13. Apakah selalu ada kolam di dalam gedung?
14. Bagaimana cara untuk menjaga suhu dan kelembaban di
dalam gedung?
15. Apakah kebersihan mempengaruhi kualitas sarang walet?
16. Seberapa sering gedung walet dibersihkan?
Langganan:
Postingan (Atom)